Jakarta (ANTARA) –
Menjadi seorang janda dalam Islam bukanlah sesuatu yang harus dipandang sebelah mata atau dianggap sebagai aib. Dalam agama Islam, seorang janda justru dihormati dan terdapat panduan untuk menjalani hidupnya dengan baik setelah kehilangan suami.
Kehidupan sebagai janda sering kali penuh ujian, tetapi Islam mengajarkan wanita tetap kuat dan sabar, serta menjalani hidupnya dengan penuh keberkahan.
Berikut ini adalah cara menjalani hidup sebagai janda menurut Islam.
1. Menjalani masa iddah dengan sabar dan tawakal
Setelah seorang wanita kehilangan suaminya, dia diwajibkan untuk menjalani masa iddah, yaitu masa tunggu selama empat bulan sepuluh hari jika suami meninggal dan tiga bulan jika bercerai.
Masa iddah pun dianjurkan untuk berdiam diri di rumah jika tidak ada urusan mendesak atau keluar rumah dengan merias diri untuk tujuan memikat dan tanpa ditemani dengan mahramnya, seperti keluarga bukan calon atau suami barunya.
Masa tunggu ini bukan hanya waktu untuk berduka dan memastikan tidak ada bayi dalam rahim, tetapi juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merenungkan hubungan pernikahannya selama dijalaninya.
Selama masa iddah, wanita disarankan untuk menjaga dirinya dari segala kegiatan yang rentan menimbulkan fitnah atau membuat terjerumus pada hal-hal yang dilarang ajaran agama.
2. Memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
Menjadi janda bukan berarti kehilangan harapan dan larut dalam kesedihan. Sebaliknya, Islam mengajarkan untuk selalu memperbanyak ibadah di segala kondisi, termasuk saat menjadi janda.
Menjalankan shalat, berzikir, membaca Al-Qur’an, dan memohon kepada Allah SWT akan memberikan kekuatan dan ketenangan hati bagi seorang janda.
Islam mengajarkan agar seorang janda terus mendekatkan diri kepada Allah dalam kehidupannya.
Dengan memperbanyak ibadah, seorang wanita akan mendapatkan kelancaran rezeki dan ketenangan batin dalam menghadapi berbagai kesulitan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Ath-Thalaq ayat 2-3.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya“.
Hubungan yang lebih dekat dengan Allah akan membantunya menemukan kehidupannya yang baru lebih baik lagi.
3. Tetap menjaga diri
Salah satu hal penting yang diajarkan Islam kepada para janda adalah menjaga kehormatan dirinya. Setelah kehilangan suami, seorang wanita harus tetap menjaga batasan-batasan yang diajarkan dalam Islam.
Menjaga adab dalam pergaulan, pakaian, dan tingkah laku sebagai muslimah menjadi tanggung jawab seorang janda untuk menghormati dirinya sendiri dan keluarganya.
Dengan menjaga dirinya sesuai dengan ajaran agama, seorang janda akan mendapatkan rasa hormat dari orang lain dan Allah SWT. Sehingga juga terhindar dari stigma miring dari masyarakat tentang status janda.
4. Mendapatkan dukungan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah
Dalam Islam, seorang janda memiliki hak untuk mendapatkan dukungan baik dari keluarga, masyarakat, maupun pemerintah.
Islam menganjurkan agar keluarga terdekat memberikan perhatian dan bantuan kepada janda, baik dalam bentuk moral maupun dukungan ekonomi dalam kesulitan hidupnya.
Begitu pula dengan pemerintah yang dapat memberikan hak perlindungan dan hukum atas kehidupan yang layak, seperti bantuan sosial atau pemberdayaan ekonomi.
Bagi masyarakat, mereka juga dianjurkan untuk memperhatikan dan membantu para janda agar tidak merasa sendirian, tidak mendiskriminasinya, dan menolong dalam keadaan kesulitan.
Dalam kondisi seperti ini, perhatian dari orang di sekitarnya bisa menjadi salah satu cara bagi seorang janda untuk kembali bangkit dan menjalani hidup dengan lebih baik.
5. Dapat menikah lagi
Islam tidak pernah membatasi seorang janda untuk kembali menikah atau menemukan kebahagiaan di masa depan dengan suami barunya.
Setelah masa iddah selesai, seorang janda berhak untuk melanjutkan hidupnya, termasuk jika dia ingin menikah lagi.
Hal ini menunjukkan bahwa menjadi janda bukan akhir dari segalanya, tetapi dapat menjadi awal baru untuk menemukan kehidupan yang lebih baik.
Dengan keimanan dan keyakinan kepada Allah, seorang wanita dapat menjalani kehidupan barunya dengan penuh keberkahan dan kebahagiaan.
Dengan memperbanyak ibadah, menjaga kehormatan, dan mendapatkan dukungan dari keluarga, masyarakat serta pemerintah, seorang janda bisa menjalani hidupnya dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan di masa depan.
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024