Kesehatan Mental | Literasi | patjarmerah Kecil 2024
FOMOMEDIA – Mencintai diri sendiri jadi salah satu pekerajaan rumah (PR) besar bagi manusia modern di tengah riuhnya aktivitas pamer di media sosial.
Pernah enggak, sih, merasa kesulitan mencintai diri kamu sendiri? Rasanya, kok, seperti tidak melihat ada kelebihan yang berarti di diri sendiri, apalagi kalau dibandingkan dengan orang lain.
Perasaan ini ternyata tidak cuma ada di pikiran kamu saja, lho. Menurut praktisi mindfulness Adjie Santosoputro, kesulitan untuk mencintai diri sendiri kerap terjadi karena kita abai terhadap diri kita dan sibuk mengurusi orang lain.
“Manusia pada dasarnya agresif, keberadaan orang lain terutama yg lebih sukses dari kita, kita anggap sebagai ancaman. Sehingga, pikiran kita itu enggak mau tenang,” katanya dalam diskusi bertajuk “Cinta: Kenal Diri Supaya Sayang” di Festival patjarmerah kecil, pada Sabtu (29/06/2024) di Pos Bloc, Jakarta Pusat.
Manusia Kian Agresif
Menurut Adjie, agresivitas manusia ini makin tinggi seiring dengan perkembangan media sosial dan teknologi. Di media sosial contohnya, semua orang berlomba untuk membagikan hal-hal menarik dalam kehidupannya.
Di sisi lain, seluruh aplikasi yang terpasang di perangkat elektronik kita meminta kita untuk memberi perhatian sesegera mungkin melalui call to action (CTA). Misalnya seperti “Beli sekarang!”, “Daftar sekarang juga!”, “Jangan sampai ketinggalan!”. Beberapa aplikasi bahkan menyematkan nama penerima email atau pemberitahuan untuk menarik perhatian.
Ini membuat manusia modern menjadi tidak pernah rehat, selalu sibuk melakukan sesuatu, ditambah lagi dengan adanya glorifikasi hidup produktif.
Dampaknya, alam bawah sadar manusia modern tertekan dan merasa takut setiap saat. “Karena kita manusia modern sering kali merasa takut, kita kehilangan esensi. Sehingga, decision making kita buruk dan jadi agresif pada diri sendiri,” tuturnya.
Mencintai Diri Sendiri ≠ Egois
Dilansir Oxford University Press, filsuf Prancis JJ Rousseau pertama kali memperkenalkan konsep self love melalui Amour de Soi dan Amour Propre pada abad ke-18. Amour de Soi diartikan sebagai ‘mencintai diri sendiri’ sementara Amour Propre diterjemahkan sebagai ‘cinta atas validasi orang lain’.
Adjie mengatakan bahwa konsep self love terus berkembang. Ini kembali populer pada masa modern ketika muncul fenomena banyak orang yang mengorbankan diri demi membahagiakan orang lain.
Kendati begitu, tren self love atau mencintai diri sendiri mesti disikapi secara hati-hati. Sebab, bisa salah kaprah dan justru menjadi egoisme.
Sebab menurut Adjie, self love dapat terlihat dari bagaimana kita ramah pada diri kita dan memprioritaskan diri sendiri sebelum memprioritaskan orang lain. Ciri lainnya dari self love adalah ketika tidak lagi mengutamakan “aku” dan bersikap welas kasih pada orang lain tanpa pamrih.
Sebaliknya, selfish atau egois justru menjadikan “aku” sebagai titik tumpu dan utama tanpa memikirkan efek lain pada orang lain. Misalnya dengan bersifat agresif atau berlaku kasar dengan alasan trauma atau justru mengatasnamakan self love itu sendiri.
Proses Seumur Hidup
Nah, sekarang sudah tahu, kan, bedanya self love atau mencintai diri sendiri dengan selfish alias egois? Kalau kamu masih kesulitan dengan mencintai diri sendiri, enggak perlu takut.
Sebab, seperti kata penulis sekaligus influencer Alexander Thian dalam kesempatan yang sama, fase menemukan diri dan mencintai sendiri itu berlangsung sepanjang kita hidup.
“Banyak banget rasa iri melihat pencapaian orang di sekitar kita dan bikin kita insecure atau merasa enggak berharga, sampai aku sadar kalo kita tidak mulai dengan garis start yg sama, kita semua punya timeline yg berbeda,” tutupnya.
Diskusi “Cinta: Kenal Diri Supaya Sayang” merupakan salah satu rangkaian acara festival literasi patjarmerah Kecil 2024 yang diadakan di Pos Bloc selama 29 Juni-7 Juli 2024. Bagi kamu yang penasaran, bisa mengunjungi patjarmerah.com/patjarkecil untuk informasi detail acara. Atau, kamu juga mengunjungi Instagram resmi di @patjarmerah_id.
Penulis: Elin Kaban
Editor: Safar
Ilustrator: Vito