Internasional | Palestina | Singapura
FOMOMEDIA – Tiga aktivis Singapura pro Palestina didakwa menghasut warga untuk menyurati perdana menteri supaya memutus hubungan dengan Israel.
Ada tiga aktivis di Singapura didakwa oleh negara lantaran dianggap menghasut publik membela Palestina. Tiga aktivis tersebut dianggap telah mengumpulkan massa supaya mengirimkan surat kepada perdana menteri untuk mengakhiri hubungan dengan Israel.
Singapura menjadi salah satu negara ketat dalam mengatur protes warganya. Saking ketatnya, demonstrasi publik tidak boleh memperjuangkan kepentingan negara lain. Dalam hal ini termasuk membela Palestina.
Sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, hingga dewasa ini konflik di Gaza, Palestina belum usai. Puluhan ribu warga Palestina menjadi korban kekejaman Israel.
Banyak masyarakat sipil dunia yang memberikan dukungan supaya perang segera dihentikan. Desakan ini menggema salah satunya dengan tagar All Eyes On Rafah. Rafah, kota di Gaza bagian selatan, menjadi benteng terakhir warga Palestina mengungsi dan menghindari militer Israel.
Namun, Rafah diserang juga oleh Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kukuh dengan pendiriannya bakal menghabisi pentolan Hamas hingga tak tersisa. Gara-gara hal ini, akhirnya warga Palestina di Rafah harus mencari perlindungan lagi.
Warga Dilarang Bela Palestina
Meski Singapura dihuni warga muslim, hal ini lantas tidak menjadikan negara tetangga tersebut memperbolehkan protes dan mendukung Palestina. Bahkan, aparat keamanan negara itu telah mendesak warga untuk tidak melakukan protes.
Namun, meski dilarang, para aktivis di Singapura tetap menyuarakan protes. Khususnya mereka yang berusia muda, tak sedikit yang turut menyuarakan di media sosial.
BACA JUGA:
Menurut BBC, pada Februari 2024, para aktivis memimpin sekitar 70 orang berjalan sepanjang dari Orchard Road ke kompleks presiden di sebelahnya. Massa aksi terlihat membawa berbagai pernak-pernik yang memperlihatkan dukungan kepada Palestina. Salah satunya adalah simbol buah semangka.
Penggunaan buah semangka menjadi bentuk gerakan mendukung Palestina. Salah satu yang mendasarinya adalah warna buah semangka yang senada dengan bendera Palestina.
Massa aksi ketika sudah sampai di kompleks presiden, menyerahkan surat sebanyak 140 buah kepada staf. Gara-gara inilah kemudian pemerintah Singapura geram.
Aksi Tidak Izin
Salah satu yang menjadi hal aneh di dunia ini adalah aksi demonstrasi harus izin. Termasuk di Singapura, aksi dukung Palestina tersebut dianggap dilakukan tanpa ada izin dari pihak berwenang.
Tiga aktivis Singapura yang dianggap mengagitasi warga yakni Annamalai Kokila Parvathi, Siti Amirah Mohamed Asrori, dan Mossammad Sobikun Nahar. Ketiganya didakwa telah menyelenggarakan demo tanpa izin.
Menurut laporan CNA, baik Parvathi, Asrori, dan Nahar didakwa berdasarkan Undang-Undang Ketertiban Umum. Mereka juga melakukan aksi di sepanjang perimeter Istana, yang dianggap sebagai area terlarang.
Gara-gara melakukan penghasutan, ketiga aktivis tersebut dapat didenda hingga 10 ribu dolar Singapura atau penjara selama enam bulan.
Namun, meski melarang warganya untuk Protes, Singapura sendiri saat ini telah menyatakan dukungannya terhadap Palestina. Negara tersebut juga mendukung resolusi PBB yang menyerukan Israel dan Hamas untuk menghentikan permusuhan.
Penulis: Sunardi
Editor: Safar
Ilustrator: Vito