Mubadalah.id – Tulisan ini saya persembahkan untuk kamu pejuang halal yang sedang merencanakan menikah dengan anggaran terbatas tanpa bantuan orang tua. Namun ingin menciptakan kesan yang baik untuk wedding dream mu. Tentu tulisan ini tidak related untuk kalian yang ingin menikah sudah terfasilitasi oleh orang tua, namun jika ingin mengintip tulisan ini sangat saya persilahkan.
Hal yang paling kita khawatirkan dari perjalanan hubungan salah satu satunya adalah memasuki jenjang yang serius yaitu proses penyelenggaran pesta pernikahan. Dalam hal ini beban antara laki-laki dan perempuan berbeda, laki-laki kita bebankan untuk memberikan mahar kepada perempuan. Belum bertambah lagi hal-hal lainnya yang membutuhkan biaya tidak sedikit.
Ada yang gagal menikah karena permintaan mahar dari keluarga calon mempelai perempuan yang tidak tersanggupi oleh calon mempelai laki-laki dan keluarganya. Ada pula kasus gagal menikah di hari H padahal semuanya sudah tersedia baik konsumsi, dekorasi, dan lainnya. Kenapa bisa begitu ya?
Hemat Budget dalam Merencanakan Pernikahan
Dalam tulisan ini penulis mencoba memberikan sedikit perspektif dan tips bagaimana menghemat budget untuk calon pengantin yang sedang merencanakan pernikahan. Pertama, menormalisasi bahwa menikah dengan sederhana adalah bukan sesuatu yang buruk, sebab itu pilihan.
Hal ini penting untuk meringankan ekspektasi kedua pihak terhadap pesta pernikahan yang diharapkan. Setelah menikah, itulah pesta yang sesungguhnya. Bagaimana gaya hidup yang akan kita pilih, tempat tinggal, tabungan, perencanaan memiliki anak, pendidikan anak dan lainnya yang merupakan proses panjang nantinya.
Kedua, jika kalian menginginkan menikah suatu saat nanti walaupun tidak tahu kapan, mulailah menabung dan menyisihkan uang agar ketika tiba-tiba ada yang melamar, kamu tidak kaget, ini penting bagi perempuan.
Ketiga, membuat timeline perencanaan menikah dari budget dan printilan lainnya sesuai dengan wedding dream kalian. Jika ada tuntutan dari orang tua untuk segera cepat maka komunikasikan dan negosiasikan pilihanmu kecuali orang tuamu mau membiayai semuanya.
Keempat, sepakati nominal berapa kalian mampu untuk mengumpulkannya dalam durasi waktu tertentu. Ini juga kita sesuaikan dengan gaji masing-masing. Baut list tabungan dari kedua belah pihak, ingat adil belum tentu nominalnya sama ya. Bisa jadi gaji laki-laki dan perempuan berbeda maka kita sepakati bersama agar tidak merasa dirugikan dan diberatkan.
Upayakan Pesta Pernikahan yang Inti-inti Saja
Kelima, setelah menentukan nominal maksimal, cari vendor-vendor di wilayah kalian. Bandingkan dari masing-masing vendor. Jika tidak sesuai dengan wedding dream yang kita harapkan, tidak masalah asalkan pilihan tersebut tidak terlalu buruk dan estimasi budgetnya masih bisa kita usahakan.
Prinsipnya adalah upayakan pesta pernikahan yang inti-inti saja, termasuk tidak ada bridesmaid tidak masalah. Kecuali cara pandangmu penting ada bridesmaid maka bisa disiasati atau subsidi silang dengan biaya lainnya. Misal mengurangi jumlah tamu juga akan mengurangi biaya konsumsi.
Keenam, jangan lupa periksa kesehatan calon kedua mempelai, seperti check kondisi kesehatan reproduksi atau medical check up. Pastikan kamu dalam keadaan baik dan sehat untuk memulai perjalanan baru dengan pasangan yang kamu pilih untuk dijadikan sebagai teman hidup.
Kalau aku jangan lupa konseling pra-nikah ya, kesehatan mental juga perlu di cek apakah kamu dan pasanganmu ada hal yang belum terselesaikan di masa lalu termasuk luka masa lalu. Semoga konseling membantumu untuk menyadari setiap fase yang kamu tempuh untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Terakhir mengadopsi kalimat dari buku terbaru mas Agus Mulyadi “Kalau punya uang sedikit menikahlah dengan sederhana. Kalau punya uang banyak, menikahlah dengan agak meriah. Kalau tak punya uang sama sekali follow akun dukcapil atau fatayat Nu yang sering bikin event nikah massal gratis” hehehe. []