Alergi pada anak menjadi salah satu masalah kesehatan yang semakin umum di Indonesia. Banyak orang tua yang mengalami kebingungan dan kekhawatiran ketika buah hati mereka mengalami reaksi alergi. Artikel ini akan membahas alergi anak secara menyeluruh, mulai dari jenis alergi, tingkat keparahan, hingga cara mengenali alergi anak dengan tes DNA.
Kasus Alergi Anak di Indonesia
Indonesia termasuk negara dengan peningkatan kasus alergi pada anak. Riset kesehatan dasar nasional tahun 2018 menunjukkan prevalensi alergi pada anak usia 13-18 tahun mencapai 6,2%. Alergi ini bisa berupa alergi makanan, alergi obat, alergi debu, hingga alergi serangga. Kondisi ini tentu saja dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan anak.
Tingkat Keparahan Alergi Anak
Reaksi alergi pada anak bisa beragam, mulai dari yang ringan hingga berat. Berikut beberapa jenis reaksi alergi yang perlu diwaspadai:
- Reaksi alergi ringan: Ruam kulit, gatal-gatal, bersin-bersin, mata merah dan berair.
- Reaksi alergi sedang: Sesak napas ringan, mual, muntah, diare.
- Reaksi alergi berat (Anafilaksis): Kondisi darurat medis yang ditandai dengan sesak napas berat, bengkak pada wajah dan tenggorokan, penurunan kesadaran. Jika anak mengalami anafilaksis, segera bawa ke unit gawat darurat terdekat.
Mengapa Anak Mengalami Alergi?
Sistem kekebalan tubuh anak yang masih berkembang dapat salah mengidentifikasi zat tertentu sebagai ancaman. Zat ini disebut alergen. Ketika tubuh anak terpapar alergen, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi berlebihan, sehingga menimbulkan gejala alergi.
Faktor genetik berperan penting dalam menentukan risiko alergi pada anak. Jika orang tua memiliki alergi, maka anak berisiko lebih tinggi mengalami alergi juga. Selain itu, faktor lingkungan juga turut berpengaruh, seperti paparan polusi udara, makanan olahan, dan penggunaan antibiotik secara berlebihan.
Mengenal Sumber Alergi Anak: Obat, Paparan, dan Infeksi
Alergi dapat dipicu oleh berbagai macam sumber, yaitu:
- Alergi obat: Alergi obat terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap obat tertentu. Gejala alergi obat biasanya muncul dalam waktu singkat setelah mengonsumsi obat.
- Alergi paparan: Alergi paparan disebabkan oleh paparan zat tertentu di lingkungan sekitar, seperti debu, tungau, bulu hewan, serbuk sari, dan asap rokok.
- Alergi infeksi: Pada beberapa kasus, infeksi tertentu dapat memicu reaksi alergi. Misalnya, anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas berulang dapat lebih rentan terhadap alergi debu.
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua Setelah Mengetahui Alergi Anak?
Mengetahui alergi anak sejak dini memang penting, namun langkah selanjutnya juga tidak kalah penting. Berikut beberapa hal yang dapat orang tua lakukan setelah mengetahui alergi anak:
- Menghindari Alergen: Ini adalah strategi utama dalam mengelola alergi. Setelah mengetahui alergennya, sangat penting untuk menghindarinya sebisa mungkin. Hal ini dapat berarti:
- Alergi makanan: Membaca label makanan dengan hati-hati dan menghindari bahan yang membuat anak alergi.
- Alergi obat: Menginformasikan dokter tentang alergi anak untuk memastikan mereka tidak meresepkan obat yang mengandung alergen.
- Alergi lingkungan: Mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan paparan alergen seperti tungau debu (mencuci perlengkapan tempat tidur secara sering), bulu hewan peliharaan (membatasi akses hewan peliharaan ke area tertentu), serbuk sari (tinggal di dalam ruangan pada hari dengan jumlah serbuk sari tinggi), dll.
- Kembangkan Rencana Tindakan: Buatlah rencana tentang bagaimana harus bereaksi jika anak Anda secara tidak sengaja terpapar alergen. Ini mungkin melibatkan:
- Memiliki obat alergi darurat (seperti EpiPen) dan mengetahui cara menggunakannya jika perlu.
- Mengetahui tanda dan gejala reaksi alergi ringan versus berat.
- Memiliki rencana perawatan yang disetujui dokter dan selalu tersedia.
- Komunikasi:
- Informasikan pengasuh anak, guru, anggota keluarga, dan siapa saja yang mungkin merawat anak Anda tentang alergi dan rencana tindakan.
- Lengkapi anak Anda dengan gelang atau kalung peringatan alergi, terutama jika mereka masih sangat kecil dan belum bisa mengkomunikasikan alergi mereka sendiri.
- Manajemen Medis:
- Konsultasikan dengan dokter spesialis alergi untuk membahas strategi pengelolaan jangka panjang, yang mungkin termasuk obat alergi atau bahkan terapi desensitisasi (imunoterapi) dalam beberapa kasus.
- Jadwalkan pemeriksaan rutin dengan dokter anak Anda untuk memantau alergi dan menyesuaikan pengobatan sesuai kebutuhan.
Mengenali Alergi Anak Lebih Dini dengan DNAset Bumame
Mengenali alergi anak sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup anak. DNAset dari Bumame dapat menjadi solusi tepat untuk membantu Anda mengenali potensi alergi anak secara lebih akurat dan komprehensif.
DNAset dari Bumame merupakan pemeriksaan genom personal yang menganalisis lebih dari 800 penanda DNA terkait dengan risiko alergi. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kecenderungan anak terhadap berbagai jenis alergi, seperti alergi makanan, alergi obat, dan alergi lingkungan.
- Mendeteksi risiko alergi secara dini: Dengan mengetahui potensi alergi anak sejak dini, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan yang tepat, sehingga gejala alergi dapat diminimalisir.
- Mencegah komplikasi alergi: Alergi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi seperti asma dan anafilaksis. DNAset membantu Anda mengenali alergi anak lebih dini sehingga risiko komplikasi bisa dikurangi.
- Mempermudah diagnosis alergi: Hasil DNAset dapat menjadi panduan berharga bagi dokter dalam mendiagnosis alergi anak. Sehingga dokter dapat memberikan penanganan yang lebih tepat.
Layanan DNAset dari Bumame sudah dilengkapi dengan layanan lifetime update, Free Home Care dan Free Self-testing Kit Delivery. Tidak perlu khawatir jika Anda bingung dalam membaca hasil yang diterima, Bumame menyediakan layanan konsultasi gratis dengan ahli genetik untuk sesi pembacaan dan rekomendasi. Untuk pemesanan dan informasi lebih lanjut dapat mengakses website Bumame.