Mubadalah.id – Pembahasan gen-z ga akan ada habisnya. Kita, jadi penguasa media sosial saat ini, kita juga sudah mulai masuk dalam dunia kerja. Walau dalam berbagai konten dalam media sosial kinerja gen-z sangat buruk dari generasi sebelumnya. Kreatifitas tanpa batas, generasi emas, dan beragam tantangan mereka hadapi. Ya hal ini juga diamini oleh beberapa gen-z itu sendiri.
Indonesia Cemas
Indonesia emas 2045, jadi tagline yang sudah muak gen-z dengarkan. Mereka diberikan mandat penuh dalam 100 tahun Indonesia, tetapi kehidupannya saat ini pun tak jelas kondisinya.Memikirkan jauh ke depan jadi ketakutan sendiri bagi gen-z. Belum lagi banyak fenomena baru yang gen-z alami. Bukan mau meromantisasi keadaan, tapi bagaimana lagi ini benar terjadi. Emas tadi bahkan sering dapat plesetan bahwa gen-z generasi cemas.
Betapa cemas dan tidak berdayanya gen-z sebenarnya. Saya juga masuk dalam salah satunya terkadang takut dan memang gampang cemas dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Masalah ini itu, dan fenomena ini itu jadi penyebabnya. Pusing sendiri memikirkannya, tantangan semakin rumit, persaingan lebih kompleks, dan keinginan untuk terus upgrade diri entah demi fomo atau haus ilmu akan gen z lakukan.
Keseringan mendengar dan tahu akan fakta gen-z buat saya terkadang pusing sendiri. Apa itu tanda kecemasan gen-z tadi ya? Dari cemas jadi bingung, hingga akhirnya yaudah lah. Atau bagaimana semestinya? Belum lagi dengan masalah personal yang menimpa mereka, yang tak kadang jadikan gen-z bergumam “ohiya, cocok nih sama gua” terulang, dan begitu terus sampai tak tahu mana akhirnya.
Bisa jadi itu adalah hal yang benar, gen-z cemas bukan hanya karena mereka yang lemah atau sebagainya. Tetapi dengan adanya media framing yang begitu membingungkan bagi gen-z. Generasi ini jadi terusan generasi milenial dan Y yang punya dinamika jauh berbeda. Coba bayangkan, jika generasi ini hidup pada era media saat ini, mereka juga akan mengalami kecemasan yang sama.
Bernasib Sama Seperti Generasi Sebelumnya
Begitu pula dengan Gen Z yang hidup pada masa gen milenial dan Y, mereka juga akan mengalami hal yang sama yaitu kecemasan tersendiri dari adanya krisis, perang dan kondisi lainnya. Kondisi ini bukan tanpa alasan, tantangan setiap generasi pasti adanya, generasi sebelumnya juga punya tantangan tersendiri. Dan disisi lain, generasi sebelumnya juga punya kekuatan tersendiri. Yang artinya gen-z juga punya beragam kekuatan yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Dari berkembangnya media sosial, gen z tidak hanya hidup bersama orang’-orang sekitar. Media sosial, perkembangan Artificial Intelegent, hingga masalah negara dan beragam pendapat orang dapat mereka konsumsi setiap harinya. Gen-z tak hanya butuh retorika dan ucapan tanpa tindakan yang jelas. Mereka lebih ingin melakukan aksi nyata ketimbang hanya sebatas pendekatan kata-kata.
Generasi yang Kuat
Walau demikian tantangan lain muncul, bagaimana gen-z dapat mengolah beragam informasi ditengah kehidupan sosialnya yang juga sama peliknya? Apalagi mereka yang punya keterbatasan tertentu, baik dalam penyebaran informasi maupun kondisi ekonomi. Pertanyaan pasti akan muncul dari para gen z hingga saya sendiri. Dan inilah pentingnya rasa cemas gen-z.
Generasi yang punya penetrasi tinggi terhadap keadaan sekitar juga punya andil besar dalam menyikapi kondisi saat ini. Gen-z bukan hanya generasi yang cemas dan tak dapat melakukan apapun. Kreativitas, ketangguhan, rasa ingin tahu, belajar hal baru dan kelebihan lainnya gen z miliki.
Hai gen-z, kalian sudah sampai akhir dalam cerita ini, jika judulnya click bait itu memang tujuannya. Tapi bagaimana sikap kalian kini para gen-z yang dapat hantaman beragam survei kecemasan, kondisi psikologis, hingga ekonomi yang hasilnya selalu buruk? Kecemasan bukan hal yang baru saja ada dalam satu generasi, gen-z harusnya dan semestinya bisa menghadapi beragam kondisi ini. []