ate padang Uda Jhon yang berasal dari Pariaman. Dari beberapa sate Padang yang kumakan di Pontianak ini yang paling Lekoh dan Bold. Full daging!
Siapa yang bisa menolak kelezatan sate Padang? Tukang Jalan Jajan ngga bisa! Daging lembut yang dibakar sempurna, bumbu kacang yang kaya rempah, dan kuah kental yang pedas menggugah selera. Tapi, tahukah kamu bahwa sejarah sate Padang ternyata punya kaitan erat dengan kota Pariaman? Eh, kalian beneran merasa ada perbedaan kan antara sate padang dengan sate lainnya yang ada di Indonesia?
Sate Padang Uda Jhon, Rasa Pariaman di Pontianak |
Bumbu sate Padang memiliki kekhasan tersendiri, yaitu kuah kental berwarna kuning kecoklatan yang terbuat dari campuran tepung beras, kunyit, dan berbagai rempah-rempah seperti jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, dan bubuk kari. Kuah ini memberikan rasa yang kaya akan rempah, gurih, dan sedikit pedas. Sementara Bumbu sate lainnya di Indonesia umumnya lebih sederhana, seperti bumbu kacang untuk sate ayam, bumbu kecap manis untuk sate kambing, atau bumbu yang lebih cair dan tidak kental seperti sate Madura. Atau malah sate klathak ala Jogja yang hanya bawang putih, kemiri dan garam.
Jadi pengen sedikit cerita tentang sate padang, mari kit acari tahu yah. Jika ingin menambahkan boleh banget lho dikolom komentar
Pariaman, Kota Kelahiran Sate Padang?
Walaupun banyak yang percaya sate Padang berasal dari Padang Panjang, ada juga yang berpendapat bahwa asal-usul sate ini sebenarnya dari Pariaman. Konon, para pedagang dari Pariaman-lah yang pertama kali menyebarkan sate ini ke berbagai daerah. Pariaman memiliki sejarah panjang sebagai kota pelabuhan yang ramai. Aktivitas perdagangan yang intens membuat kota ini menjadi titik pertemuan berbagai budaya, termasuk kuliner. Perpaduan rempah-rempah lokal dengan pengaruh kuliner dari luar, seperti India dan Arab, melahirkan cita rasa unik sate Padang yang kita kenal sekarang.
Konon menurut sejarahnya, sate Padang ternyata sudah ada sejak zaman peperangan dulu. Sate padang memakai bahan daging sapi, lidah, biji atau jeroan (jantung, usus, dan tetelan) dengan bumbu saus kental dengan rempah yang berani ditambah taburan bawang goreng. Sate Padang dipercaya berasal dari Padang Panjang, Sumatra Barat dibedakan dengan kuah satenya yang berwarna kuning.
Panggangan sate uda jhon yang selalu harum dan berasap |
Saat berkembang di Pariaman, Sate Padang Panjang berkembang dan menyesuaikan diri dengan lidah penduduk lokal. Dibandingkan dengan Sate Padang dari Padang Panjang, Sate Padang yang dibuat oleh orang Pariaman memiliki rasa cabai yang lebih tinggi. Hasilnya adalah warna kuah yang lebih gelap, rasa pedas yang membara, dan rasa gurih yang lebih kuat.
Sate Padang tidak hanya tersebar di Pariaman, tetapi juga tersebar di berbagai wilayah Sumatera Barat. Sekarang ada setidaknya tiga jenis Sate Padang, berdasarkan lokasinya, yaitu Sate Padang Panjang, Sate Padang Pariaman, dan Sate Padang Kota. Meskipun rasa dan bentuknya telah berubah sesuai dengan lokasinya, masing-masing jenis tetap disebut Sate Padang.
Sate Padang, Warisan Budaya yang Kaya
Persatean biasanya adalah bumbu kacangnya yang sangat kental dan berminyak. Proses pembuatannya pun cukup unik. Bumbu kacang ditumis bersama santan, cabai, bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lainnya hingga mengental dan beraroma harum.
Sebaliknya, saus Sate Padang terbuat dari berbagai rempah-rempah, termasuk kunyit, sereh, dan adas manis. Itu juga dimasak dengan kaldu sapi dan ditambahkan tepung beras untuk membuatnya kental. Racikan rempah-rempah yang lengkap inilah yang membuat cita rasa dan aroma yang kuat, yang menunjukkan keahlian orang Minang dalam membuat bumbu.
Sate dan Soto Padang Uda Jhon |
Sementara Sate Padang biasanya memiliki rasa yang pedas dan gurih, penggunaan rempah-rempah seperti pala, jinten, dan lada membuatnya lebih kuat dan tajam. Sate Padang biasanya disajikan dengan lontong, tetapi orang Padang lebih suka menambahkan ketupat saat makan. Untuk menambah rasa ketupat, jangan lupa kerupuk kulit atau keripik singkong Minang. Sate Padang ini berbeda dengan sate lain karena ada daun pisang di atas piring saat disajikan.
Sate Padang bukan hanya sekadar makanan, tapi juga warisan budaya yang perlu kita lestarikan. Di balik setiap tusuk sate, tersimpan kisah panjang tentang sejarah, tradisi, dan kreativitas masyarakat Minangkabau.
Kebetulan sate yang Tukang JalanJ ajan nikmati ini adalah sate padang Uda Jhon yang berasal dari Pariaman. Dari beberapa sate Padang yang kumakan di Pontianak ini yang paling Lekoh dan Bold. Saya pernah traveling ke Pariaman dan Bukittinggi, ini yang rasanya mirip. Ternyata memang uda Jhon mempertahankan citarasa aslinya, biar yang diperantauan bisa menjawab rasa kangen di perantauan dengan datang kesini.
Saus kacangnya tersaji tetap hangat supaya selalu kental dan padu, satenya full daging, dibakar dengan minyak kelapa dan taburan kelapa kering dibaranya. Selain itu disaus kacangnya masih terasa aneka rempah yang memberikan efek “pedes”nikmat ditenggorokan tak lupa bulir kacang utuh yang sudah empuk disela sela kunyahan.
Tak ada campuran lidah, hati dan jeroan lain disatenya, hanya daging yang empuk dan gurih. rasa asih gurih dibalut aroma bakaran kelapa dan minyaknya merasuk kedalam serat serat daging. ditambah siraman saus dan taburan bawang goreng…. tebak saja nikmatnya seperti apa. Disini tak Cuma sate daging sapi, ada juga sate ayam dengan bumbu saus pariaman yang masih dicoba. Mungkin beberapa orang merasa ini asin, tapi saya yakin bagi orang Padang atau orang yang biasa menikmati masakan Padang, ini pas!
Soto Padang Uda Jhon Pontianak |
Soto dagingnya juga sama, kuahnya coklat gelap dengan aroma rempah yang sangat kuat. Disajikan dengan soun dan potongan daging goreng yang renyah diluar tapi empuk didalam. Cantik sekali teksturnya. Tak ada tambahan paru goreng didalamnya, pure daging dan telur ayam utuh sebiji, ditambah taburan seperti kelapa kering dan limpahan bawang goreng! Ada juga perkedel kentang yang biasa digunakan untuk mengentalkan kuah, karena sudah pakai ketupat disate, saya hanya minta soun saja. Duhhh tambah nikmat dan segar saat diberi perasan jeruk khas Pontianak!
Sebenarnya ada ketupat sayur disana, perut sudat tak muat tapi mulut masih mampu mengunyah dan rasa penasaran yang membuncah. Ah, sudahlah…. mungkin ini artinya saya harus balik untuk mencoba menu ini lagi dilain waktu
Mari Jaga Warisan Kuliner Kita!
Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan warisan kuliner Indonesia, termasuk sate Padang. Dengan terus mendukung kuliner lokal, kita turut serta dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa.
Makan sate Padang uda Jhon ada tantangannya yaitu parkir kendaraan roda empat yang mungkin susah ditemukan. Tapi masih bisa disiasati dengan kendaraan roda dua. Perhatikan juga jam bukanya karena sore hari sudah tak tersedia. Selamat makan dan salam yumcez!