Film ‘Kabut Berduri‘ mengisahkan Sanja, perempuan detektif muda yang baru datang dari Jakarta. Ia datang di pulau Borneo yang kejahatannya penuh dengan teka-teki, mistis, dan nilai patriarki.
Perempuan tak bisa bersuara, dan laki-laki menyimpan kejahatannya secara rapi dan saling melindungi, film ini menunjukkan ada sejumlah kasus di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia yang biasa terjadi disana: Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), penyerobotan lahan, dan para politikus yang bekerja sama dengan polisi dan aparat untuk saling menyuap. Semuanya tertutup rapi.
Semua tertutup rapi sampai Sanja datang.
Sanja datang tepat ketika ada kepala orang yang menggelinding dengan tubuh terbunuh. Tak hanya satu kepala yang tertebas, tapi banyak kepala. Misteri siapa pembunuh mereka ini adalah misteri yang harus diungkap Sanja.
Disana, di hutan Borneo yang dipimpin oleh Panca (Lukman Sardi), Sanja bagai perempuan yang tak diinginkan kedatangannya, sekaligus diremehkan.
Baca Juga: Film ‘Heartbreak Motel’: Toxic Relationship dan Trauma Masa Kecil, Hindari atau Hadapi?
“Cantik ya, kacamatanya bagus,” kata Panca. Ada nada meremehkan.
Film Kabut Berduri adalah film tentang peristiwa Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Edwin, yang dikenal sebagai sutradara Posesif (2017) dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021).
Film ini dibintangi Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Nicholas Saputra dan dirilis secara digital di Netflix pada 1 Agustus 2024.
Sanja, seorang detektif yang menyelidiki pembunuhan berantai yang mengambil tempat di perbatasan Indonesia dan Malaysia ini. Ia juga harus menghadapi masa lalunya yang buruk, tentang traumanya yang menabrak anak kecil hingga meninggal.
Sanja mencoba jadi polisi baik yang menolong masyarakat yang lemah. Ia lalu mencoba membongkar banyak pembunuhan disana, tapi ia tidak diberikan informasi memadai tentang teka-teki pembunuhan itu. Akibatnya, tiap hari Sanja harus kerja sangat keras untuk memecahkan semua teka teki ini. Disana, Sanja bekerja dalam tim bersama dengan Thomas (Yoga Pratama), polisi di daerah sana.
Dalam pencariannya, Sanja bertemu dengan Bujang (Yudi Ahmad Tajudin), orang yang telah lama menetap di sana.
Nicholas Saputra, komandan TNI yang ada disana yang sudah jauh hari mengenal Sanja, sesekali mengungkit Sanja soal masa lalunya.
Baca Juga: Film ‘Maid’ Perjuangan Korban KDRT yang Berani Keluar dari Rumah
Sebelumnya saat awal Sanja masuk polisi, ia pernah nabrak anak sampai meninggal. Kasusnya ditutup dan Sanja tak dihukum. Namun ia justru tersandera karena kasus ini. sejak itu sanja janji akan banyak menyelamatkan orang
Komandan TNI ini meledeknya, memang kamu mampu selamatkan orang?
Norma patriarki bahwa perempuan tidak usah ikut campur dalam urusan pekerjaan laki-laki, jelas terlihat dalam film ini. Sampai suatu hari Sanja tak boleh meneruskan pekerjaanya dan dihambat untuk menemukan siapa dalang pembunuhan dalam kejadian-kejadian ini. Sanja disuruh pulang ke Jakarta dan diganti dengan polisi lainnya karena dianggap menyulitkan.
Penonton akan dibuat berpikir tentang teka-teki siapa yang melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), siapa yang melakukan kejahatan lingkungan yang mengorbankan anak-anak perempuan dan penduduk setempat, serta pembunuhan berantai yang mengesampingkan peran penduduk dan masyarakat adat disana
Film ini seperti membius dengan teka-teki hal-hal yang selama ini banyak dibicarakan orang tentang kejahatan lingkungan dan TPPO, bagaimana jual beli tubuh anak-anak perempuan di perbatasan, juga politikus dan polisi yang menutup kedok mereka dengan rapi karena kejahatan adalah hal yang biasa dilakukan.
Bagaimana akhir petualangan Sanja? Siapa yang menjadi pembunuh kepala-kepala yang tiba-tiba tertancap di pohon, menggelinding dan dibakar? Siapakah dalang dan sindikatnya? Tonton Kabut Berduri!
(sumber foto: Netflix)
