Jadi aktris ternama dan berprestasi, model populer, hidup glamor, dan jadi sorotan publik? Ava Alesandra (Laura Basuki) sudah memiliki semua itu dalam film ‘Heartbreak Motel’. Namun, ada satu hal yang belum dapat ia capai: bahagia.
Film ‘Heartbreak Motel’ diadaptasi dari novel Ika Natassa berjudul sama. ‘Heartbreak Motel’ disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko di bawah rumah produksi Visinema. Para pemerannya bukan sembarang. Ada Laura Basuki sebagai Ava Alesandra, Reza Rahadian sebagai Reza Malik, Chicco Jerikho sebagai Raga, Sheila Dara sebagai Lara, dan lain-lain.
Setelah bermain dalam film ‘Sleep Call’ (2023) dan ‘Sehidup Semati’ (2024), Laura Basuki kembali terlibat dalam proyek film tentang toxic relationship. Tidak hanya itu, karakter Ava Alesandra yang diperankan Laura juga punya ‘luka’ masa lalu yang kerap menghantuinya hingga dewasa. Dinamika kehidupan Ava naik-turun bersama Reza Malik (Reza Rahadian) dan Raga (Chicco Jerikho) di film ini.
Sinopsis Film ‘Heartbreak Motel’
Dalam film ‘Heartbreak Motel’, Ava Alesandra memulai kariernya di dunia hiburan sejak remaja. Ia mengikuti kontes kecantikan di usia tersebut. Meski tidak menang, hal itu mendorongnya untuk terus menggeluti aktivitas yang disukainya. Akhirnya Ava merambah ke dunia akting dan menjadi pemeran perempuan terkenal.
Di balik kehidupan glamornya, Ava dihantui trauma dari masa lalu. Saat masih kecil, ayahnya melakukan KDRT terhadap sang ibu lalu pergi meninggalkan rumah begitu saja. Ava dan ibunya, yang bekerja sebagai housekeeper hotel, berjuang menjalani hidup berdua. Hingga di usia remaja, Ava mengikuti kontes kecantikan pertamanya. Meski tidak meraih juara, ia punya kesempatan menyatakan kekagumannya terhadap perjuangan ibunya sebagai perempuan tangguh.
Singkat cerita, Ava Alesandra sudah dewasa dan menjadi aktris dengan jam terbang tinggi. Ia dipilih untuk bermain dalam film tentang Ken Dedes sebagai tokoh utama, dan berpasangan dengan aktor Reza Malik sebagai Ken Arok. Namun, saat proses pembacaan naskah hingga syuting, Ava kerap dilanda serangan panik (panic attack). Sebab beberapa adegan memicu kenangan buruk atas KDRT terhadap ibunya saat ia masih kecil.
Ketika ia berada dalam situasi serangan panik tersebut, Malik-lah yang menemani dan menenangkannya. Malik juga kerap mengatakan bahwa ia sulit mengimbangi kemampuan akting Ava. Validasi dan perhatian dari Malik perlahan membuat Ava jatuh hati. Ia dan Malik jadi dekat dan akhirnya mengumumkan hubungan mereka ke publik. Meski banyak komentar negatif mengenai hubungan mereka karena Malik dipandang tak cocok bersanding dengan seorang Ava Alesandra, mereka tetap menjalani hubungan tersebut.
Suatu hari, Ava dan Malik menghadiri ajang penghargaan film. Di sana, Ava memenangkan nominasi ‘pemeran utama perempuan terbaik’ untuk film Ken Dedes. Namun, pasangan itu malah terlibat cekcok usai acara. Pasalnya, Malik merasa Ava kurang mengapresiasi kehadirannya karena pidato kemenangan perempuan tersebut hanya menyebut nama Reza Malik sekilas. Ia juga kesal karena dirinya tidak masuk nominasi apa pun di acara tersebut.
Baca juga: Film ‘Maid’ Perjuangan Korban KDRT yang Berani Keluar dari Rumah
Lama kelamaan, hubungan Ava dan Malik kian memburuk. Malik mulai menunjukkan sifat aslinya yang narsistik dan pemarah. Ia juga insecure karena Ava mendapatkan jauh lebih banyak pengakuan publik, sedangkan dirinya hanya dilihat sebagai pasangan sekaligus ‘manajer’ Ava. Pada waktu-waktu tertentu sejak mereka tinggal berdua, Malik melakukan kekerasan verbal hingga fisik kepada Ava.
Kondisi itu membuat Ava stres. Ia makin tidak bisa membedakan dunia peran dan dunia nyata. Ditambah lagi, ia kembali harus berhadapan dengan Malik sebagai aktor dalam film debut seorang sutradara kenalan mereka. Lantaran sulit memisahkan akting dan kenyataan, Ava yang muak dengan Malik refleks menghantam kepala pasangannya itu dengan vas bunga sungguhan saat syuting. Ketika Malik dirawat di rumah sakit, seluruh kesalahan ditimpakan kepada Ava yang dituding, “Melakukan penganiayaan terhadap Reza Malik.”
Demi menghindari huru-hara dan menenangkan diri, Ava meminta manajernya untuk membantunya mengubah identitas. Ava menyewa kamar termahal di sebuah hotel tempat ibunya pernah bekerja sebagai housekeeper semasa hidupnya. Ia pun menjelma jadi Maya, perempuan muda yang melamar kerja sebagai housekeeper di sana.
Selama beberapa waktu, Maya dapat dengan tenang bekerja di hotel tersebut seperti orang biasa. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan Raga, seorang karyawan keuangan luar negeri yang menginap di hotel itu sebelum bertolak kembali ke negara tempatnya bekerja. Ava—sebagai Maya—sempat takut berinteraksi dengan Raga karena kesalahpahaman dan menghindari identitasnya terbongkar. Namun, sikap Raga yang tulus pun membuat Maya luluh. Ia mulai merasakan suka terhadap Raga, juga rasa aman yang hilang darinya sejak berhubungan dengan Malik.
Akan tetapi, rasa aman itu tidak bertahan lama. Identitas artis Ava Alesandra tak bisa disembunyikan selamanya. Lantas, bagaimana Ava menuntaskan masalah dengan Malik, Raga, hingga ayahnya sendiri?
Pola Hubungan Beracun
Salah satu hal yang kentara dalam film ‘Heartbreak Motel’ adalah hubungan beracun antara Ava dan Malik.
Barangkali penonton tidak akan segera menyangka sifat asli Malik saat film baru dimulai. Toh, pada mulanya, Malik bersikap baik dengan menemani dan membantu Ava melewati panic attack. Ia juga sempat membuat Ava berbunga-bunga saat mereka baru mengumumkan hubungan ke publik.
Namun, seperti banyak toxic relationship lainnya, keburukan Malik mulai terasa saat hubungan Ava dengannya sudah lebih dalam. Malik ternyata laki-laki yang narsis, manipulatif, dan kasar. Ia merasa minder karena pasangannya, Ava, lebih populer dan berprestasi ketimbang dirinya. Malik pun jadi bertindak seenaknya, mengatur-atur Ava dalam kerja profesionalnya sehingga membuat orang lain yang bekerja dengan Ava jadi tidak nyaman.
Insecurity Malik berlanjut. Demi menjatuhkan nama Ava Alesandra, ia merekam Ava tanpa izin saat dirinya kesal dengan sikap Malik, lalu mempublikasikannya. Puncaknya ketika Ava refleks melukai Malik di lokasi syuting karena adegan ketika karakter yang dimainkan Malik juga melakukan KDRT terhadap Ava. Kejadian tersebut dibuat seakan-akan Ava-lah yang menganiaya Malik tanpa alasan mendasar. Victim blaming dilakukan oleh Malik dan warganet, bahkan sampai Malik melaporkan Ava ke polisi atas kasus tersebut.
Tak Bisa Lari Terus dari Trauma Masa Kecil
Ava memiliki trauma masa kecil saat ibunya mengalami KDRT yang dilakukan sang ayah. Setelah itu pun, ayahnya pergi meninggalkan dua perempuan itu. Mereka akhirnya melakukan berbagai hal untuk bertahan hidup dan menjaga satu sama lain.
Ava tak pernah benar-benar berusaha mengatasi traumanya. Ia memendam luka itu seorang diri, yang membuatnya berbalik kepadanya. Trauma tersebut mengganggunya saat bekerja hingga membuat batas antara imajinasi dan kenyataan menjadi kabur.
Maka ketika sosok Malik hadir, Ava merasa tidak sendirian. Paling tidak, dengan cerita Malik bahwa dirinya juga punya luka dari masa lalu, ia merasa dapat percaya pada laki-laki itu. Namun rupanya kepercayaan itu tidak bertahan lama. Ketika trauma Ava melukai dirinya sendiri, luka Malik membuatnya melukai orang lain.
Hal ini membuat Ava terus-menerus berusaha lari dari traumanya lewat akting dan penyamaran. Sahabatnya, Lara, akhirnya menyarankannya untuk menuntaskan luka lamanya yang menggantung alih-alih menghindarinya. Ia juga mendorong Ava untuk mengakhiri hubungan dengan Malik demi kebaikan diri Ava.
Maka perjalanan Ava menghadapi traumanya pun dimulai dengan upaya mencari ayahnya yang lama minggat dari rumah. Sembari menunggu kemunculan sang ayah, Ava bertemu lagi dengan Malik usai tuduhan penganiayaan tersebut, lalu berusaha mengajaknya bicara tentang hubungan mereka. Diam-diam, Ava merekam segala tindakan kasar Malik ketika ia menentang putusnya hubungan mereka berdua. Apa yang dilakukan Malik pun berbalik kepadanya. Lalu, Ava mencoba memulai awal yang baru dengan Raga. Bukan sebagai Maya sang housekeeper, bukan pula sebagai Ava si aktris terkenal. Melainkan sebagai dirinya sendiri, Ava Alesandra.
Film ‘Heartbreak Motel’ ditutup dengan pertemuan Ava dengan sang ayah. Meski tidak dijelaskan apa yang dilakukan Ava selanjutnya, penonton dibawa pada kesimpulan bahwa lari dari trauma belum tentu selalu baik. Mungkin, jika bisa, trauma dari masa lalu harus dihadapi untuk diselesaikan. Setidaknya, upaya ini akan membantu menghindari luka-luka berikutnya di masa depan.
Foto: imdb.com