Susur Bako National Park, Dulu dan Sekarang

Bako National Par lebih dari 150 spesies tercatat di sini. Selain itu, terdapat 316 spesies tumbuhan, 57 jenis mamalia, dan 24 spesies reptil.

Lho Kok judulnya dulu dan sekarang? Iya karena Tukang Jalan Jajan sudah beberapa kali mengunjungi Bako National Park Ini, kali ini tulisannya akan membandingkan perjalanan pertama saya di tahun 2015, 2017, 2019 dan sekarang 2024. Paling banyak Flora dan Fauna yang bisa dilihat dan lokasinya tidak terlalu jauh dari Pusat kota Kuching. Apalagi boleh dibilang, disini sangat lengkap fasilitas serta sarana prasarana yang disediakan. Tak sekedar berpetualang, wisatawan juga bisa menginap disini dengan fasilitas yang lumayan lengkap.

Pengelolaannya terbilang baik, walaupun sekarang banyak jalur trakking yang sudah hilang akibat biaya perawatan yang sangat mahal, namun jangan khawatir, masih banyak jalur trakking yang bisa dilewati dan cukup menguras tenaga! nah ini dia…. salah satu perbedaan yang saya rasakan, dulu… sejauh apapun jalurnya dan setinggi apapun naikknya, Tukang Jalan Jajan masih semangat dan bertenaga namun sekarang? hahahaha usia memang tak bisa dibohongi!

Cara Menuju Bako National Park

Taman Nasional Bako, di Sarawak, Malaysia, menawarkan petualangan alam yang tak terlupakan. Hutan hujan yang rimbun, pantai yang memesona, dan satwa liar yang eksotis menanti para penjelajah yang berani melangkahkan kaki ke taman ini. Bagi yang ingin lebih mudah boleh mengikuti tur yang dijual. Saran saya jika tidak berjiwa petualang jangan berangkat sendiri, lebih baik menggunakan jasa tur

Taman nasional tertua di Sarawak ini didirikan pada 1957. Kawasan tersebut sebenarnya sebuah pesisir di semenanjung Muara Tebas. Luasannya 2,742 hektar. Dari Kuching, perjalanan dapat ditempuh 45 menit menggunakan speedboat. Bako juga tempat yang seru untuk mengamati burung, lebih dari 150 spesies tercatat di sini. Selain itu, terdapat 316 spesies tumbuhan, 57 jenis mamalia, dan 24 spesies reptil.

Bagi kamu yang ingin merasakan sensasi menjelajahi Bako National Park dengan hemat, menggunakan kendaraan umum adalah pilihan yang tepat. Saran saya berangkatlah sepagi mungkin karena perahu boat yang mengantar kesana tidak ada sepanjang waktu. Hanya pagi dan siang hari saja menunggu air pasang. Berikut panduan lengkapnya, mungkin bisa dicoba :

Perjalanan Menuju Bako National Park

Naik Bus Kuching-Kampung Bako:

Dari terminal open-air market di Kuching yang berada di Jalan Power, naiklah bus menuju Kampung Bako. Bus beroperasi setiap 30 menit dengan waktu tempuh sekitar 40-50 menit. Ongkosnya sekitar RM 4 (bisa berubah seiring dengan waktu). Bisa juga menunggu di halte bus dekat Hotel Grand Margherita yang berad didekat water front.

Bus ini biasanya beroperasi mulai pukul 07.00 Pagi – 05.00 Sore

Turun di pemberhentian terakhir, Kampung Bako serta memakan waktu sekitar 45 menit

Menggunakan Maxim atau Grab

Kalau memiliki uang lebih dan ingin leluasa, bisa menggunakan aplikasi Maxim atau Grab. Tentu Maxim jauh lebih murah dari Grab. Maxim sekitar RM 28 dan Grab sekitar RM 40. Tentu harga ini dapat berubah, silakan cek di aplikasinya.

Naik Taxi atau Sewa mobil

Dari beberapa artikel yang say abaca, harga taxi sekitar RM 60 sekali jalan

Menyewa mobil juga bisa dilakukan lewat beberapa aplikasi seperti skyscanner dengan biaya perhari.

Perahu

Dari Jetty Kampung Bako, naiklah perahu ke Kantor HQ Bako National Park. Perahu beroperasi setiap 30 menit dengan waktu tempuh sekitar 20-30 menit. Ongkosnya sekitar RM 25 ringgit sartu kali trip dan RM 50 untuk bolak balik. Perahu boat akan jalan setelah semuanya terisi penuh.

Bagi orang asing, kita diwajibkan mendaftarkan diri dan membayar biaya mask sebesar RM 20 / orang

Jika hujan atau cuaca buruk, maka Bako National Park tidak menerima kedatangan pengunjung atau wisatawan.

Jika ingin menggunakan jasa tur guide, kalian dapat menanyakan kepada petugas yang ada di Jetty, dan setelah sampai di bako national park aka nada dua pemberhentian, tergantung dari air pasang atau tidak. Pertama dijetty yang ada di dekat HQ atau pantai yang ada didepan HQ. Setelah itu berjalan 5 menit menuju kantor HQ da Kembali wajib mendaftarkan diri disana sebelum melakukan perjalanan ya,

Ada Apa di Bako National Park?

Bako terbentuk dari bebatuan yang sudah berumur ratusan juta tahun dan daratanntaterbentuk dari guguran pasir dan batu. Terlihat banyak Lapisan dinding batu pasir, semuanya terbentuk melalui prosesi alam ribuan tahun. Keindahannya, terpampang jelas di hadapan mata. Cekungan-cekungan batu begitu memukau dengan warna ombre putih coklat yang berlapis lapis.

Jika melihat papan peta yang terpampang di dekat HQ, setidaknya terdapat 16 jalur jalan kaki berkode warna, yang menawarkan berbagai pilihan untuk pejalan kaki. Masing-masing jalur mempunyai tingkat kesulitan tersendiri. Namun sayangnya, tahun 2024 ini sudah banyak jalur yang ditutup karena prasarana dan sarananya rusak dan tidak dapat dilakukan perbaikan karena biayanya yang sangat mahal.

Biasanya pengunjung akan diarahkan mengambil jalur yang memiliki tingkat kesulitan sedang. Perjalanan paling dekat adalah Telok Paku, hanya 800 meter dari tempat istirahat makan sekaligus lokasi kantor pusat taman nasional. Selanjutnya, jalan mulai menanjak menyusuri punggung bukit, beberapa track melewati bibir pantai yang dipenuhi tanaman bakau baru kemudian memasuki hutan yang lembab melewati bebatuan dan akar pohon serta beberapa aliran air. Disini kita bisa sesekali melihat Flora dan Fauna endemic khas hutan Kalimantan.

Tentu saja, selain ingin merasakan kekhasan suasana hutan tropis Kalimantan, kita ingin mengenal flora dan fauna lebih dekat. Namun perlu diingat, sesuatu yang ada di alam liar, memiliki bahayanya masing-masing. Jangan mencoba mendekat apalagi memegang! Tanggung sendiri resikonya.

Aneka Fauna di Bako National Park

Dari penjelasan tur guide yang menemani kami selama perjalanan, ada beberapa binatang yang bisa dilihat dan aneka flora yang bisa ditemukan selama trekking. Tapi karena mereka makhluk hidup, tak semuanya bisa ditemui.  Beberapa hewan yang menarik untuk dilihat dan sangat dicari oleh pengunjung adalah 

  • Monyet ekor panjang (Long-tailed macaques): Monyet yang satu ini sangat mudah ditemukan di berbagai wilayah di Asia Tenggara, termasuk Kalimantan. Mereka memiliki ekor panjang yang khas, wajah merah muda, dan seringkali terlihat bergerombol mencari makan. Monyet ekor panjang dikenal cerdas dan adaptif, namun juga bisa menjadi hama di daerah perkotaan karena sering merusak tanaman dan mengganggu aktivitas manusia. Hati hati dengan makanan dan barang bawaan, mereka sangat agresif sekali!
  • Lutung perak (silvered leaf-monkeys): Lutung perak memiliki bulu berwarna perak keperakan yang indah, terutama pada bagian perut. Mereka adalah primata arboreal, artinya lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon. Makanan utama mereka adalah daun-daunan, buah-buahan, dan bunga. Lutung perak dikenal sebagai hewan yang pemalu dan sulit didekati. Orang orang disini memanggilnya dengan nama David Beckham karena rambut pada kepalanya.

  • Biawak air (common water monitors): Biawak air adalah salah satu reptil terbesar di Asia Tenggara. Mereka memiliki tubuh yang panjang dan kuat, serta ekor yang pipih untuk membantu mereka berenang. Biawak air adalah hewan karnivora yang memakan berbagai jenis hewan, mulai dari ikan hingga mamalia kecil.
  • Tupai plantain (plantain squirrels): Tupai ini memiliki bulu yang berwarna cerah dan bercorak menarik. Mereka sering ditemukan di hutan-hutan primer dan sekunder. Tupai plantain adalah hewan arboreal yang gesit dan lincah. Mereka melompat dari satu pohon ke pohon lainnya menggunakan selaput kulit pada kaki, terlihat seperti sayap. Banyak aktifitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Makanan utama mereka adalah buah-buahan, biji-bijian, dan serangga.
  • Kancil (mouse deer): Kancil adalah hewan mamalia kecil yang lucu dengan kaki yang panjang dan telinga yang besar. Mereka adalah hewan herbivora yang memakan berbagai jenis tumbuhan. Kancil dikenal sebagai hewan yang cerdik dan sering dijadikan tokoh dalam cerita rakyat.
  • Bekantan (proboscis monkey): Bekantan adalah primata endemik Kalimantan yang terkenal dengan hidungnya yang besar dan panjang, terutama pada jantan. Hidung besar ini berfungsi sebagai alat komunikasi dan menarik perhatian betina. Bekantan hidup di hutan mangrove dan rawa-rawa.
  • Babi hutan berjanggut Kalimantan (Bornean Bearded pig): Babi hutan ini memiliki bulu yang kasar dan berwarna gelap, serta janggut yang khas pada dagu jantan. Mereka adalah hewan omnivora yang memakan akar, buah-buahan, serangga, dan hewan kecil lainnya. Babi hutan berjanggut Kalimantan sering ditemukan di hutan hujan tropis.
  • Ular pit Berbisa Kalimantan (Bornean Pit Viper): Ular berbisa ini memiliki tubuh yang gemuk dan kepala yang segitiga. Mereka sering ditemukan di hutan hujan tropis dan sering bersembunyi di bawah dedaunan atau di dalam lubang. Ular ini endemik di pulau Kalimantan, yang berarti hanya bisa ditemukan di pulau ini. Ciri khas yang paling mencolok dari ular ini adalah lubang sensor panas (pit organ) di antara mata dan hidungnya. Warna tubuhnya sangat bervariasi, mulai dari hijau cerah, cokelat, hingga abu-abu.

Dari beberapa kali pengalaman saya bertandang kesini, paling gampang menemukan Babi berjanggut yang selalu berkelompok, biasanya terdiri dari jantan sebagai pemimpin yang memiliki gigi taring yang panjangnya bisa mencapai 25 sentimeter. Selain itu ada beberapa betina dan anak anak babi yang bergerombol. Selain itu juga Monyet ekor panjang (Long-tailed macaques) sangat gampang ditemui karena mereka cenderung mendekati manusia untuk mengambil makanan atau barang barang tertentu yang menarik perhatian. Kita perlu mewaspadai kacamata dan topi.

Saya juga sempat menemukan silvered leaf-monkeys yang sedang berlompatan pepohonan di pinggir laut. Agak susah dilihat karena mereka tak terlalu suka dengan kehadiran manusia, sama seperti proboscis monkey (bekantan) atau orang Belanda. Biasanya memang mereka mencari makanan disekitaran pepohonan di bibir pantai. Sementara  common water monitors atau biawak ditemukan dipinggiran sungai selama perjalanan menuju Bako

Plantain squirrels beberapa kali saya temui diatas pohon namun sedang tidur dan warna bulunya hampir mirip dengan batang pohon sehingga sulit dilihat dari bawah. Apalagi lokasinya berada diatas pohon tinggi. Sementara. Bornean Pit Viper berada disela sela pohon kecil dengan warna hijau yang nyaru dengan warna dedaunan. Biasanya sesama tur guide akan menginformasikan tour guide lain keberadaan mereka. Kita semua memiliki peluang fotografi satwa liar yang luar biasa

Saya juga sempat beruntung karena pernah diajak sedikit menjauh dari bibir pantai Laut China untuk melihat segerombolan lumpa lumba yang sedang bermain di laut. Ini benar benar sebuah keberuntungan! Apalagi sempat melihat seekor lumba albino dikawanan lumba tersebut. Namun ada hal lain yang perlu disampaikan bahwa tahun 2024 ini kita tidak bisa lagi melihat The Cobra Head Sea Stack alias batu berbentuk kepala ular kobra yang sudah runtuh akibat hempasan gelombang.

Beragam Flora di Bako National Park

Sudah saya ceritakan bahwa Bako National Park selain bisa jadi Destinasi pengamatan satwa liar terbaik di Sarawak dengan Beragam habitat mulai dari hutan bakau hingga hutan hujan, disini juga bisa menemukan aneka tanaman dengan melewati jaringan jalur perjalanan yang bagus dengan beragam pendakian mulai dari perjalanan sehari penuh hingga jalan kaki singkat. Kita bisa memilih jalur melewati garis pantai yang indah dengan teluk kecil, pantai, dan hutan bakau. Cocok untuk keluarga dan pengunjung segala usia

Bako memiliki setidaknya tujuh ekosistem yang berbeda, sistem jalur hutan yang luas ditambah peluang melihat satwa liar yang luar biasa menjadikan Taman Nasional Bako sebagai tempat pengenalan yang sempurna terhadap hutan dan satwa liar Sarawak. Bako mencakup area seluas 27 km persegi dan mudah diakses dari Kuching.

Meskipun ukurannya relatif kecil, di Bako Anda dapat melihat hampir semua jenis vegetasi yang ditemukan di Kalimantan. Berbagai ekosistem taman – hutan dipterokarpa campuran, hutan bakau, vegetasi pantai, vegetasi tebing, kerangas atau hutan semak belukar, padang rumput, dan hutan rawa gambut – dapat diakses melalui jaringan jalur pendakian dan jalan setapak. Taman ini juga memiliki tanaman kantong semar, yang biasanya memakan serangga dan bahkan hewan kecil seperti Bako.

Selama menyusuri jalur trek yang ada di Bako National Park, saya menemukan beberapa jenis tanaman. Sekali lagi, selain kemampuan kita untuk mengenal tanaman tersebut juga kemampuan guide mengenali dan menjelaskan tanaman tersebut. Beberapa vegetasi dan tanaman yang dapat ditemui adalah

Beberapa jenis tanaman dan vegetasi yang bisa ditemukan di taman nasional ini meliputi:

  • Mangrove: Sebagai kawasan pantai, Bako tentu memiliki hutan bakau yang cukup luas. Pohon bakau dengan akar tunjangnya yang khas menjadi pemandangan umum. Hutan mangrove di Bako meliputi spesies seperti Rhizophora dan Bruguiera, yang sering ditemukan di sepanjang pantai.
  • Hutan Dipterokarpa: Jenis hutan ini didominasi oleh pohon-pohon besar dengan daun yang lebar. Pohon-pohon di hutan dipterokarpa seringkali menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa. Ini adalah jenis hutan hujan tropis yang dominan di Bako, dengan pohon-pohon besar seperti Shorea dan Dipterocarpus.
  • Hutan Kerangas: Jenis hutan ini lebih kering dan biasanya terdiri dari tanaman seperti Nepenthes (kantong semar) dan berbagai spesies Ericaceae.
  • Tanaman Obat dan Herbal: Berbagai tanaman obat, termasuk Zingiberaceae (seperti jahe dan kunyit) dan Piperaceae (seperti lada), dapat ditemukan di taman ini. Pada saat perjalanan saya dikenalkan dengan tumbuhan pasak bumi yang biasa digunakan untuk keperkasaan pria serta Rumput Fatimah bisa merangsang aktivitas hormon oksitosin, yakni hormon yang dihasilkan oleh tubuh wanita ketika hendak melahirkan. Ini biasanya dikonsumsi oleh Wanita yang hendak melahirkan dan habis melahirkan untuk memperlancar persalinan dan membersihkan Rahim.
  • Vegetasi Tebing: Pada tebing-tebing pantai, Anda akan menemukan tumbuhan yang telah beradaptasi dengan kondisi yang ekstrem, seperti kekurangan air dan tanah yang sedikit.
  • Semak Belukar: Selain hutan, Bako juga memiliki area semak belukar yang menjadi habitat bagi berbagai jenis hewan kecil.
  • Anggrek: Bako juga memiliki berbagai spesies anggrek, yang tumbuh di habitat hutan hujan tropis.
  • Bambu: Beberapa spesies bambu dapat ditemukan di kawasan hutan Bako.
  • Tumbuhan Penutup Tanah: Seperti ferns (pakis) dan berbagai jenis lumut yang tumbuh di bawah kanopi hutan.

Jalur Trekking dan Pendakian di Bako National Park

Sekalian saja saya tulis tentang beberapa jalur yang ada di Bako National Park, sekali lagi saya mengingatkan bahwa beberapa jalur bisa saja sudah ditutup saat kalian datang karena sudah dalam masa maintenance atau bahkan tidak dibuka lagi karena sudah rusak. Mulailah melihat peta yang ada didekat HQ dan mulailah dari sana untuk melihat rute yang tersedia. Dari sana, beberapa bagian jalur setapak terdiri dari jalan tanah atau sudah diberi kayu dan tangga lengkap dengan pegangan dipinggirannya. Berikut adalah jalur setapak di taman:

Tanjung Sapi

Jalur setapak Tanjung Sapi adalah jalur setapak pendek yang menghadap laut di sebelah kiri kalian di depan kantor pusat taman. Meskipun melibatkan pendakian yang curam, kalianakan memiliki pemandangan indah dari semenanjung Santubong, Laut Cina Selatan, dan Telok Assam.

Telok Paku.

Meskipun ada beberapa pendakian di Teluk Paku, sore hari adalah waktu yang tepat untuk sedikit eksplore tempat ini. Pendakian kecil melalui hutan tebing membawa kalian ke pantai pasir putih yang jauh. Kalau beruntung, kalian dapat mencoba melihat monyet bekantan dari atas tempat pemantauan seperti Menara yang terbuat dari kayu kecil. Konfirmasi dari Kantor pusat taman mengatakan bekantan sering berkeliaran di sini pada sore hari, tetapi sekali lagi, ini masalah keberuntungan.

Ulu Assam

Ini adalah rute percabangan yang kalian temukan saat melintas Jalur Lintang, Ulu Assam adalah Jalur setapak akan bercabang dan membawa kalian ke sudut pandang yang lain dan  indah dari Bako Natonal Park. Ada banyak pendakian dan cukup curam, dan kalian biasanya akan melewati beberapa pohon tumbang jika sebelumnya ada hujan atau angin kencang. Dari atas sini, pemandangan berbeda akan ditemukan. Abadikan dengan kamera!

Telok Delima

Jalur ini ada di sebelah kiri kalian saat menghadap laut di depan kantor pusat, kalian dapat menemukan jalur Telok Delima. Jalur ini menanjak bukit dan ditandai oleh kantor pusat taman sebagai wilayah utama bekantan. 

Telok Pandan Besar

Jalur pendakian Telok Pandan Besar dan Telok Pandan Kecil, ini adalah salah satu jalur pendakian paling populer di taman. Sebaiknya gabungkan perjalanan ini dengan Pandan Kecil karena keduanya terletak bersebelahan. Di jalur ini, pertama-tama kalian harus mengikuti jalur Lintang ke dataran tinggi atas taman sebelum mencapai jalur kuning ke Pandan Besar dan Pandan Kecil. Di ujung jalur Pandan Besar, Anda akan mencapai puncak tebing yang spektakuler dengan pemandangan yang indah. Jadi maksud dari pemandangan indah disini adalah hamparan lautan dengan pasir putih yang indah yah, plus vegetasinya

Telok Pandan Kecil 

Telok Pandan Kecil adalah jalur lain yang mengikuti jalur Lintang terlebih dahulu sebelum bercabang di jalur Pandan Kecil berwarna kuning. Jalur ini membawa kalian ke dataran tinggi menuju tebing indah lainnya yang dari sana kalian dapat melihat “tumpukan laut” yang terkenal itu. Anda dapat berjalan kaki sebentar menuruni tebing menuju pantai pasir putih yang indah.

Lintang Loop

Lintang Loop adalah cara terbaik untuk menjelajahi taman jika Anda hanya memiliki waktu satu hari untuk dihabiskan di Bako. Jalur ini merupakan jalur melingkar selama tiga hingga empat jam yang melewati hampir semua jenis vegetasi di taman. Lumayan menguras tenaga jadi harus menyiapkan stamina dan perbekalan air secukupnya

Lebih banyak jalur di Taman Nasional Bako

Selain jalur-jalur ini, masih banyak lagi jalur pendakian yang dapat ditempuh di Taman Nasional Bako. Sayangnya, semua jalur tersebut ditutup untuk pemeliharaan saat kami berkunjung. Setelah melakukan sedikit riset, tampaknya jalur-jalur tersebut telah ditutup selama beberapa tahun.

Nama-nama jalur pendakian lainnya adalah: Bukit Keruing, Paya Jelutong, Bukit Gondol, Ulu Serait, Telok Sibur, Telok Limau, Telok Kruin, Pa’Amit (Pulau Lakei). Jika ingin mengakses semuanya, kalian dapat menginap beberapa hari disini dengan fasilitas yang cukup memadai

Berikut adalah nama Lintasan, Jarak Sekali Jalan Dari Markas Besar dan Kode Warna

  • Tanjung Sapi 0,5 km 30 menit (0,8 km) putih/merah
  • Telok Paku 0,8 km 1 jam (1,2 km) putih
  • Ulu Assam 0,8 km 1 1/4 jam (1,4 km) biru/merah
  • Telok Delima 0,25 km 45 menit (1 km) biru/putih
  • Telok Pandan Besar 0,75 km 1 jam (1,75 km) kuning
  • Telok Pandan Kecil 1,5 km 1 1/2 jam (2,5 km) kuning
  • Serait 1,25 km 1 1/2 jam (2,2 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Lintang (putaran) 5,25 km 3 1/2 jam pulang pergi merah
  • Tajor 2,75 km 2 1/2 jam (3,5 km) merah/putih
  • Tanjung Rhu 1,8 km 2 1/2 jam (4,2 km) merah/kuning
  • Bukit Keruing 2,25 km 3 1/2 jam (5,5 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Bukit Keruing 2,25 km 3 1/2 jam (5,5 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Paya Jelutong 0,2 km 3 1/2 jam (5,7 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Bukit Gondol 2 km 4 1/2 jam (7,7 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Ulu Serait 2,75 km 3 jam (4,8 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Telok Sibur 0,8 km 3 1/2 jam (5,3 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Telok Limau 5,75 km 7 jam (10 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Telok Kruin 1,5 km 7 1/4 jam (10,5 km) ditutup untuk pemeliharaan
  • Pa’ Amit (Pulau Lakei) 1,0 km 30 menit ditutup untuk pemeliharaan

Catatan: Sebagian besar jalur jarak jauh di sisi timur taman saat ini ditutup untuk pemeliharaan.

Fasilitas yang tersedia di Bako National Park

Tempat ini menyediakan fasilitas untuk menginap sehingga untuk makan, minum dan tidur tersedia dilokasi, semuanya menyesuaikan dengan budget dari pengunjung. Uang cash sangat penting karena tidak tersedia mesin ATM, ini digunakan untuk membayar segala kebutuhan yang ada di Bako National Park. Internet dan fasilitas komunikasi tersedia dengan baik dan saya masih bisa upload story dan reel di Instagram!

Makanan dan Minuman

Tersedia kafetaria lokal yang menyediakan sarapan, makan siang, dan makan malam dengan harga sekitar RM5 – 7, serta minuman kaleng dingin seharga RM5, dan botol air 1,5 liter seharga RM5 (harga dapat berubah sesuai waktu yah!)

Ada baiknya membawa persediaan makanan sendiri jika memang dalam jangka waktu yang cukup panjang seperti menginap satu atau dua hari. Cuaca yang cenderung humid membuat keringat

Pengunjung taman harus memastikan mereka membawa banyak air; berjalan di hutan hujan subtropis akan menguras tenaga. Jika Anda mencari hiburan malam, Anda mungkin harus mengatur untuk berada di tempat lain di malam hari. Kafetaria menyediakan berbagai minuman termasuk bir dan soda.

Fasilitas Menginap

Tersedia bungalow untuk disewa di kantor pusat taman. Menginap satu atau dua malam sangat disarankan untuk merasakan keragaman Bako secara penuh, meskipun akomodasi bisa pengap dan mungkin ada jamur yang tumbuh di langit-langit, dan akomodasi yang mahal sama sekali tidak ada. Kota Kuching menawarkan akomodasi yang jauh lebih beragam dan kemewahan AC.

Berkemah

Tersedia tempat berkemah khusus di belakang kantor pusat taman; bawalah peralatan Anda sendiri. RM5 per orang. Namun, berhati-hatilah dengan monyet, karena mereka diketahui suka membobol tenda untuk mengambil makanan dan barang-barang. Tapi kabarnya sekarang sudah dilarang untuk berkemah karena faktor keamanan seperti serangan monyet ekor panjang yang mencuri makanan atau babi berjanggut yang berkeliaran masuk kedalam tempat perkemahan.

Penginapan Bujet 

Tersedia beberapa pilihan tempat menginap, dulu tempat ini tidak memiliki kamar ber AC namun sekarang sudah tersedia, namun jumlahnya terbatas. Tamu yang datang menginap juga dibatasi agar tak mengganggu ekosistem yang ada disini. Oh ya, harga juga dapat berubah sewaktu waktu tergantung dari kebijakan yang ada di Bako National Park

  • Hostel, (kantor pusat taman), Asrama 4 tempat tidur dengan kamar mandi bersama RM15,90 per tempat tidur; RM 42,40 per kamar.
  • Lodge, (kantor pusat taman), Setiap kamar berisi 2 tempat tidur single; setiap lodge berisi 2 kamar RM53,00 per kamar; RM 79,50 per lodge.
  • Chalet, (kantor pusat taman), Setiap kamar berisi 3 tempat tidur single; setiap chalet berisi 2 kamar RM106 per kamar; RM159,00 per chalet.

Bagaimana supaya Tetap aman?

Pengunjung disarankan untuk tetap berada di jalur yang ditandai, dan pengunjung yang mencoba jalur yang lebih panjang diharuskan untuk mendaftarkan kedatangan dan rencana perjalanan mereka di kantor pusat taman. Pahami informasi perkiraan waktu yang disarankan taman untuk setiap jalur dan pastikan kalian menyediakan cukup waktu untuk kembali ke kantor pusat taman – atau atur waktu pertemuan di pantai tertentu dengan tukang perahu. Jangan malas atau ragu bertanya di kantor pusat agar dapat informasi terbaik

Hampir semua jalur tidak cocok untuk orang yang menderita keterbatasan mobilitas. Beberapa bagian jalur hanya dapat dilalui dengan tangga kayu dan jembatan reyot serta papan kayu. Dilihat dari banyaknya orang yang lalu lalang, jalur ini terawat lebih baik daripada yang terlihat, tetapi Anda tetap harus berhati-hati.

Apa yang Harus Dibawa Saat mengunjungi Bako National Park

Jika kalian melakukan perjalanan sehari, sebaiknya membawa yang berikut ini:

  • Topi matahari
  • Tabir surya
  • Pengusir nyamuk
  • Sepatu jalan yang bagus
  • Jas hujan atau ponco (Anda dapat membeli ponco murah seharga RM 5-12 di Kuching)
  • Peralatan P3K (atau minimal beberapa plester dan krim anti gigitan)
  • Kamera
  • Camilan
  • Kacamata hitam

Jika kalian menginap, bawa juga:

  • Sandal atau sandal jepit
  • Tas berisi pakaian ganti yang cukup untuk menginap. Harap diingat bahwa kalian akan banyak berkeringat di jalan setapak sehingga mungkin memerlukan lebih banyak baju pakaian dalam.
  • Tisu basah atau tisu toilet.
  • Pengisi daya kamera
  • Senter atau senter
  • Lebih banyak camilan (makanan di kantin mungkin tidak sesuai selera, jadi sebaiknya membawa berbagai camilan. Sebaiknya kalian juga membawa camilan dan air minum di jalan setapak, terutama jika melakukan perjalanan yang lebih jauh)
  • Handuk (Sarawak Forestry tidak lagi menyediakan handuk di kamar-kamar di hampir semua taman nasional)

Jangan Berenang di Pantai Taman

Sebelumnya, pengunjung dapat berenang di pantai taman. Bahkan, salah satu aktivitas paling populer adalah berjalan kaki dari kantor pusat taman ke pantai Pandan Kecil lalu berenang di laut. Saat ini, hal ini tidak disarankan. Ada beberapa penampakan buaya muara di pantai dan teluk di Bako. Buaya air asin (Crocodylus porosus) di dekat muara sungai dan di rawa bakau. Ukurannnnyaaa guede ya!

Selama sepuluh tahun terakhir, populasi buaya telah meningkat di wilayah Kuching dan daerah sekitarnya karena termasuk hewan yang dilindungi, jadi jangan heran kalau mereka ada dimana mana bahkan didalam parit di Kota Kuching sekalipun. Termasuk di Bako juga. Sekarang kalian bisa melihat buaya di perairan taman, meskipun sebelumnya mereka selalu ada di Sungai Bako. 

Rambu “Dilarang Berenang” telah dipasang di sekitar taman oleh Sarawak Forestry. Jangan main main dengan alam yah! mereka binatang buas dan sangat berbahaya, tidak dapat diprediksi kemunculan dan keganasannya. Tetaplah di jalan setapak dan trotoar bakau. Jangan berkeliaran di bakau saat air surut.

Jadi? Siapa yang mau ikut Tukang Jalan Jajan ke Bako National Park?

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Susur Bako National Park, Dulu dan Sekarang

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us