Apakah Moms & Dads tipe orang tua yang mengutamakan kehangatan dalam mengasuh si Kecil? Jika iya, Moms & Dads mungkin sedang menerapkan pola asuh permisif. Sama dengan pola asuh lainnya, pola asuh permisif juga juga memiliki dampak positif dan negatif bagi si Kecil. Oleh karena itu, Moms & Dads wajib tahu lebih jauh tentang pola asuh ini biar terhindar dari dampak negatifnya. Yuk, baca penjelasannya!
Pengertian dan Karakteristik
Pola asuh permisif adalah salah satu gaya parenting di mana orang tua cenderung memberikan kebebasan yang luas kepada anak-anaknya. Dalam pola asuh ini, orang tua akan mengutamakan hubungan yang hangat dan dekat dengan si Kecil sehingga jarang mendisiplinkan mereka.
Karakteristik pola asuh permisif antara lain:
- Sangat menyayangi dan memanjakan anak-anak.
- Membiarkan anak membuat keputusan besar tanpa arahan.
- Mengutamakan kebebasan daripada tanggung jawab.
- Jarang membuat aturan atau standar perilaku dan cenderung tidak konsisten dalam menerapkannya.
- Menggunakan “sogokan” seperti mainan, hadiah, dan makanan untuk membuat anak berperilaku baik.
- Memposisikan diri sebagai teman bagi anak, bukan sebagai orang tua.
- Tidak terlalu mementingkan jadwal dan keteraturan.
- Jarang memberikan konsekuensi.
Contoh Pola Asuh Permisif
Bagaimana sih contoh pola asuh permisif? Berdasarkan pengertian dan karakteristik di atas, berikut adalah beberapa hal yang dapat disebut sebagai bentuk pola asuh permisif:
- Tidak ada batasan waktu untuk bermain, menggunakan gawai, dan menonton TV.
- Orang tua tidak memberikan tanggung jawab seperti merapikan mainan, menaruh sepatu dengan baik, atau menaruh piring kotor ke tempat cucian piring.
- Tidak ada aturan yang mengikat seperti harus menyikat gigi dua kali sehari atau harus tidur di bawah jam 9 malam.
- Tidak ditegur dan diberikan sanksi atas perilaku tidak baik seperti mengganggu orang lain, tidak sopan, atau berkata kasar.
- Dibiarkan ketika mereka tidak mau mengerjakan tugas atau PR.
- Dibebaskan untuk makan apa saja, tanpa mempertimbangkan nutrisi dan kesehatan.
- Tidak diberi batasan dalam pergaulan, tidak peduli dengan siapa anak berteman.
- Membujuk si Kecil untuk bersikap baik dengan memberi hadiah, membuat mereka terbiasa untuk tidak bersikap baik jika tidak diberi hadiah.
- Si Kecil diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan besar sendiri tanpa arahan, misalnya keputusan terkait pilihan sekolah.
- Tidak konsisten dalam menerapkan peraturan dan batasan yang telah dibuat.
Dampak Positif dan Negatif
Beberapa dampak negatif yang dapat terjadi jika orang tua terus mempertahankan pola asuh permisif antara lain:
- Kurangnya disiplin dan tanggung jawab yang mungkin membuat mereka kesulitan mengelola waktu, pekerjaan, maupun pekerjaan rumah.
- Rendahnya prestasi akademik karena orang tua tidak pernah memberikan tuntutan untuk mencapai prestasi apapun.
- Cenderung membuat keputusan yang tidak tepat di usia dini karena dibiarkan memilih tanpa bimbingan, arahan, dan penjelasan tentang konsekuensi.
- Sulit untuk mematuhi peraturan di luar rumah, seperti di sekolah atau di tempat kerja.
- Kurang keterampilan sosial karena mengutamakan diri sendiri sehingga kurang bisa berempati, berbagi, dan memahami orang lain.
Meski demikian, pola asuh ini juga dapat memberikan beberapa dampak positif, yaitu:
- Hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang di mana anak-anak merasa dicintai, didukung, dan didengarkan oleh orang tua.
- Anak-anak lebih mudah berekspresi karena tidak banyak batasan dan aturan yang harus diikuti.
- Cenderung percaya diri dan tidak ragu dalam mengambil keputusan-keputusan besar.
Cara Memperbaiki Pola Asuh Permisif
Berdasarkan penjelasan di atas, sekarang Moms & Dads sudah menyadari bahwa pola asuh permisif tidaklah ideal karena memiliki dampak negatif yang signifikan. Lalu apa sih yang bisa Moms & Dads lakukan untuk mengubah dan memperbaikinya?
1. Mulai terapkan aturan dan batasan di rumah
Bicarakan dengan si Kecil tentang bagaimana harapan Moms & Dads terhadap perilaku mereka di rumah. Mulai dengan membuat aturan-aturan sederhana seperti batasan waktu bermain, menjaga kebersihan, serta kewajiban untuk belajar.
2. Dorong anak untuk mengambil tanggung jawab
Moms & Dads bisa mulai melatih si Kecil untuk mengambil tanggung jawab sederhana sesuai dengan usia mereka. Dimulai dari hal-hal kecil seperti merapikan tempat tidur, membereskan mainan, dan menaruh piring/pakaian kotor di tempatnya.
3. Konsisten dengan konsekuensi
Beri pengertian kepada si Kecil bahwa segala bentuk ketidakdisiplinan memiliki konsekuensi. Moms & Dads dapat memberi sanksi yang realistis misalnya seperti tidak boleh bermain game jika tidak mengerjakan PR.
4. Dampingi dan arahkan anak dalam membuat keputusan
Usahakan Moms & Dads selalu hadir untuk memberikan mereka arahan dan menjelaskan konsekuensi atas pilihan yang akan mereka ambil. Perlu diingat bahwa otak si Kecil masih dalam tahap perkembangan sehingga mereka belum benar-benar mengerti dengan pilihan.
5. Tidak selalu menuruti keinginan si Kecil
Orang tua permisif cenderung menuruti apa kemauan si Kecil agar tidak terjadi konflik. Kebiasaan ini harus diubah, Moms & Dads harus belajar untuk mengatakan “tidak” kepada si Kecil dan menjelaskan alasannya dengan bijak.
6. Berikan pujian dan hadiah
Selain memberikan konsekuensi, Moms & Dads juga perlu untuk memberikan penghargaan atas perilaku baik si Kecil. Moms & Dads juga dapat memberikan hadiah ketika mereka menunjukkan prestasi seperti ketika memenangkan perlombaan.
7. Tetap hangat dan penuh kasih
Kehangatan dan sikap penuh kasih adalah karakteristik utama pola asuh permisif, tetapi hal ini bukanlah hal yang buruk. Moms & Dads sebaiknya terus mempertahankan sikap hangat dan penuh kasih untuk memastikan hubungan emosional dengan si Kecil tetap terjaga.
8. Selalu beri contoh yang baik
Pada usia belia, si Kecil punya kecenderungan untuk selalu meniru perilaku orang di sekitarnya. Oleh karena itu, Moms & Dads sebaiknya memberikan contoh yang baik dalam kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, demikianlah pembahasan mengenai pola asuh permisif, mulai dari pengertian, karakteristik, contoh, dampak, hingga cara memperbaikinya. Parenting bukan hal yang mudah, tetapi dengan kemajuan teknologi, Moms & Dads bisa terus belajar. Yuk, gabung di komunitas Parents Lyfe Club dari Cakap untuk berbagi dengan Parents lainnya!
Bagi Moms & Dads yang sedang mencari kursus bahasa asing untuk si Kecil, cek Cakap Kids Academy, yuk! Ada pilihan belajar bahasa Inggris dan bahasa Mandarin, baik secara online maupun offline. Dengan metode EXPERT (Explore, Practice, and Certify), si Kecil akan belajar bahasa asing dengan seru dan menyenangkan. Yuk, daftar sekarang! #SiapaCakapDiaDapat
Baca juga: