Gaduh Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Anies Baswedan Ungkap Alasannya | TEMPODOTCO

Gaduh Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Anies Baswedan Ungkap Alasannya | TEMPODOTCO

TEMPO.CO – Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto menyatakan, pihaknya berjanji tak kan menghilangkan fasilitas seni di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Menurut Dwi, fasilitas seni seperti gedung yang ada saat ini alias eksisting di Taman Ismail Marzuki bakal direvitalisasi, bukan direlokasi.
“Konsep besar revitalisasi TIM bahwa tidak ada satupun fasilitas-fasilitas seni yang ada sekarang yang hilang, kecuali XXI. XXI kan komersial juga, tidak ada bedanya dengan hotel,” kata Dwi di kantornya, Mal Thamrin City, Jakarta Pusat, Senin, 25 November 2019.

Fasilitas yang tak akan dihilangkan itu seperti planetarium dan gedung Graha Bhakti Budaya. Bahkan, menurut Dwi, Jakpro bakal membangun fasilitas baru seperti Teater Arena dan Wisma Seni. Teater Arena digunakan sebagai tempat pelatihan para seniman. Sementara Wisma Seni untuk tempat seniman menginap. Konsepnya gedung vertikal dengan kapasitas 200 kamar.

“Inilah nanti tempatnya seniman-seniman yang dulunya tidak ada sekarang diadakan lagi,” ujar dia. “Yang tadinya ada (fasilitas) tetap ada dan dimodernisasikan, bahkan yang tadinya tidak ada menjadi ada,” jelas dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menunjuk Jakpro untuk mengerjakan proyek revitalisasi TIM. Proyek ini menelan anggaran Rp 1,8 triliun yang diambil dari penyertaan modal daerah (PMD) Jakpro. Pembangunannya ditargetkan rampung akhir 2021.
Sebelumnya banyak seniman menolak rencana pembangunan hotel di Pusat Kesenian Jakarta TIM. Imam Ma’aruf salah satu pegiat seni tersebut. Menurut dia, tidak ada kegentingan untuk membangun hotel di kawasan kawasan pusat kesenian dan kebudayaan itu.

“Apa pasalnya (bangun hotel), dikhawatirkan kalau sudah ada hotel bintang lima di sana ada komersialisasi TIM-nya itu,” kata Imam saat dihubungi, Ahad, 24 November 2019.

Imam khawatir pembangunan hotel di kawasan Taman Ismail Marzuki bakal menjauhkan seniman dari lingkungannya. Apalagi, konsep awal desain TIM yang disayembarakan dan dimenangkan Andra Matin tidak ada rencana pembangunan hotel.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan alasan pembangunan hotel menjadi bagian dari revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Menurut Anies, keberadaan hotel di dalam kawasan tersebut bakal menjadi wisma untuk tamu yang berkunjung ke TIM.

“Sebenarnya sudah hampir setahun yang lalu itu disampaikan. Itu juga cukup panjang (perencanaannya),” kata Anies di Hotel Biro, Senin malam, 25 November 2019.

Anies mengatakan pemerintah berencana membangun kawasan TIM, bukan hanya untuk pertunjukan seni dan budaya maupun tempat pertemuan saja. Kawasan TIM bakal dibangun juga penginapan untuk menampung seniman yang datang baik dari berbagai wilayah di dalam negeri maupun mancanegara.
Dengan keberadaan hotel tersebut, maka tamu yang datang ke TIM tidak perlu mencari penginapan di luar kawasan itu. “Karena memang ini sebagai ekosistem. Wisma untuk seniman itu pun dirancang nantinya menjadi tempat yang bernuansa kegiatan kebudayaan.”

Menurut Anies, selama ini wisatawan dan seniman yang datang ke TIM, mencari penginapan di luar kawasan tersebut. Keberadaan hotel tersebut nantinya bakal menangkap peluang bisnis penginapan di TIM.

Sebab, kata Anies, mencontohkan, wisatawan atau seniman yang datang ke TIM bakal membawa akomodasi. “Pilihannya mau diinapkan dimana mereka. Mau diinapkan diluar atau di dalam,” ujarnya. “Justru paket dukungan itu harus lengkap.”
Menurut Anies, jika revitalisasi TIM hanya mendukung sarana pementasan tanpa adanya fasilitas penginapan yang baik pembangunannya akan kurang lengkap. Sebab, seniman maupun wisatawan yang datang membawa akomodasi bakal mencari penginapan di luar.
“Persoalannya di sana mereka mau diinapkan di dalam wisma dalam komplek kebudayaannya atau dipisah. Atau difasilitasi sehingga hidup lingkungan itu,” ujarnya.

Dengan revitalisasi ini, Anies berharap kawasan TIM bisa menjadi pusat kesenian dan dakebudayaan yang mempunyai level di tingkat nasional n internasional. “Kami ingin di tempat ini jadi salah satu simpul ekosistem kebudayaan kita,” ucapnya.

Imam khawatir pembangunan hotel di kawasan TIM bakal menjauhkan seniman dari lingkungannya. Apalagi, berbeda dengan yang disampaikan Anies Baswedan, konsep awal desain TIM yang disayembarakan dan dimenangkan Andra Matin tidak ada rencana pembangunan hotel.
“Tidak ada yang namanya hotel bintang lima (dalam desain awal revitalisasi TIM),” ujarnya. “Manajemen hotel bintang lima seperti apa sih. Komersialisasi itu.”

Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel

Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Gaduh Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Anies Baswedan Ungkap Alasannya | TEMPODOTCO

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us