Jika mengambil sepatu olahraga dan pergi lari adalah cara kamu mengatasi stres di tempat kerja, kamu tidak sendirian.
Menurut England Athletics, lebih dari enam juta orang dewasa di Inggris berlari setidaknya sekali seminggu pada 2021. Sekitar dua pertiganya menyebutkan bahwa mengurangi stres adalah alasan untuk berlari.
Berlari adalah cara yang berharga untuk membantu kita mengatasi stres, termasuk dari pekerjaan kita. Penelitian kami menyelidiki bagaimana mengambil bagian dalam “parkrun” -lari massal 5 km yang diselenggarakan setiap minggu yang diadakan secara global- memengaruhi karyawan dari berbagai ukuran dan jenis organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lari dapat membantu kita mengelola ekspektasi, frustrasi, dan tekanan dari pekerjaan saat ini dengan lebih efektif.
Penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 7 orang di antara kita mengalami masalah kesehatan mental yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Baca Juga: FoMO Tren Lari? Kejar Tujuan Sehat, Bukan Pamer
Dan penelitian juga menunjukkan bahwa kehidupan kerja kita menjadi lebih intens – kita menghadapi ekspektasi untuk menyelesaikan lebih banyak hal di tempat kerja dan melakukannya dengan lebih cepat. Hal ini dapat membuat kita merasa seolah-olah kita tidak pernah cukup baik, dan hal ini membuat kita siap menghadapi kegagalan. Kegagalan yang berulang-ulang dapat membuat kita merasa bahwa diri kita sendiri adalah seorang yang gagal.
Semua ini mengikis rasa tujuan hidup kita. Ini berarti bahwa pekerjaan tidak hanya melelahkan secara fisik dan mental, tapi juga merusak perasaan kita terhadap diri sendiri.
Tidak diragukan lagi bahwa budaya tempat kerja perlu diubah. Sementara itu, penelitian kami telah menunjukkan bahwa berlari dapat membantu mengatasi perasaan-perasaan ini. Berlari dapat menawarkan kita sebuah komunitas dan identitas di luar pekerjaan kita – sebuah perasaan berharga tentang diri sendiri yang dapat kita kendalikan.
Diri yang berbeda
Orang-orang yang kami ajak bicara dalam penelitian kami menekankan bahwa memiliki identitas sebagai pelari, dan perasaan bahwa mereka adalah bagian dari komunitas lari, memberikan mereka rasa percaya diri dan berharga. Hal ini sangat kontras dengan perasaan mereka bahwa pekerjaan membuat mereka merasa tidak berarti atau merusak jati diri mereka.
Kedua, penelitian kami tentang bagaimana lari dapat membantu para manajer menghadapi masalah di tempat kerja menunjukkan bahwa lari dapat membangun ketahanan. Secara khusus, olahraga lari dapat membantu kita dalam menghadapi kegagalan.
Berlari memiliki risiko kegagalannya sendiri. Misalnya, ada kemungkinan besar kita akan melukai diri kita sendiri pada suatu saat. Tetapi kita tahu bahwa ini adalah sebuah kemungkinan dan belajar untuk mengelolanya, mungkin dengan berlari dengan jarak yang lebih pendek atau menerima waktu yang lebih lambat saat kita pulih.
Terlebih lagi, jika pelari berolahraga sebagai anggota kelompok, kegagalan akan dihadapi bersama. Cedera bisa terjadi, target tidak tercapai. Kegagalan adalah hal yang biasa dan normal. Hal ini dapat menetralisasi, atau setidaknya mengurangi perasaan negatif yang muncul akibat kegagalan. Menghadapi kegagalan dapat membantu kita memeriksa emosi kita tentang hal itu, dan menumbuhkan toleransi terhadap kegagalan yang bisa jadi dapat ditransfer kembali ke pekerjaan kita.
Jangan berlebihan
Namun, penelitian kami juga memperingatkan bahwa terlalu sering berlari – terutama jika disertai dengan media sosial dan penggunaan aplikasi pelacakan performa – dapat memicu hasrat kita untuk terus meraih prestasi dan berkompetisi.
Pelari dapat dengan mudah tertipu oleh rasa pencapaian, tertipu oleh kebutuhan untuk berlari lebih jauh, lebih cepat atau lebih sering daripada orang lain dalam komunitas mereka – apakah itu teman dan kolega atau komunitas online seseorang. Dalam konteks ini, berlari dapat memperkuat kecenderungan disiplin dalam pekerjaan kontemporer.
Ketergantungan yang berlebihan pada lari – baik untuk melarikan diri atau untuk relaksasi. Terutama ketika – seperti yang tidak dapat dihindari – cedera terjadi. Berisiko mempercepat rasa korosif untuk tidak pernah merasa cukup baik yang menjadi ciri pekerjaan dan kehidupan kontemporer.
Jadi, berlari dapat memberikan manfaat yang signifikan. Selain manfaat kesehatan fisik yang lebih nyata, olahraga ini dapat memungkinkan orang untuk menemukan identitas yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan, dan merasakan rasa memiliki dalam sebuah komunitas yang terdiri dari para pelari yang berpikiran sama. Namun, berhati-hatilah – jangan biarkan hal itu menguasai kamu.
Rahma Sekar Andini dari Universitas Negeri Malang menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.