Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lendy Ramadhan
TRIBUN-VIDEO.COM – Eks Komandan Tim Mawar, Mayjend TNI (Purn) Chairawan menjelaskan alasan dirinya melaporkan majalah Tempo ke Dewan Pers dan Bareskrim Polri
Ia mengaku geram lantaran namanya turut disebut-sebut juga sebagai dalang kerusuhan 21-22 Mei 2019, Rabu (12/6/2019).
Tiba di Bareskrim Polri sekira pukul 09.48 WIB, Chairawan yang mengenakan kemeja hijau bercerita awalnya enggan melapor lantaran menghormati proses hukum.
Ia mengatakan di media sosial ada empat orang yang menyebut namanya. Namun dia hanya berdiam diri seraya menunggu polisi menyatakan dalang dari aksi 21-22 Mei.
“Saya ini sebenarnya belum mau melapor nih. Saya liat di medsos ada yang menyebut nama saya, ada empat orang. Saya diam selama ini. Saya tunggu waktu yang tepat. Kapan? Setelah polisi sebagai penegak hukum menyatakan bahwa dalangnya si ini si ini. Baru saya laporan,” ujar Chairawan, di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2019).
“Tapi kok saya diam ini malah muncul di Tempo. Wah ini kalau dibiarin terus ini jangan-jangan (malah ke arah yang tidak benar). Makanya saya laporkan,” imbuhnya.
Ia pun menegaskan Tim Mawar sudah bubar, sehingga ia mempertanyakan pemberitaan dari Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019 berjudul ‘Tim Mawar dan Rusuh Sarinah’.
Tindakan seperti menjadi dalang kerusuhan disebutnya tidak ada gunanya. Apalagi dilakukan oleh dirinya yang sudah berusia setengah abad lebih.
Menurutnya, siapapun baik itu teman, partai, hingga pemerintah tetap tak akan bisa membela dirinya, bila dia melakukan tindakan yang mengakibatkan korban jiwa.
“Umur saya 63, mau cari apa lagi. Siapa yang membela saya kalau saya melanggar. Jangan kan teman-teman saya atau partai saya, pemerintah pun tidak bisa bela saya kalau (memang) terbukti saya melakukan suatu tindakan yang mengakibatkan korban jiwa. Siapa yang mau? Berbuat tidak ada yang bela dan tidak ada gunanya,” ucap Chairawan.
Sebelumnya diberitakan, Eks Komandan Tim Mawar, Mayjend TNI (Purn) Chairawan mempersoalkan penyebutan ‘Tim Mawar’ dalam pemberitaan Majalah Tempo edisi 10 Juni 2019 berjudul ‘Tim Mawar dan Rusuh Sarinah’.
Ia menegaskan Tim Mawar sudah bubar sejak tahun 1999 silam. Sehingga bila pun memang ada mantan anggota atau personel yang terlibat dalam aksi kerusuhan 21-22 Mei 2019, Chairawan bersikeras tidak bisa disebut sebagai tim.