Belajar Mengelola Emosi Lewat Art Therapy

belajar-mengelola-emosi-lewat-art-therapy
Belajar Mengelola Emosi Lewat Art Therapy

Kesehatan Mental | patjarmerah

FOMOMEDIA Art therapy jadi salah satu cara untuk mengelola emosi demi menjaga kesehatan mental dengan cara yang asyik dan kreatif.

Mengelola emosi jadi satu kebutuhan penting untuk menjaga diri agar tetap “waras” di tengah rutinitas yang padat dan tekanan sosial yang tak ada habisnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi adalah art therapy.

Art therapy atau terapi seni menurut The American Art Therapy Association yaitu sebagai proses penyembuhan yang dilakukan dengan membuat karya seni kreatif. Misalnya, menulis, menari, melukis, menggambar, memahat, dan sebagainya.

FOMOMEDIA berkesempatan untuk mengikuti sesi “Terapi Seni: Olah Ekspresi Emosi” yang dipandu oleh Founder Miwa Pattern Mira Hoeng pada Kamis (4/7/2024). Dalam kesempatan kali ini, Mira Hoeng mengajak partisipan belajar mengelola emosi dengan melukis di tote bag menggunakan cat akrilik.

Mira Hoeng di sesi “Terapi Seni: Olah Ekspresi Emosi” (Sumber: FOMOMEDIA/Wahyu)

Belajar dari Pengalaman

Sebelum sesi dimulai, Mira menceritakan pengalamannya dalam belajar mengelola emosi melalui art therapy. Ketika memulai karier, ia kerap merasa burn out karena pekerjaannya yang penuh tekanan. Terlebih karena saat itu ia bekerja di salah satu rumah produksi hiburan berskala global, Walt Disney.

Tekanan yang tinggi dan ekspektasi terhadap pekerjaan membuat dia mencari cara untuk meluapkan emosi sepulang kerja. Latar belakang pendidikan di dunia seni membawa Mira untuk belajar mengelola emosinya dengan melukis. Ia lantas menyadari betapa seni dan melukis memberikan perasaan bahagia.

Hal ini membawa Mira untuk menekuni terapi seni melukis. Berawal dari teman-ke-teman, hingga akhirnya Mira memutuskan untuk mendirikan Miwa Pattern, yang menjadi representasi impian masa kecilnya.

BACA JUGA:

Persiapan Memahami Emosi

Sesi terapi seni dimulai dengan melakukan relaksasi. Partisipan diminta untuk berada dalam sikap duduk tenang, menutup mata, dan bernapas pelan-pelan. Merasakan setiap napas yang ditarik dan dihembuskan. Fokus pada diri sendiri, bukan pada distraksi yang ada di sekitar.

Sesuai dengan namanya, tahapan relaksasi dilakukan untuk menenangkan pikiran. Memberikan jeda di antara riuh dan ruwetnya aktivitas yang dilakukan. Sehingga, nantinya partisipan bisa lebih memahami emosi yang ada di dalam dirinya masing-masing.

Tahapan selanjutnya adalah pengenalan cat akrilik, kuas, dan media yang akan digunakan untuk melukis. Mira juga menjelaskan langkah-langkah melukis secara perlahan serta apa saja yang mesti dipersiapkan untuk melukis.

Salah seorang partisipan di sesi “Terapi Seni: Olah Ekspresi Emosi” (Sumber: FOMOMEDIA/Wahyu)

Melukis untuk Mengenal Diri

Masuk ke dalam inti sesi, partisipan diminta untuk tetap tenang, tidak terdistraksi, dan tidak mengobrol satu sama lain. Fokus dengan emosi yang ada di dalam diri sendiri dan mulai melukis.

Tidak ada batasan atau larangan dalam sesi ini. Setiap orang bisa mengekspresikan dirinya. Memilih warna cat yang diinginkan serta melukis apa pun yang ia mau tanpa membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

“Ini adalah latihan untuk tidak meng-compare diri sendiri. Jangan pernah meng-compare diri kita dengan orang lain, karena hidup kita punya jalannya masing-masing,” tutur Mira.

Perjalanan Mengenal Diri

Tanpa disadari, momen menggurat tote bag dengan cat berbahan dasar karet itu menjadi refleksi diri. Guratan besar, kecil, tegas, dan samar rupanya menjadi cerminan kepribadian.

Rasa khawatir untuk memulai, hasil yang tidak sesuai ekspektasi, atau justru ketakutan akan hasil yang kelak mungkin akan disesali pada masa depan semakin terasa seiring kuas mulai dicelupkan ke dalam cat.

Mira menegaskan bahwa yang terpenting dalam sesi ini bukan soal bagus atau jeleknya sebuah karya. Namun, bagaimana sesi terapi seni tersebut dapat membantu partisipan untuk mengenali emosi yang ada di dalam diri masing-masing. Sebab, semakin kita bisa mengenal perasaan yang ada di dalam diri, semakin mampu kita belajar mengelola emosi kita.

Sesi “Terapi Seni: Olah Ekspresi Emosi” dalam Festival Literasi patjarmerah Kecil 2024 (Sumber: FOMOMEDIA/Wahyu)

Seperti yang dirasakan oleh Nova, salah seorang partisipan dalam sesi ini. Setelah melakukan art therapy, ia menyadari kebiasaannya melukis gambar kecil ternyata menunjukkan kepribadiannya yang terlalu hati-hati dalam mengambil keputusan.

“Saya berterima kasih karena dari sesi ini, saya semakin kenal dengan diri saya, dan semoga saya bisa jadi lebih berani lagi,” kata perempuan yang mengenakan kaos hitam tersebut.

Sesi “Terapi Seni: Olah Ekspresi Emosi” merupakan salah satu rangkaian acara festival literasi patjarmerah Kecil 2024 yang diadakan di Pos Bloc, Jakarta Pusat. Festival literasi ini berlangsung pada 29 Juni-7 Juli 2024.

Bagi kamu yang penasaran, bisa mengunjungi patjarmerah.com/patjarkecil untuk informasi detail acara. Atau, kamu juga mengunjungi Instagram resmi di @patjarmerah_id.

Penulis: Elin Kaban

Editor: Safar

Ilustrator: Vito

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Belajar Mengelola Emosi Lewat Art Therapy

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us