Gambar Trump yang berlumuran darah dapat mengubah citranya dan menentukan arah Pemilu AS 2024

gambar-trump-yang-berlumuran-darah-dapat-mengubah-citranya-dan-menentukan-arah-pemilu-as-2024
Gambar Trump yang berlumuran darah dapat mengubah citranya dan menentukan arah Pemilu AS 2024

Percobaan penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS) sekaligus calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dalam sebuah rapat umum di Pennsylvania Sabtu, 13 Juli 2024 lalu kini tengah dalam proses penyelidikan.

Upaya pembunuhan terhadap presiden dan calon presiden kerap terjadi sepanjang sejarah AS. Meski mengerikan, apa yang terjadi di Pennsylvania sayangnya tidak mengejutkan.

Yang mengejutkan adalah banyaknya tokoh politik senior di AS yang mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan berlatar politik di negara tersebut. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa kekerasan semacam ini “tidak pernah terjadi” di AS.

Pernyataan tersebut cukup mencengangkan. Faktanya, AS didirikan berdasarkan kekerasan politik, dan insiden kekerasan politik terjadi di sepanjang sejarah negeri Paman Sam ini.

Biden sendiri memulai karier politiknya dengan membentuk citra dirinya sebagai pewaris politik dari Kennedy bersaudara yang tewas dibunuh—Presiden John F. Kennedy pada 1963 dan Robert F. Kennedy pada 1968.

Meski demikian, insiden yang terjadi kali ini memang cukup memprihatinkan, mengingat saat ini AS sedang dalam masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) yang sejauh ini telah menimbulkan perpecahan mendalam dan membuat kondisi domestik tidak stabil.

Kejadian penembakan Trump tersebut tersebar di media sosial dengan begitu pesat—memicu berkembangnya teori konspirasi secara real time. Ini artinya potensi terjadinya kekerasan semacam ini bisa meningkat sangat tinggi.

Lihat saja pemberontakan di Gedung Kongres AS yang terjadi pada 6 Januari 2021 lalu. Betapa cepatnya kekerasan politik dapat meledak di AS.

Hal ini disebabkan, setidaknya sebagian, oleh retorika kekerasan yang sengaja dikembangkan oleh elemen-elemen sayap kanan dalam beberapa tahun terakhir. Secara khusus, opini yang terselubung menggiring kekerasan politik telah membara dalam berbagai kampanye kubu Trump sejak awal ia maju dalam Pilpres AS 2026.

Ancaman kekerasan telah menjadi bagian penting dari citra politik Trump, menjadi daya tariknya, dan basis pendukungnya. Ini bisa dilihat dari bagaimana dalam setiap kampanye dan pidatonya, Trump selalu berbicara tentang kekerasan, seringkali dengan detail yang gamblang dan dengan penuh semangat.

Sebagai contoh, Trump berulang kali merujuk pada teori konspirasi ketika menggambarkan serangan terhadap suami mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Paul, di rumah mereka pada tahun 2022, serta mengejeknya dan membuatnya sebagai bahan bercandaan.

Ini adalah bagian dari kampanye Trump dan gerakan di belakangnya.

Dan hal ini memiliki dampak di dunia nyata. Sebuah tinjauan nasional yang dilakukan oleh ABC News (organisasi media AS) pada 2020 menemukan 54 kasus kriminal yang melibatkan Trump dalam “hubungan langsung dengan tindakan kekerasan, ancaman kekerasan, atau tuduhan penyerangan”.

Beberapa minggu yang lalu, Kevin Roberts, presiden lembaga think-tank sayap kanan Heritage Foundation berbicara tentang “Revolusi Amerika kedua” yang akan “tetap tidak berdarah jika kelompok sayap kiri tidak mencegahnya.” Heritage Foundation merupakan pencetus Proyek 2025 yang bertujuan untuk merombak pemerintahan AS di bawah jika Trump kembali berkuasa.

Mengingat betapa seringnya diskusi mengenai kekerasan ini bergulir, mungkin lebih mengejutkan lagi jika insiden sebesar ini tidak lebih sering terjadi, atau belum pernah terjadi sama sekali.

Citra politik yang menentukan arah kampanye

Apa yang terjadi setelah insiden yang dialami Trump juga menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang ahli dalam pencitraan politik. Dalam rekaman penembakan di Pennsylvania, terlihat Trump berdiri lalu mengangkat tangannya yang membentuk kepalan tinju pasca terjadinya serangan, dengan wajah menantang seakan menginginkan gambarnya diabadikan.

Gambar tersebut tentu saja akan mendefinisikan momen ini, bahkan seluruh kampanye kepresidenan Trump.

Sejauh ini, telah terjadi serangkaian titik kritis dalam periode kampanye Pilpres AS 2024, dan kejadian ini mungkin akan menjadi poin yang menentukan. Hal ini dapat mengubah Trump dari seorang martir menjadi orang suci di mata para pendukungnya.

Penting untuk menyaksikan bagaimana Trump, kampanyenya, dan orang-orang di sekitarnya menggunakan narasi ini, terutama menjelang Konvensi Nasional Partai Republik, yang dijadwalkan akan digelar di Wisconsin dalam beberapa hari mendatang.

Mantan Presiden AS Donald Trump dilarikan turun dari panggung oleh pasukan pengawal presiden setelah sebuah insiden dalam sebuah rapat umum kampanye di Pennsylvania. David Maxwell/EPA

Dapat kita lihat elemen-elemen di sebelah kanan—terutama di antara para pendukung Trump—mencoba menggunakan upaya pembunuhan ini untuk mendorong teori konspirasi sebagai titik tolak bagi mantan presiden tersebut.

Dengan buruknya penampilan debat Biden dalam beberapa minggu terakhir, citra yang kontras dari kedua kandidat juga muncul dan dapat semakin menguat—bahkan meskipun itu tidak mencerminkan mereka secara akurat.

Gambar Trump yang berlumuran darah dengan tangan terkepal diangkat, tentu saja dapat membingkai seluruh kampanyenya dan membantunya menggalang dukungan.

Mungkin saja momen ini akan membawa Trump memenangkan Pemilu AS 2024.

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Gambar Trump yang berlumuran darah dapat mengubah citranya dan menentukan arah Pemilu AS 2024

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us