Filsafat mengajukan beberapa pertanyaan mendasar dan menyingkap. Apa itu? Mengapa kita melakukannya? Apa yang dapat dicapai? Sebagai titik awal, kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani yang berarti kecintaan pada kebijaksanaan. Para penekun filsafat akan berusaha memahami dunia di sekitar mereka. Dengan begitu, para filsuf sedikit mirip dengan ilmuwan.
Namun, ilmu pengetahuan merupakan subjek yang cukup luas, sehingga memerlukan cabang filsafatnya sendiri. Jika kita dapat memecah penyelidikan ilmiah ke dalam berbagai subjek, mengapa tidak melakukan hal yang sama dengan filsafatnya?
Inilah yang telah terjadi dengan perkembangan Filsafat Kimia, sebuah bidang penyelidikan filosofis yang relatif muda dan khusus. Bidang ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan unik dan menarik mengenai jenis pengetahuan yang diperoleh dalam sains, dan pemahaman tentang alam kita.
Beberapa perbincangan dalam filsafat kimia menyangkut isu-isu yang berkaitan erat dengan filsafat sains. Ide-ide penjelasan, hukum alam, dan realisme diselidiki dengan menggunakan teori, konsep, metode, dan alat eksperimental kimia yang spesifik.
Kedengarannya rumit, dan terkadang memang begitu. Namun, mengkaji teori-teori ilmiah seperti mekanika kuantum dari sudut pandang yang berfokus pada kimia dapat membantu memperluas pemahaman kita tentang ide-ide saintifik. Apa sebenarnya molekul itu? Apa maksudnya “ikatan kimia”? Dapatkah kita memprediksi dan menjelaskan perilaku materi kimia dalam mekanika kuantum?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan besar yang, berkat pendekatan filsuf, dapat mengurai asumsi dan aturan hingga ke akar-akarnya.
Dan pertanyaan-pertanyaan filosofis ini tidak hanya menarik bagi para filsuf ilmu pengetahuan, tetapi juga para ilmuwan. Jawabannya berimbas langsung pada otonomi ilmu pengetahuan, dan kesatuan alam. Sebagai contoh, dapat dikatakan bahwa subjek kimia berbeda dan independen dari subjek fisika, dan melibatkan konsep-konsep yang berpengaruh pada realitas.
Sama seperti individu yang terdiri dari jutaan sel yang secara kesluruhan menunjukkan ciri dan sifat unik, molekul dan ikatan kimia adalah entitas nyata yang layak diselidiki secara terpisah dari elektron dan inti yang menyusunnya. Ini adalah isu-isu yang menciptakan perdebatan sengit di antara para filsuf kimia dan yang memiliki implikasi penting bagi pandangan kita tentang pentingnya ilmu pengetahuan, dan pandangan kita tentang alam.
Kimia pun memiliki metode dan model yang unik. Sebagai bidang studi, kimia dianggap sebagai disiplin ilmu yang sangat berbeda dengan fisika, karena lebih banyak didasarkan pada penggunaan metode empiris untuk mencapai penjelasan dan prediksi.
Berbeda dengan fisika, yang sebagian besar dibahas melalui bahasa matematika, kimia telah mengembangkan bahasa yang berbeda yang diatur dan disusun dalam tabel periodik. Kimia juga menggunakan representasi visual yang unik dari struktur molekul untuk memahami dan menjelaskan perbedaan struktur yang rumit berikut sifat-sifat kimiawi suatu zat. Praktik dan teori kimia yang unik membuat ilmu ini layak mendapatkan penyelidikan filosofis tersendiri.
Diskusi dasar
Para filsuf kimia juga meneliti fitur-fitur penentu yang digunakan para ahli kimia untuk membedakan dan mengelompokkan materi ke dalam zat, elemen, senyawa, dan campuran. Aspek penting dari hal ini adalah penyelidikan peran tabel periodik yang mengklasifikasikan dan mengelompokkan unsur-unsur dalam hal kesamaan sifat kimia tertentu.
Penyelidikan historis tentang bagaimana klasifikasi tersebut berubah dari waktu ke waktu dan jenis temuan-temuan apa saja yang berkontribusi, berperan penting dalam diskusi ini.
Faktanya, kita salah apabila mengabaikan pentingnya sejarah kimia terhadap penyelidikan filosofis dalam bidang ini. Persepsi tentang konsep kimia, seperti atom, telah berubah secara signifikan sejak dulu berkat kemajuan dalam eksperimen kimia dan fisika.
Filsafat kimia adalah bidang penyelidikan filosofis yang telah berkembang selama 20 tahun terakhir menjadi bidang yang berbeda dan terpisah. Selama kimia ada sebagai disiplin ilmu yang terpisah untuk menyelidiki pertanyaan-pertanyaan dan menggunakan alat yang unik, filsafat kimia akan terus menyelidiki implikasi filosofis dari kegiatan semacam itu.
Pengajuan pertanyaan tentang sains dan bahan kimia jelas terkait dengan pengajuan pertanyaan tentang alam semesta—dan pemahaman tempat kita di dalamnya—adalah formula dari semua penyelidikan filosofis.
Rahma Sekar Andini menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris