Buku | Literasi | patjarmerah | patjarmerah Kecil 2024
FOMOMEDIA – Konten layak untuk anak Indonesia ternyata kurang dari satu persen. Ini saatnya, cerita kembali dinarasikan dalam keluarga.
patjarmerah Kecil 2024 telah usai. Festival literasi dan pasar buku ini diselenggarakan dari 29 Juni sampai 7 Juli 2024 di Pos Bloc Jakarta.
Sepanjang kegiatan berlangsung, pencinta buku banyak disuguhkan mata acara yang menyenangkan, baik untuk “kawan kecil” maupun orang dewasa.
Misalnya, pada hari pertama, ada acara “Menulis Cerita Anak: Memanen Ide untuk Cerita”. Pembicara tunggalnya adalah Reda Gaudiamo, penulis buku anak serial Na Willa.
Sementara untuk mengakomodasi “kawan kecil”, pada Kamis (3/07/2024), patjarmerah Kecil 2024 menyediakan acara seperti “Mewarnai Dunia dengan Keberanian: Belajar dari Si Hebat Krayon Merah” yang dipandu langsung oleh penulis buku Si Hebat Krayon Merah, Katty Kaunang.
Regenerasi Cerita Anak
Di area pasar buku, kursi yang disediakan oleh panitia penuh terisi oleh peserta yang mengikuti acara “Membaca Arah Angin: Regenerasi Cerita dalam Dunia Anak, Remaja, dan Keluarga”.
Peserta antusias menyaksikan pembicara yang telah lama bergelut dengan dunia anak. Ada Herdiana Hakim (pakar dan pemerhati cerita anak), Reda Gaudiamo (penulis dan pegiat literasi anak), Anggia Kharisma (Visinema Kids & Family), Melia Emmy (Bintang Kecil), Djokolelono (penulis cerita anak), Natasha Chairani (Save Lagu Anak dan mantan penyanyi cilik), dan Najelaa Shihab (Pendidik & Pendiri Sekolah Murid Merdeka).
Obrolan ini sebagai upaya mempertemukan para pelaku dari berbagai bidang kreatif yang punya kepedulian terhadap dunia literasi anak.
Founder patjarmerah Windy Ariestanty menyebut regenerasi pembaca dan pencipta cerita anak harus dilakukan untuk pengembangan literasi anak.
“Pengembangan literasi anak seharusnya juga bicara soal kerja kelompok untuk regenerasi pembaca, regenerasi pencipta (kreator), dan regenerasi narasi,” tutur Windy.
BACA JUGA:
Kenalkan Indonesia Lewat Literasi
Saat acara diskusi berlangsung, Anggia Kharisma menyebut koleksi konten yang layak tayang untuk anak-anak Indonesia kurang dari satu persen. Kemudian, ia bertanya, kenapa itu bisa terjadi?
“Mungkin kita sebagai orang dewasa lupa bahwa kita harus membuat konten yang serta-merta seserius itu untuk anak-anak. Cerita anak itu adalah karya yang harus dipikirkan dengan masak-masak oleh kita sebagai orang tua, tanpa kita melupakan bahwa sebagian dari kita, dan diri kita, pernah menjadi anak-anak,” tegas Anggia.
Pentingnya konten anak, baik lewat video maupun bacaan sangat bermanfaat untuk anak-anak. Najelaa Shihab berpendapat bahwa aktivitas membaca itu membuka kesempatan kolaborasi luar biasa karena kita ketemu orang, ketemu karakter-karakter yang mungkin kita enggak ketemu di dunia nyata.
“Lewat aktivitas literasi dan buat saya itu modal yang sangat penting buat generasi sekarang,” ucap Najelaa.
Kemudian, menurut Najelaa, cara memperkenalkan Indonesia itu lewat baca buku, dengar dongeng, dengar cerita, dan nonton film.
“Jadi, memang kemampuan untuk berkolaborasi, menavigasi kompleksitas dunia, terbuka, dan toleran, itu semua munculnya dari aktivitas-aktivitas literasi,” tutupnya.
Senada dengan kegelisahan Anggia dan Najelaa, Reda yang menjadi salah satu inisiator patjarmerah Kecil 2024 juga mengatakan festival ini memiliki peran dalam menggaungkan literasi anak.
Sebab, menurutnya, “Selama ini orang sibuk dengan festival untuk orang dewasa, dengan buku anak-anak sebagai bonus. Namun kali ini literasi anak akan menjadi menu utama!”.
Penulis: Safar
Editor: Elin
Ilustrator: Vito