Munculnya Abraham Samad dari peringkat 5 seleksi Pimpinan KPK menjadi 4 besar sekaligus Ketua KPK terbaru, mengejutkan banyak pihak.
Mengenai kinerjanya — tentu harus diberi kesempatan. Karena tidak fair menghakimi seseorang yang baru akan memulai pekerjaan.
Tetapi yang paling menarik adalah munculnya kenyataan bahwa apa yang ada di benak dan pikiran politisi seringkali berbeda dengan logika intelektual (yang tergabung di pansel) dan nalar publik.
Partai politik dan politisi yang memperoleh kekuasaan karena klaim “pembawa aspirasi” ternyata bermain di ruang kedap suara. Ini untuk kesekian kalinya — suara publik justru mentok di Gedung Wakil Rakyat.
Lalu siang ini di twitter, menikmati pidato brilian Anies Baswedan — tokoh muda yang memang berpikiran cerdas dan bernas. Banyak yang beberapa di antara penikmat twitter menyebutnya sebagai tokoh ideal sebagai presiden.
Saya setuju — dan memimpikan hal yang sama. Tetapi perjalanan menuju kursi presiden tidak mudah. Panjang, butuh biaya dan kerja keras. Tak lupa di ujung jalan itu, para politisi telah menunggu. Dan seringkali mereka bukan hanya merebut tapi juga membelokkan impianmu.
Singsingkan lengan, hentikan pidato, ambil cangkul dan mari merebut jalan-jalan itu. Berpolitiklah….
¤¤¤
3 Des
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.