Kadang tuh selama pandemi saya suka mikir, orang-orang kenapa sih ribut banget pengen jalan-jalan. Soal yang satu ini emang saya agak susah paham karena pada dasarnya emang saya anaknya tuh solitary banget. Ngga bisa jalan-jalan yaudah di rumah aja. Berjalan 2 tahun pandemi thank God saya masih stabil begini-begini aja.
Self-isolation sendiri adalah praktik yang memang saya lakukan sewaktu-waktu kepala saya penat. Karena sudah lebih dari 1 dekade saya tinggal sendirian, rasa-rasanya sudah bolehlah saya membagi cerita mengenai menikmati kesendirian ini.
Dari kecil saya memang nggak terbiasa dengan keramaian. Tumbuh di keluarga kecil (yang dikelilingi oleh keluarga besar) saya memang nggak nyaman kalau harus terlalu lama bertemu orang lain. Maksimal 4 jam, habis itu energi saya habis. Baru-baru ini saja dengan konseling yang tepat, saya belajar untuk menjaga kadar energi saya.
Sebenarnya sendirian itu menyenangkan kok. Walaupun saya sudah menikah dengan Pak Suami, kami masih sering me-time masing-masing. Dia main game sendirian atau pergi makan dengan teman-temannya, saya juga pergi sendirian.
Baru-baru ini (dan lagi-lagi karena pandemi) saya tahu kalau orang-orang banyak yang tidak bisa menikmati kesendiriannya, mungkin karena tidak terbiasa, mungkin juga karena sendirian akrab dengan konotasi negatif seperti kesepian, anti-sosial, dan masih banyak lagi.
Padahal sendirian itu nikmat.
Saya tahu psikolog saya bakal mencak-mencak baca judul tulisan ini. Tenang saja, kali ini saya nggak ngomong soal sejarah saya sebagai hikikomori, itu topik untuk lain hari, lol.
Tapi kalau ada hal yang saya syukuri, pernah menjadi hikikomori membuat saya bisa bertahan ditengah pandemi tanpa harus kehilangan kegembiraan.
Ketika di bulan Juli lalu keluarga saya positif dan terpaksa melakukan isolasi mandiri, sebagai satu-satunya orang yang belum divaksin di rumah dan berstatus negatif covid, saya harus mengisolasi diri sendiri. Ditinggal di Jogja dalam keadaan rumah kosong dan tanpa kendaraan, batas maksimal saya untuk berjalan keluar rumah adalah sampai tempat sampah rumah.
Itu juga kalau nggak dipliriki tetangga yang sinis karena keluarga saya positif COVID, lol.
Tapi saya tetap mengisolasi diri. Ini hal-hal yang saya persiapkan:
- Senter, lilin, dan perlengkapan emergency lainnya yang sudah di-charge full untuk ((survival))
- Perlengkapan keamanan kayak pentungan, tazer, pepper spray
- Survival bag, kalau-kalau ada bencana atau saya harus dirawat di rumah sakit karena amit-amit tiba-tiba muncul gejala.
- Semua surat-surat penting saya jadikan satu folder khusus, saya juga mengontak teman baik saya, just in case saya nggak menghubungi dia dalam 1×24 jam, silahkan telepon nomor bantuan darurat.
- Membeli semua peralatan bebersih dan stockpile barang-barang kebutuhan rumah tangga dalam bentuk grosir atau bulk.
- Mengisi kulkas dan daftar makanan instan.
- Memasang autodebit untuk semua tagihan bulanan dan membuat scheduled mail untuk konfirmasi supaya saya nggak perlu “ngobrol” atau keluar rumah.
- Menyiapkan hiburan, mulai dari game online, netflix, dan buku.
- Nyiapin boundaries semua kebutuhan harus bisa diambil dalam arms length dari tempat tidur.
- Nyetok galon untuk air bersih, gas, dan kebutuhan dapur lainnya. Nggak lupa untuk makanan kucing dan pasir sudah distok juga.
- Bikin tempat khusus buat naruh paket plus kasih tanda supaya kurir yang dateng ke rumah nggak bingung.
Thank God disini semua sudah bisa belanja online baik lewat Grab Mart ataupun lewat Tokopedia. Jadi kegiatan mengisolasi diri di rumah menjadi lebih mudah. Berhubung saya anaknya ekstra, saya ngelakuin satu hal lagi:
Pasang CCTV yang ada micnya. Jadi bisa ngomong sama tukang paket tanpa harus ketemu muka.
Buat sebagian orang ini kesannya nggak sopan, tapi mau gimana lagi namanya juga mengisolasi diri. Plus ini emang dibeli dari sebelum COVID dan memang fiturnya dipakai kalau saya lagi nggak ada di rumah tapi ada paket.
Terus udah deh ngedekem di rumah, WFH, main game, have fun pokoknya. Kebiasaan ini berlangsung sampai sesudah keluarga dinyatakan negatif semua. Sampai sekarang bahkan.
Cara Menikmati Kesendirian
So ini versi saya untuk menikmati kesendiriannya. Ini relatif mudah buat saya karena saya orangnya kebiasa sendirian. Akan berat kalau kamu sukanya kumpul rame-rame.
Buat saya yang pertama itu adalah: boring is a mindset.
Semua hal itu akan menarik kalau kita buat dia menarik. Mungkin karena golongan darah saya AB, nontonin jangkrik lompat lompat di teras juga menarik aja.
Tapi serius, kalau saya bosan ya saya main game. Butuh ngobrol ya saya discord. Kalau capek ya tidur. Pengen nonton film ya buka netflix. Dibawa simpel aja.
Kalau lagi kesepian buka discord, kalau mau kerja bareng-bareng juga set up room biar temen-temen bisa ngobrol dan ngetik bareng. Udah begitu aja kehidupanku yang fana.
Kelar kerja, beli baju murah di shopee terus foto dan pajang di Instagram, ngepel, nyapu, dan beres-beres, masak buat diri sendiri. Habis itu capek terus tidur.
Waktu berjalan dengan cepat kalau kita banyak kegiatan. Hal yang sebenernya malesin kaya ngepel, cuci baju, setrika, kalau dilakuin satu persatu juga bakal bikin semua berasa berlalu aja dengan cepat. Tahu-tahu udah 2022 aja.
Ya pokoknya waktu berjalan dengan cepat kecuali pas lagi plank sama sit up.
Anyways bikin mindset bahwa hal yang kita lakukan itu menyenangkan sebenarnya nggak sulit, cuma emang butuh perseverance aja. Saya mulai membiasakan diri bahwa ketemu temen itu nggak harus di ruang nyata, tapi bisa juga di dunia maya.
Ngelakuin hal-hal yang sebenarnya “biasa” tapi di twist jadi luar biasa juga menurut saya suatu hal yang menyenangkan. Kalau saya jujur biasanya melakukan hal yang biasa-biasa aja tapi kemudian saya twist jadi lebih menyenangkan. Misal nyobain resep Indomie.
Ini resep Indomie viral yang lagi saya suka, dan saya sertakan juga link belanja onlinenya biar gampang.
Resep Indomie Saus Wijen (1 Porsi)
Bahan-Bahan:
- 1 bungkus Indomie goreng jumbo (bisa dibeli disini)
untuk bumbu dan rempah kamu bisa belanja di shopee segar - 3 siung bawang putih
- 3 siung bawang merah
- cabe rawit sesuai selera
- saus salad dressing wijen (aku rekomen merek kewpie yang bisa dibeli disini, tapi kalau ngga ada bisa pakai yang lain misalnya mamasuka)
- minyak goreng
Cara Membuat
- Rebus Indomie, sisihkan bumbunya
- Potong kecil-kecil atau haluskan bawang putih, bawang merah dan cabe
- tumis bawang putih, bawang merah, cabe dengan sedikit minyak atau siram dengan minyak panas, cuma karena perut saya lemah dan saya suka bawangnya mateng jadi saya tumis aja.
- Tiriskan, aduk dengan saus salad dressing wijen dan masukkan bumbu Indomie
- Campurkan bumbu yang sudah diaduk dengan mie goreng, dan mie siap disantap!
Gampang banget kan?
Nyobain resep viral satu-satu kalau lagi bosen juga bisa bikin saya excited.
Kadang tuh selama pandemi saya suka mikir, orang-orang kenapa sih ribut banget pengen jalan-jalan. Soal yang satu ini emang saya agak susah paham karena pada dasarnya emang saya anaknya tuh solitary banget. Ngga bisa jalan-jalan yaudah di rumah aja. Berjalan 2 tahun pandemi thank God saya masih stabil begini-begini aja.
Self-isolation sendiri adalah praktik yang memang saya lakukan sewaktu-waktu kepala saya penat. Karena sudah lebih dari 1 dekade saya tinggal sendirian, rasa-rasanya sudah bolehlah saya membagi cerita mengenai menikmati kesendirian ini.
Dari kecil saya memang nggak terbiasa dengan keramaian. Tumbuh di keluarga kecil (yang dikelilingi oleh keluarga besar) saya memang nggak nyaman kalau harus terlalu lama bertemu orang lain. Maksimal 4 jam, habis itu energi saya habis. Baru-baru ini saja dengan konseling yang tepat, saya belajar untuk menjaga kadar energi saya.
Sebenarnya sendirian itu menyenangkan kok. Walaupun saya sudah menikah dengan Pak Suami, kami masih sering me-time masing-masing. Dia main game sendirian atau pergi makan dengan teman-temannya, saya juga pergi sendirian.
Baru-baru ini (dan lagi-lagi karena pandemi) saya tahu kalau orang-orang banyak yang tidak bisa menikmati kesendiriannya, mungkin karena tidak terbiasa, mungkin juga karena sendirian akrab dengan konotasi negatif seperti kesepian, anti-sosial, dan masih banyak lagi.
Padahal sendirian itu nikmat.
Sebuah Panduan Mengisolasi Diri
Saya tahu psikolog saya bakal mencak-mencak baca judul tulisan ini. Tenang saja, kali ini saya nggak ngomong soal sejarah saya sebagai hikikomori, itu topik untuk lain hari, lol.
Tapi kalau ada hal yang saya syukuri, pernah menjadi hikikomori membuat saya bisa bertahan ditengah pandemi tanpa harus kehilangan kegembiraan.
Ketika di bulan Juli lalu keluarga saya positif dan terpaksa melakukan isolasi mandiri, sebagai satu-satunya orang yang belum divaksin di rumah dan berstatus negatif covid, saya harus mengisolasi diri sendiri. Ditinggal di Jogja dalam keadaan rumah kosong dan tanpa kendaraan, batas maksimal saya untuk berjalan keluar rumah adalah sampai tempat sampah rumah.
Itu juga kalau nggak dipliriki tetangga yang sinis karena keluarga saya positif COVID, lol.
Tapi saya tetap mengisolasi diri. Ini hal-hal yang saya persiapkan:
- Senter, lilin, dan perlengkapan emergency lainnya yang sudah di-charge full untuk ((survival))
- Perlengkapan keamanan kayak pentungan, tazer, pepper spray
- Survival bag, kalau-kalau ada bencana atau saya harus dirawat di rumah sakit karena amit-amit tiba-tiba muncul gejala.
- Semua surat-surat penting saya jadikan satu folder khusus, saya juga mengontak teman baik saya, just in case saya nggak menghubungi dia dalam 1×24 jam, silahkan telepon nomor bantuan darurat.
- Membeli semua peralatan bebersih dan stockpile barang-barang kebutuhan rumah tangga dalam bentuk grosir atau bulk.
- Mengisi kulkas dan daftar makanan instan.
- Memasang autodebit untuk semua tagihan bulanan dan membuat scheduled mail untuk konfirmasi supaya saya nggak perlu “ngobrol” atau keluar rumah.
- Menyiapkan hiburan, mulai dari game online, netflix, dan buku.
- Nyiapin boundaries semua kebutuhan harus bisa diambil dalam arms length dari tempat tidur.
- Nyetok galon untuk air bersih, gas, dan kebutuhan dapur lainnya. Nggak lupa untuk makanan kucing dan pasir sudah distok juga.
- Bikin tempat khusus buat naruh paket plus kasih tanda supaya kurir yang dateng ke rumah nggak bingung.
Thank God disini semua sudah bisa belanja online baik lewat Grab Mart ataupun lewat Tokopedia. Jadi kegiatan mengisolasi diri di rumah menjadi lebih mudah. Berhubung saya anaknya ekstra, saya ngelakuin satu hal lagi:
Pasang CCTV yang ada micnya. Jadi bisa ngomong sama tukang paket tanpa harus ketemu muka.
Buat sebagian orang ini kesannya nggak sopan, tapi mau gimana lagi namanya juga mengisolasi diri. Plus ini emang dibeli dari sebelum COVID dan memang fiturnya dipakai kalau saya lagi nggak ada di rumah tapi ada paket.
Terus udah deh ngedekem di rumah, WFH, main game, have fun pokoknya. Kebiasaan ini berlangsung sampai sesudah keluarga dinyatakan negatif semua. Sampai sekarang bahkan.
Cara Menikmati Kesendirian
So ini versi saya untuk menikmati kesendiriannya. Ini relatif mudah buat saya karena saya orangnya kebiasa sendirian. Akan berat kalau kamu sukanya kumpul rame-rame.
Buat saya yang pertama itu adalah: boring is a mindset.
Semua hal itu akan menarik kalau kita buat dia menarik. Mungkin karena golongan darah saya AB, nontonin jangkrik lompat lompat di teras juga menarik aja.
Tapi serius, kalau saya bosan ya saya main game. Butuh ngobrol ya saya discord. Kalau capek ya tidur. Pengen nonton film ya buka netflix. Dibawa simpel aja.
Kalau lagi kesepian buka discord, kalau mau kerja bareng-bareng juga set up room biar temen-temen bisa ngobrol dan ngetik bareng. Udah begitu aja kehidupanku yang fana.
Kelar kerja, beli baju murah di shopee terus foto dan pajang di Instagram, ngepel, nyapu, dan beres-beres, masak buat diri sendiri. Habis itu capek terus tidur.
Waktu berjalan dengan cepat kalau kita banyak kegiatan. Hal yang sebenernya malesin kaya ngepel, cuci baju, setrika, kalau dilakuin satu persatu juga bakal bikin semua berasa berlalu aja dengan cepat. Tahu-tahu udah 2022 aja.
Ya pokoknya waktu berjalan dengan cepat kecuali pas lagi plank sama sit up.
Anyways bikin mindset bahwa hal yang kita lakukan itu menyenangkan sebenarnya nggak sulit, cuma emang butuh perseverance aja. Saya mulai membiasakan diri bahwa ketemu temen itu nggak harus di ruang nyata, tapi bisa juga di dunia maya.
Ngelakuin hal-hal yang sebenarnya “biasa” tapi di twist jadi luar biasa juga menurut saya suatu hal yang menyenangkan. Kalau saya jujur biasanya melakukan hal yang biasa-biasa aja tapi kemudian saya twist jadi lebih menyenangkan. Misal nyobain resep Indomie.
Ini resep Indomie viral yang lagi saya suka, dan saya sertakan juga link belanja onlinenya biar gampang.
Resep Indomie Saus Wijen (1 Porsi)
Bahan-Bahan:
- 1 bungkus Indomie goreng jumbo (bisa dibeli disini)
untuk bumbu dan rempah kamu bisa belanja di shopee segar - 3 siung bawang putih
- 3 siung bawang merah
- cabe rawit sesuai selera
- saus salad dressing wijen (aku rekomen merek kewpie yang bisa dibeli disini, tapi kalau ngga ada bisa pakai yang lain misalnya mamasuka)
- minyak goreng
Cara Membuat
- Rebus Indomie, sisihkan bumbunya
- Potong kecil-kecil atau haluskan bawang putih, bawang merah dan cabe
- tumis bawang putih, bawang merah, cabe dengan sedikit minyak atau siram dengan minyak panas, cuma karena perut saya lemah dan saya suka bawangnya mateng jadi saya tumis aja.
- Tiriskan, aduk dengan saus salad dressing wijen dan masukkan bumbu Indomie
- Campurkan bumbu yang sudah diaduk dengan mie goreng, dan mie siap disantap!
Gampang banget kan?
Nyobain resep viral satu-satu kalau lagi bosen juga bisa bikin saya excited.