5 Manfaat Membaca Novel untuk Tingkatkan Kecerdasan Emosional

Sering kali masyarakat kita cenderung meremehkan seseorang yang memiliki hobi membaca novel dan mendorong orang tersebut untuk memilih bacaan yang lebih serius. Padahal membaca novel bisa meningkatkan kecerdasan emosional, lho!

Membaca novel memiliki banyak manfaat yang bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mental kamu. Berikut 5 di antaranya seperti yang telah dilansir dari Expert Editor.

1. Menumbuhkan Empati

Penting untuk melepaskan anggapan bahwa membaca novel itu tidak produktif karena sebenarnya membaca novel membantu kamu untuk memahami perasaan dan pengalaman tokoh utama dengan lebih baik.

Kemampuan kamu untuk memahami karakter yang berbeda bisa meningkatkan kecerdasan emosional secara signifikan. Jika diterapkan ke dalam interaksi di dunia nyata, bisa membuat kamu lebih berempati saat berurusan dengan orang-orang di sekitar.

2. Memperkaya Perbendaharaan Kosa Kata

Dalam novel, biasanya penulis selalu menggambarkan emosi karakter dengan sangat jelas yang menarik kamu ke dalam dunia mereka. Penggambaran emosi yang bernuansa dalam novel bisa memperkaya perbendaharaan kosa kata kamu dan ini bukan hanya tentang mempelajari kata-kata baru.

Ini melibatkan pemahaman kompleksitas emosi, membedakan perasaan serupa, dan kemampuan mengekspresikan emosi kamu sendiri dengan lebih efektif. Peningkatan kosa kata ini bisa sangat meningkatkan kecerdasan emosional, menjadikan interaksi kamu dengan orang lain lebih bermakna dan berwawasan luas.

3. Meningkatkan Keterampilan Sosial

Sastra fiksi seperti novel kaya akan interaksi dan dinamika sosial. Pemaparan terhadap beragam situasi sosial dalam novel membekali kamu dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku manusia, dinamika, dan isyarat sosial. Membaca novel bisa meningkatkan keterampilan sosial kamu dengan memungkinkan kamu memahami perspektif dan perilaku yang berbeda.

4. Mendorong Penerimaan Ambiguitas

Novel sering kali menyajikan narasi dan karakter kompleks yang tidak selalu mengikuti pola yang bisa diprediksi. Alur ceritanya bisa rumit, akhir cerita terbuka, dan motivasi karakter terkadang ambigu.

Aspek fiksi ini memaksa kamu bergulat dengan ambiguitas, merasa nyaman karena tidak mempunyai jawaban yang jelas. Hal ini mengajarkan kamu bahwa tidak semua respons emosional bersifat lugas dan tidak semua perilaku manusia bisa dikategorikan dengan rapi.

Merangkul ambiguitas membantu kamu menjadi lebih berpikiran terbuka dan pengertian. Ini merupakan bagian integral dari kecerdasan emosional yang memungkinkan kamu untuk mendekati situasi dan orang-orang tanpa prasangka atau ekspektasi yang kaku, sehingga menghasilkan interaksi yang lebih sehat dan lebih berempati.

5.Memicu Refleksi Diri

Refleksi diri adalah bagian tak terpisahkan dari membaca novel, tapi ketika kamu rela membenamkan diri dalam dunia dan karakter fiksi tersebut, kamu akan mendapatkan pemikiran yang lebih introspektif. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan peran refleksi diri dalam pertumbuhan emosi kamu.

Ketika kamu bereaksi terhadap sebuah cerita, itu bisa menjadi indikasi bahwa kamu terhubung dengan narasi pada tingkat yang lebih dalam. Hubungan ini bisa membantu kamu memahami respons emosional dengan lebih baik, yang mengarah pada peningkatan kecerdasan emosional seiring berjalannya waktu.

Kompleksitas kecerdasan emosional dan perkembangannya sering kali terkait erat dengan cara kita berinteraksi dengan orang lain dan dunia di sekitar kita. Salah satu keterlibatan tersebut adalah hubungan kita dengan fiksi.

Apakah membaca novel jadi salah satu hobi kamu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!