2 min read
Dalam tradisi Jawa kita mengenal istilah Rebo Wekasan, yaitu tradisi yang dilaksanakan pada hari Rabu terakhir di bulan safar. Di Jawa tradisi ini diperingati dengan berbagai macam cara yang unik, tergantung dengan kearifan lokal dan kebudayaan masing-masing daerah yang mengadakannya. Di Gresik misalanya, tradisi Rebo Wekasan di gelar dengan mengarak tumpeng raksasa, istigasah dan mandi ke Sendang Sono. Di Probolinggo tradisi ini dirayakan dengan pawai obor. Berkaitan dengan itu, peringatan hari rabu terakhir di bulan Safar juga terdapat di daerah provinsi Kalimantan Barat. Tradisi ini dikenal dengan istilah Robo’-Robo’.
Sejarah Robo-Robo
Robo-robo merupakan tradisi tolak bala dari masyarakat muslim di Kalimantan Barat. Secara historis tradisi ini berkaitan dengan kedatangan seorang ulama besar dari Kerajaan Matan ke kab. Mempawah untuk menerima kekuasaan Putri Kesumba Sebagai Ratu kerjaan, dan Opu Daeng Manambon diangkat menjadi pejabat penting pemerinatahan Kerajaan Bangkule Rajankg.
Saat rombongan Opu Daeng manambon memasuki Kuala Mempawah, mereka disambut oleh masyarakat sekitar. Sambutan tersebut membuat Opu Daeng Manambon terharu sehingga beliau berhenti dan membagikan makanan kepada masyarakat yang menyambutnya. Setelah membagikan makanan, Daeng Manambon berdoa bersama masyarakat kepada Allah agar diberikan keselamatan dan dijauhkan dari bala dan petaka.
Kedatangan Opu Daeng Manambon yang bertepatan pada hari rabu terakhir di bulan safar yang mana masyarakat mempercayai bahwa bulan safar merupakan bulan yang penuh bala, sehingga doa selamat dan tolak bala yang dibaca oleh Daeng Manambon menjadi harapan agar mereka selamat dari musibah di bulan Safar. Setelah membaca doa kemudian makanan yang dibagikan tersebut dimakan bersama-sama di alam terbuka yang kemudian dinamai dengan makan safar.
Ragam Perayaan Robo-Robo
Sejak saat itu, masyarakat menjadikan momen kedatangan Opu Daeng Manambon dengan tersebut dengan istilah robo-robo. Mengutip dari Marisah dalam artikelnya masyarakat mempawah memperingat robo-robo sejak hari senin hal ini dilakukan untuk mengenang wafatnya Opu Daeng Manambon, pada 26 Safar 1175 H. Hari selasa untuk mengenang dikebumikannya jasad Opu Daeng Manambon di Sebukit Rama dan pada hari Rabu untuk memperingati tapak tilas kedatangan Opu Daeng Manambond ari Kerajaan Matan ke Mempawah.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Mempawah, tetapi juga di peringati oleh masyakarat muslim lainnya di luar Kab. Mempawah, salah satunya adalah Pontianak. Di Kab. Mempawah Robo-Robo dilakukan dengan melaksanakan beberapa ritual seperti pelepasan satwa, kirab dan pencucian benda pusaka, haulan, ziarah akbar, mandi Safar, makan Safar, ritual buang-buang dan tepung tawar.
Berbeda dengan Kab. Mempawah, ritual peringatan Robo-Robo di Pontianak tidak sekompleks seperti di Kab. Mempawah. Ritual robo-robo yang dilaksanakan oleh masyarakat pontianak cukup simpel, yaitu dengan membawa makanan ke berupa ketupat nasi atau ketan ke langgar atau musholla bagi masyakarat umum dan ke sekolah bagi anak-anak. Dalam pelaksanaannya hanya membaca tahlil, doa selamat dan tolak bala kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.
Melestarikan Tradisi Leluhur
Tradisi Robo-Robo yang dilakukan oleh masyarakat muslim Kalimantan Barat tidak hanya sekedar budaya yang hampa makna. Setiap ritual di dalamnya mengandung makna yang mendalam. Adapun tujuannya Robo-Robo ini adalah sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut dan bumi yang melimpah, doa bersama yang dilakukan bertujuan untuk menolak bala dan bencana, kemudian melalui ayat-ayat dzikir yang dibaca diharapkan sebagai bentuk pendekatakan diri kepada Allah SWT.
Di sisi lain, tradisi ini juga berfungsi sebagai pengikat tali silaturahmi antar sesama warga sekitar. Dari hal di atas dapat dilihat bahwa dalam setiap ritual yang terdapat di dalamnya, tradisi Robo-Robo memiliki nilai-nilai spiritual dan nilai sosial. Hal itu dapat dilihat dari doa-doa yang dipanjatkan dan berbagi makanan ketika setelah berdoa.
Tradisi Robo-Robo yang dilakukan oleh masyarakat muslim di Kalimantan Barat merupakan salah satu bentuk upaya untuk melestarikan tradisi leluhur yang telah berjalan berabad-abad lalu. sampai hari ini masyarakat muslim di Pontianak tetap mempertahankan tradisi tersebut serta memperkenalkan tradisi Robo-Robo ini kepada generasi muda kalimantan barat. Hal ini dapat dilihat dari setiap sekolah-sekolah yang ada di kalimantan barat meliburkan pelajarannya pada hari Rabu yang kemudian diganti dengan kegiatan Robo-Robo ini.
Tradisi Robo-Robo juga merupakan salah satu tradisi Islam yang lestari di Indonesia. Ia merupakan hasil dari ekpresi budaya lokal yang bersinergi dengan nilai-nilai keislaman. Oleh sebab itu melestarikan tradisi ini merupakan sebuah kewajiban bagi masyarat muslim khususnya di Kalimantan Barat. Wallahua’lam