Film ‘Subservience’ Stigma Pada Robot AI Penggoda Suami

film-‘subservience’-stigma-pada-robot-ai-penggoda-suami

Cerita dalam film “Subservience” diawali ketika Nick (Michele Morrone), seorang ayah yang harus mengurus rumah dan anaknya karena istrinya, Maggi (Madeline Zima) tiba-tiba sakit.

Maggi harus dilarikan ke rumah sakit karena terkena jantung.

Nick dan Maggi punya 2 anak yang masih Balita. Karena repot dengan kondisi Maggi yang masih dalam perawatan rumah sakit, maka Nick kemudian membeli robot bernama Alice (Megan Fox) untuk mengurus rumah. Alice mereka temukan secara tak sengaja di mall ketika Nick jalan-jalan dengan 2 anaknya.

“Lihat, ini teknologi terbaru AI. Robot ini bisa membantu pekerjaan anda di rumah,” kata penunggu pameran di mall.

Tertarik karena merasa kerepotan mengurus anak di rumah, Nick kemudian membeli Alice. 

Alice kemudian bertugas membersihkan rumah tangga, fungsinya sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT), hal-hal yang selama ini selalu dikonotasikan sebagai pekerjaan perempuan. Di luar itu, ia punya tugas menemani anak-anak mengerjakan PR dan menemaninya tidur.

Alice juga digambarkan sebagai robot yang seksi, menggoda, kuat, ambisius. Wajah dan perilakunya sangat mirip dengan manusia. Teknologi Artificial Intelligence (AI) memang telah menjadikan robot sangat mirip manusia, dari wajah sampai gerak-geriknya. 

Lama-lama tugas Alice bertambah, seperti ia menemani anak-anak tidur karena Nick yang pulang larut malam. Sesekali ia juga jadi teman bicara Nick.

Baca Juga: Kasih Sayang Artificial: Punya Hubungan Romantis dengan Chatbot AI, Mungkinkah?

Cerita kemudian berubah ketika Alice kemudian tertarik pada Nick. Alice tiba-tiba senang menggoda Nick, ia memanjakan Nick yang ia anggap sedang kesepian dan stres, sampai kemudian ia punya perasaan cemburu seperti manusia pada umumnya. Nick yang dalam kondisi bingung karena istrinya yang sakit dan harus menghandle pekerjaan dan anak, menjadi tergoda dengan kondisi ini. Situasi stres nya kian bertambah ketika Maggi harus mendapatkan donor jantung, namun sulit didapatkan.

Film Subservience merupakan film dimana kita masuk pada masa revolusi industri 5.0 yang mana banyak pekerjaan telah diganti dengan robot. Namun cerita di film tentang menggantikan robot rumah tangga sebagai perempuan, yang mengerjakan tugas domestik, sampai merayu dan punya perasaan cemburu, hanyalah upaya misoginis yang dibuat di film untuk membenci perempuan. Bahkan sebagai robot pun, perempuan tetap distigmakan sebagai orang yang hanya bisa menggoda dan menghancurkan rumah tangga orang lain. 

Paling tidak film ini bercerita soal ini. Alice digambarkan sebagai robot seksi, penggoda yang merusak relasi suami istri. Alice juga digambarkan sebagai robot yang tak punya perasaan sebagai manusia ketika bersentuhan dengan laki-laki, punya perasaan cemburu yang membakar dan menghancurkan. 

Baca Juga: Kini AI bisa Mengetahui Prediksi Hubungan Asmaramu dari Suara

Kelahiran robot di abad-abad awal sebenarnya dilakukan untuk membantu manusia, namun banyak film robot yang digunakan untuk menghancurkan dunia, dan kali ini ada robot perempuan penghancur rumah tangga. 

Sejarah robot berawal dari masa kuno. Selama Revolusi Industri, manusia mengembangkan kemampuan rekayasa struktural untuk mengendalikan listrik sehingga mesin dapat digerakkan dengan motor kecil. Pada awal abad ke-20, gagasan tentang mesin humanoid ini kemudian dikembangkan untuk membantu pekerjaan manusia.

Penggunaan pertama robot modern adalah di pabrik-pabrik sebagai robot industri. Robot industri ini adalah mesin tetap yang mampu melakukan tugas-tugas manufaktur yang memungkinkan produksi dengan lebih sedikit pekerjaan manusia. Robot industri yang diprogram secara digital dengan kecerdasan buatan telah dibangun sejak tahun 2000-an. Dan dalam revolusi industri 5.0 ini, robot tak hanya bekerja di pabrik-pabrik atau perusahaan, tapi sudah masuk ke rumah-rumah tangga menggantikan pekerjaan rumah tangga. 

Baca Juga: AI Bisa Memprediksi Langgengnya Hubungan Lewat Cara Bicara

Sosok perempuan tak pernah lepas dari ini semua, selalu dilekatkan dengan hal-hal yang berbau nakal dan penghancur. Alice digambarkan sebagai perempuan obsesif yang harus mendapatkan cinta Nick dan mau menyingkirkan Maggi. Sudah bisa ditebak, dalam babak-babak film berikutnya, yang dihadirkan adalah Alice versus Maggie, robot perempuan versus perempuan istri yang digambarkan bertengkar dan berebut.

Kehadiran Alice Ini tidak sesuai kenyataan, karena data menunjukkan, laki-laki lebih banyak melakukan KDRT dibanding perempuan. 

Anomali cerita film ini sudah terasa mulai pertengahan film. Hal yang lain, cerita dalam film ini juga menyudutkan peran Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang digambarkan sebagai pekerja yang suka menggoda suami atau pemberi kerja. 

Film ini walaupun menegangkan karena berisi tragedi demo tragedi, tapi memitoskan perempuan sebagai penggoda laki-laki. Bahkan ketika jadi robot pun, perempuan masih dikonstruksikan genit dan penggoda.

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Film ‘Subservience’ Stigma Pada Robot AI Penggoda Suami

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us