Disinformasi | OpenAI | Teknologi
FOMOMEDIA – OpenAI akui teknologinya dipakai beberapa negara untuk propaganda. Disinformasi AI kian terasa masif belakangan ini.
Perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) OpenAI merilis laporan bahwa teknologinya telah digunakan untuk operasi rahasia. Operasi ini dilakukan oleh Israel, Rusia, China, dan Iran.
Laporan yang diumumkan pada Kamis (30/5/2024) kemarin itu menjadi fenomena di tengah maraknya penggunaan AI. Apalagi, teknologi kiwari itu sedang kampanye supaya tidak disalahgunakan.
Namun, apa yang dilakukan Israel dan beberapa negara tersebut telah menunjukkan kejahatan tersendiri. Negara-negara itu justru membuat konten propaganda di seluruh media sosial. Bahkan, berbagai konten itu diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Laporan yang dirilis di laman resmi OpenAI itu telah menjadi keresahan tersendiri. Di tengah perkembangan AI generatif, penggunaan kecerdasan buatan seharusnya didorong menuju kebijaksanaan.
Sayangnya, belakangan ini beberapa kalangan peneliti justru memberikan atensi kekhawatiran atas penggunaan teknologi tersebut. Salah satu kasus yang membikin heboh adalah YouTuber asal Ukraina. Sosok perempuan yang terkenal di negaranya itu justru wajahnya dipakai untuk konten propaganda pro Rusia.
Disinformasi Kian Masif
Disinformasi makin nyata dan masif terjadi di internet. OpenAI sebagai salah satu perusahaan pengembang awal AI generatif merasa perlu ada tanggung jawab. OpenAI mencoba meredam dan melawan kampanye disinformasi.
BACA JUGA:
Menyitat The Guardian, laporan OpenAI setelah 39 halaman itu merupakan satu laporan paling rinci dari perusahaan kecerdasan buatan tentang penggunaan perangkat lunaknya untuk propaganda. Perusahaan tersebut mengklaim para penelitinya menemukan dan melarang akun yang terkait dengan lima operasi pengaruh rahasia selama tiga bulan terakhir. Parahnya, aktor yang menjalankan operasi rahasia ini berasal dari pihak negara dan swasta.
“Semua operasi ini menggunakan AI sampai tingkat tertentu, tetapi tidak ada yang menggunakannya secara eksklusif. Sebaliknya, materi yang dihasilkan AI hanyalah salah satu dari banyak jenis konten yang mereka unggah, selain format yang lebih tradisional, seperti teks yang ditulis secara manual atau meme yang disalin dari internet,” tulis laporan OpenAI.
Digunakan untuk Propaganda
Dalam penggunaannya, di Rusia, ada dua operasi rahasia yang menciptakan konten untuk mengkritik Ukraina, Amerika Serikat, dan beberapa negara Baltik. OpenAI digunakan untuk men-debug kode dan membuat bot yang diunggah di Telegram.
Tak jauh beda, di China penggunaan AI juga digunakan untuk menghasilkan teks dalam bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, dan Korea, yang kemudian diunggah oleh operator di Twitter dan Medium.
Di Iran, orang-orang yang tidak bertanggung jawab telah membuat artikel lengkap yang menyerang Amerika Serikat dan Israel. Sementara, di Israel, ada sebuah firma politik bernama Stoic yang menjalankan jaringan akun media sosial palsu dengan menciptakan konten propaganda terkait perang genosida di Gaza.
Kini, dengan adanya berbagai penyalahgunaan AI itu, OpenAI berencana bakal secara berkala melakukan pelaporan. Perusahaan tersebut pun dituntut harus lebih ketat dalam menerapkan kebijakannya.
Penulis: Sunardi
Editor: Safar
Ilustrator: Vito