Laduni.ID, Jakarta – Hari-hari ini kita sering mendengar atau menyaksikan semakin banyak orang di negeri ini yang bicara apa saja, seenaknya, tanpa mikir lebih dulu dan tanpa beban apapun, meski menyakiti orang lain, hoaks dan fitnah yang dapat menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan bersama.
Padahal saban Jumat, khatib sudah sering menyampaikan firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah (takutlah) kepada Allah dan ucapkanlah kata-kata yang benar”. (QS. Al-Baqarah: 70)
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْناً
“Dan sampaikan kepada manusia (masyarakat) kata-kata yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 83)
Nabi Muhammad SAW juga sudah mengatakan:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau (jika tidak), hendaklah ia diam saja.” (HR. Bukhari)
Imam An-Nawawi, mengomentari Hadis Nabi di atas: “Sabda Rasulullah SAW, ‘Maka hendaklah ia berkata-kata yang baik atau hendaklah ia diam’, bermakna jika seseorang ingin menyampaikan pendapat, pikiran, gagasan, maka pertimbangkanlah dan pikirkan dengan jernih. Jika apa yang ia sampaikan itu kebaikan, maka sampaikanlah, dan jika tidak jelas kebaikannya maka hendaklah ia menahan diri, karena dikhawatirkan menimbulkan masalah yang buruk.”