Inovasi Teknologi dan Manajemen di Pesantren: Refleksi KKN Plus 2024

inovasi-teknologi-dan-manajemen-di-pesantren:-refleksi-kkn-plus-2024

Mubadalah.id – Mengikuti KKN Plus 2024 ITB Ahmad Dahlan di sebuah pesantren NU adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga dan mendalam. KKN PLUS ini berbeda dengan KKN seperti umumnya yang berfokus terhadap masyarakat. Selain itu pertama kalinya kampus Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTMA) melakukan KKN di lingkungan pesantren Nadhatul Ulama (NU).

Kegiatan ini berlangsung selama 3 Minggu pada bulan Agustus. Kegiatan KKN Plus 2024 bukan hanya memberikan kesempatan untuk berkontribusi secara langsung terhadap pengembangan pesantren. Namun juga menjadi ruang untuk mempererat hubungan antar organisasi keagamaan besar di Indonesia. Yaitu Muhammadiyah dan NU, yang kerap kali diselimuti oleh isu-isu ketegangan historis.

Salah satu bagian paling menarik dari KKN ini adalah keberagaman proyek yang diusung oleh setiap prodi. Proyek-proyek ini tidak hanya bersifat aplikatif, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi keberlangsungan pondok pesantren. Sebagai contoh, prodi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi yang melakukan terobosan dengan membantu santri membuat robotik dasar.

Proyek ini memiliki nilai penting dalam memperkenalkan teknologi kepada santri, sekaligus membuka wawasan mereka tentang peluang di dunia sains dan teknologi modern. Inisiatif ini merupakan langkah awal yang sangat baik untuk menciptakan lingkungan pesantren yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

Kontribusi terhadap Pesantren

Prodi desain dan komunikasi visual (DKV) turut memberikan kontribusi melalui pembuatan buku profil pondok, serta desain kemasan dari produk yang dibuat oleh pesantren. Buku & desain kemasan ini tidak hanya berfungsi sebagai media informasi, tetapi juga sebagai wajah dari pesantren yang mampu menarik perhatian dan minat publik. Desain yang komunikatif dan informatif akan membantu pondok pesantren untuk lebih terkenal luas dan menjadi rujukan pendidikan yang berdaya saing tinggi.

Dan Prodi Arsitektur juga memberikan kontribusi berupa pembuatan site plan atau denah lokasi untuk kita letakkan di beberapa sudut pesantren. Maksudnya agar pengunjung pondok maupun wali santri dapat mengetahui letak dari beberapa bagian pondok pesantren.

Di sisi lain, prodi akuntansi mengambil peran yang tak kalah penting dengan menyusun draft buku keuangan pondok. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren membutuhkan manajemen keuangan yang tertata agar dapat menjalankan kegiatannya dengan efektif. Draft buku keuangan ini menjadi fondasi bagi pengelolaan yang lebih transparan dan akuntabel. Tentunya akan membawa manfaat jangka panjang bagi pesantren.

Prodi Manajemen juga memberikan kontribusi melalui penyusunan jurnal yang berkaitan dengan metode manajemen sumber daya manusia di pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa KKN tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga intelektual, di mana mahasiswa kita ajak untuk berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang relevan dengan konteks pesantren.

Sinergi NU dan Muhammadiyah

Selain pencapaian proyek-proyek tersebut, KKN ini memiliki makna yang lebih dalam terkait dengan upaya rekonsiliasi antara Muhammadiyah dan NU. Berada di tengah-tengah pesantren NU, mahasiswa dari ITB Ahmad Dahlan yang berafiliasi dengan Muhammadiyah menunjukkan sikap keterbukaan, persaudaraan, dan toleransi.

Dalam kegiatan sehari-hari, kami berdialog, bekerja sama, dan merayakan perbedaan dalam bingkai persatuan Islam. Ini adalah bukti bahwa di tengah segala perbedaan, kita tetap dapat bersinergi untuk mencapai tujuan bersama: memajukan pendidikan Islam di Indonesia.

Melalui KKN ini, saya merasakan bahwa sekat-sekat perbedaan yang selama ini sering diperbesar oleh sebagian orang sebenarnya dapat kita perkecil dengan saling menghormati dan memahami. Misi KKN Plus yang mengusung Islam Wasathiyah, Islam yang moderat dan inklusif, berhasil kita wujudkan melalui proyek-proyek nyata yang membangun. Tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga dalam konteks kebersamaan antar organisasi Islam besar di Indonesia.

Pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam bagi saya, bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak hanya sekadar tentang memberikan ilmu atau bantuan materi. Tetapi juga tentang menciptakan harmoni dan persatuan.

Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus kita kembangkan, agar pesantren, sebagai salah satu pilar pendidikan di Indonesia, dapat tumbuh lebih maju, sekaligus menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai kelompok umat Islam untuk saling memperkuat dan mendukung satu sama lain. []

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Inovasi Teknologi dan Manajemen di Pesantren: Refleksi KKN Plus 2024

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us