Mubadalah.id – Halo sahabat salingers, bagaimana kesan pesan pertama sahabat saat mendengar bahwa Paus Fransiskus mengakui Indonesia dengan budaya toleransi tinggi? Semoga kita sudah cukup berdamai ya dengan kata ini, karena hal ini sudah Rasullullah SAW ajarkan jauh 1400 tahun yang lalu. Hari ini, kita juga banyak belajar toleransi dari keberagaman ras, bangsa, agama, suku, dan keberagaman lainnya sebagai mahluk sosial.
Kabar baik, bulan September ini Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia loh, hal ini sebagai salah satu bentuk implementasi pengakuan dunia, terhadap budaya toleransi yang ada di Negeri kita tercinta Indonesia.
Alasan Mengunjungi Indonesia
Alasan datangnya ke Indonesia adalah karena beliau menilai Indonesia sebagai simbol miniatur keberagaman dan toleransi yang patut dicontoh dunia.
Pemimpin umat Katolik di dunia ini akan melakukan tur Aspotolik Asia Pasifik pada 2-13 September 2023.
Indonesia mendapatkan jatah kunjungan pertama. Alasannya memilih negara Indonesia untuk mengawali turnya karena beberapa alasan.
Penjelasan Juru Bicara Panitia Kunjungan
Hal ini terungkap dari Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Romo Thomas Ulun Ismoyo.
Beliau mengungkapkan, keputusannya untuk mengunjungi Indonesia karena hubungan bilateral yang kuat dengan Vatikan. Selain itu, Indonesia juga memiliki peran signifikan dalam memajukan keberagaman dan toleransi.
“Paus itu datang karena yang namanya undangan dan bersyukur dari banyaknya undangan yang ia terima, ia mengiyakan Indonesia. Kami bersyukur untuk dukungan negara, yang kemudian sampai terwujudlah kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia,” jelas Romo Thomas, di Katerdral, Jakarta.
Hubungan Vatikan dan Indonesia
Romo Thomas menambahkan, Vatikan adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1947. Ini menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara.
Selain itu, Indonesia juga oleh Vatikan merupakan miniatur keberagaman yang patut menjadi contoh bagi dunia.
“Indonesia memegang peranan penting sebagai miniatur keberagaman dan toleransi, yang mudah-mudahan bisa disebarkan ke berbagai hal,” kata dia.
Pandangan Paus Fransiskus terhadap Indonesia
Dalam pandangannya, Indonesia tidak hanya berperan penting sebagai negara mayoritas Muslim, tetapi juga sebagai tempat pemimpin agama memiliki peran besar dalam memajukan masyarakat dan bangsa.
“Paus memiliki informasi yang terpercaya dari orang-orang Indonesia yang bekerja di Vatikan, maupun dari wakilnya yaitu Duta Besar Vatikan untuk Indonesia. Mereka pasti cerita banyak tentang Indonesia,” jelas Romo Thomas.
Kunjungan ini semula pada tahun 2020, tetapi tertunda akibat pandemi Covid-19, akhirnya bisa terwujud pada 2024.
“Maka, ketika Paus memutuskan untuk berkunjung ke sini, pasti ini berasal dari informasi yang baik mengenai peran signifikasi Indonesia dalam kaitan dengan kemajemukan,” sambungnya.
Kabar Baik Atas Kunjungan
Romo Thomas meyakini, misi Paus dalam kunjungan ke Indonesia adalah mewartakan kabar baik dan gembira, yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Menurutnya, Paus ingin semua orang, terlepas dari latar belakang agama, merasakan betapa baiknya Tuhan melalui kehidupan yang damai dan sejahtera.
“Agar semua orang, apa pun agamanya, apa pun latar belakangnya, apa pun perbedaan yang mereka punya, itu sungguh-sungguh merasakan betapa baiknya Tuhan dalam kehidupan dan mereka merasakan hidup yang baik, yang rukun, yang damai, yang cukup, tidak adanya pengangguran, kemiskinan yang berkurang, anak-anak bisa sekolah, dan lain sebagainya,” ujar dia.
Dalam konteks kemiskinan di Indonesia, Romo Thomas menyatakan, meskipun Indonesia bukan negara miskin, tapi ketimpangan ekonomi antara yang kaya dan miskin masih menjadi masalah serius yang relevan dengan pesan Paus Fransiskus.
“Saya diwawancarai media asing, dan mereka menyoroti kemiskinan di Indonesia. Saya mengatakan dengan sangat jelas, Indonesia bukan negara miskin. Tapi, di Indonesia, jurang antara yang kaya dan miskin, gap-nya begitu besar,” tambah dia.
Karena itu, kunjungan Paus Fransiskus semoga membawa pesan universal tentang persaudaraan, perdamaian, dan kesejahteraan yang melampaui batas-batas agama dan kepercayaan, serta memperkuat hubungan diplomatik yang telah lama terjalin antara Indonesia dan Vatikan. []