Kalimat Bully Terhadap Diri Sendiri 1.0: Bukan Orang Lain, Kita Juga Sering Jahat pada Diri Sendiri

kalimat-bully-terhadap-diri-sendiri-1.0:-bukan-orang-lain,-kita-juga-sering-jahat-pada-diri-sendiri

Ketika kita melihat kasus bully di media sosial, seringkali hati merasa pedih dan ikut terluka. Pasalnya, kita tahu bahwa dampak bully itu bukan sebatas luka-luka fisik saja. Ada luka yang lebih berbahaya, yaitu luka dan trauma dalam hati seorang korban bully yang kemungkinan akan bertahan dalam waktu yang lama. Salah satunya adalah merosotnya rasa percaya diri sampai titik minus, malah barangkali semangat hidup pun berkurang drastis. Sedih ya?

Di luar aksi bullying yang terjadi di luar sana, sadar nggak sih kalau terkadang kita bersikap sama jahatnya kepada diri sendiri? Bahkan mungkin pem-bully kita yang paling kejam adalah diri kita sendiri. Contoh yang paling sepele adalah dengan mengucapkan kalimat-kalimat negatif atau cap buruk ke diri sendiri sehari-hari hingga tak menyadarinya bahwa ucapan tersebut memberikan dampak yang berbahaya. Ujung-ujungnya kita bisa kehilangan kepercayaan diri yang sudah dibangun mati-matian. Please, berhenti ya mulai hari ini!

1. Ketika diri sedang ingin mencoba hal atau tanggung jawab baru, lalu kita mempertanyakan kemampuan itu. Kenapa tidak dicoba dulu?

Kalimat Bully Terhadap Diri Sendiri 1.0: Bukan Orang Lain, Kita Juga Sering Jahat pada Diri Sendiri

Emang kamu bisa?

Merasa ragu-ragu atas kemampuan diri itu wajar, apalagi bila berkaitan dengan hal baru. Akan tetapi, bukan berarti harus menutup diri sendiri karena sudah merasa tidak mampu duluan dong. Kita kan tak tahu apa yang akan terjadi jika tak mencoba dulu.

2. Di luar sana mungkin banyak orang yang keren dan jago, tapi kenapa harus berasumsi bahwa diri sendiri nggak bisa sama jagonya?

Memang benar mungkin di luar sana banyak yang punya keahlian dan jago dalam melakukannya,  tapi bukan berarti kamu tak bisa sama baiknya dengan mereka. Bukan sombong atau merasa diri lebih baik tapi percaya pada kemampuan yang kita miliki itu wajib hukumnya.

3. Daripada meributkan soal penampilan, kenapa tidak fokus pada mengembangkan kelebihanmu yang spesial? Lagipula penampilan itu bisa diakali dengan make-up kok

Dengan skill mengaplikasikan make-up, kecantikan atau ketampanan bisa didapatkan. Tapi, ingat juga bahwa di luar itu, ada banyak potensi dalam dirimu yang bisa menarik kaum adam, bukan? Lagipula, keahlian yang kamu miliki tak hanya bisa digunakan untuk menarik kaum adam saja tapi juga kesempatan-kesempatan menarik lainnya seperti di bidang karier.

4. Ingat tidak saat kita bilang “Duh, gue gendut banget siih…”? Dari situ, kita jadi sering tak PD dengan penampilan diri sendiri

Nyaman dengan diri sendiri adalah kunci dari rasa percaya diri. Tak peduli seperti apa kita melenceng dari definisi cantik atau tampan yang dibuat masyarakat, selama nyaman, hal itu tak akan jadi soal. Akan tetapi, bila kita sering mengucapkan kalimat-kalimat yang membuat diri sendiri tak nyaman, artinya kita juga mematikan rasa percaya diri sendiri.

5. Membandingkan diri dengan orang lain bukan hanya tanda tak bersyukur, tapi mengecilkan potensi yang kita miliki

Apakah dia yang cantik, tajir, cerdas, dan terlihat wow di mata semua orang itu selalu bahagia? Selalu nyaman dengan dirinya sendiri? Belum tentu. Ingat bahwa setiap orang punya kekurangan juga. Pun, kita juga punya kok titik istimewa sendiri-sendiri.

6. Melakukan kesalahan atau kebodohan-kebodohan adalah hal manusiawi. Tak perlu sampai memaki diri sendiri dan mengangggap tak becus apa-apa

Sebuah kesalahan bisa dilakukan oleh siapa saja, terlepas dari bagaimanapun kemampuannya. Dari situ, seseorang bisa belajar serta berusaha menjadi lebih baik lagi di langkah-langkah ke depan. Jadi, kalau tidak bisa sekarang, bukan berarti kamu tidak bisa apa-apa selamanya.

7. Dengan alasan gender sengaja membatasi diri sendiri, padahal baik cowok ataupun cewek bisa melakukan hal yang sama hebatnya

Cowok itu harusnya A, B, C, D. Cewek iktu nggak boleh X, Y, Z. Standar masyarakat semacam itu jamak kita temui, tapi bukan berarti harus selalu dipercayai. Jangan sampai setiap kali hendak mengejar mimpi kita terpatok di sana, bahwa kita harus A, B, C, D, dst. Cowok dan cewek punya potensi yang sama besarnya kok.

8. Saat perselingkuhan terjadi, banyak yang justru memaklumi. Introspeksi itu perlu tapi tidak sama dengan menyalahkan diri sendiri

Ketika sebuah hal berjalan tak sesuai rencana, kita memang perlu introspeksi. Namun, hal ini berbeda dengan menyalahkan diri ya, sebab menyalahkan diri artinya menerima dengan pasrah dan merasa tak bisa berbuat apa-apa. Sementara saat introspeksi, kita berusaha memperbaiki kekurangan diri sendiri sehingga tidak mengulang kesalahan yang sama di masa depan.

9. Apa sih salahnya bermimpi tinggi? Bukankah memang setiap orang berhak punya impian dan berjuang keras menggapainya?

Setiap orang punya hak untuk bermimpi setinggi-tingginya. Setiap orang juga berhak mengejar mimpi itu dengan segala usaha yang bisa dilakukannya. Perihal hasilnya, ya kita lihat saja nanti, yang penting kan sudah usaha. Jadi, tak perlu takut untuk bermimpi tinggi, lagipula tak ada yang tak mungkin di dunia ini.

Mungkin kalimat-kalimat tersebut sepertinya sepele dan sering muncul tanpa sengaja. Namun, kalimat-kalimat itu pula yang bisa merusak rasa percaya dirimu dan membuatmu percaya bahwa kamu tidak bisa apa-apa. Kamu mungkin juga akan merasa bahwa banyak orang lain yang bisa lebih baik dari kamu dan bahwa kamu pantas menerima hal-hal buruk di dunia ini. Lantas kita pun menyekat ruang gerak kita sendiri, padahal bila dibebaskan barangkali kita mampu melakukan hal-hal besar yang awalnya kita percaya tidak bisa dilakukan.

Sugesti diri memang pengaruhnya besar sekali. Karena itu, mulai hari ini yuk kita berhenti mengucapkan kalimat-kalimat negatif di atas. Sebagai gantinya, mending mulai sering-sering mengucapkan kalimat “Kamu keren kok, dan kamu bisa lebih baik dari ini”. Atau kalau mau yang lebih simpel, ucapkan “I love myself.’

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Kalimat Bully Terhadap Diri Sendiri 1.0: Bukan Orang Lain, Kita Juga Sering Jahat pada Diri Sendiri

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us