Angga Arifka Follow Mahasiswa Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada—tinggal di anggaarifka.com
2 min read
Hari Kemerdekaan Indonesia, yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, lebih dari sekadar hari libur nasional. Hari ini merupakan perayaan yang meriah atas kebebasan negara dari penjajahan, yang ditandai dengan rasa bangga, persatuan, dan refleksi yang mendalam atas perjalanan menuju kedaulatan.
Semangat hari ini merupakan perpaduan antara patriotisme, warisan budaya, dan nilai-nilai agama, khususnya yang berakar pada Islam, yang memainkan peran penting dalam membentuk kerangka etika bangsa.
Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting yang menandai berakhirnya penjajahan selama lebih dari tiga abad.
Perjuangan untuk kemerdekaan berlangsung lama dan sulit, yang melibatkan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya dari rakyat Indonesia, termasuk para pemimpin terkemuka seperti Soekarno dan Mohammad Hatta, yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama negara ini.
Deklarasi kemerdekaan tidak hanya melambangkan berakhirnya penindasan, tetapi juga dimulainya era baru di mana orang Indonesia dapat menentukan nasib mereka sendiri. Makna Hari Kemerdekaan di Indonesia berakar kuat dalam ingatan kolektif tentang perlawanan dan perjuangan.
Hari ini berfungsi sebagai pengingat perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh generasi sebelumnya untuk merengkuh kebebasan bangsa. Ini adalah waktu untuk menghormati mereka yang berjuang dan mengorbankan nyawa mereka untuk negara, menumbuhkan rasa bangga dan terima kasih nasional.
Perayaan, yang meliputi upacara pengibaran bendera, parade, pertunjukan budaya, dan kegiatan komunal lainnya, mencerminkan kegembiraan atas kebebasan dan persatuan rakyat Indonesia.
Peran Islam dalam Gerakan Kemerdekaan Indonesia
Islam telah menjadi bagian utama masyarakat Indonesia selama berabad-abad, sehingga nilai-nilai di dalamnya nian memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, budaya, dan norma sosial.
Tanpa mengesampingkan peran dari umat agama lain, peran Islam dalam gerakan kemerdekaan negara ini sangat mendalam, karena banyak pemimpin dan pejuang yang menentang penjajahan dimotivasi oleh iman mereka. Islam memberikan landasan moral dan spiritual untuk perjuangan, menginspirasi keberanian, ketekunan, dan komitmen terhadap keadilan.
Salah satu nilai Islam utama yang memengaruhi gerakan kemerdekaan adalah konsep jihad, yang dalam konteks ini merujuk pada perjuangan melawan penindasan demi menggapai keadilan dan kesetaraan.
Banyak pemimpin muslim memaknai perjuangan melawan kolonialisme sebagai jihad melawan tirani, mendesak masyarakat untuk melawan dominasi asing sebagai kewajiban religius. Hal ini memberikan kekuatan motivasi yang kuat, menyatukan berbagai kelompok di Nusantara di bawah tujuan yang sama.
Nilai Islam penting lainnya yang berperan dalam gerakan kemerdekaan adalah ukhuwah atau persaudaraan. Nilai ini menekankan pentingnya solidaritas dan saling mendukung di antara umat Islam, melampaui perbedaan etnis, budaya, dan daerah.
Selama perjuangan kemerdekaan, ukhuwah menumbuhkan rasa persatuan di antara masyarakat Indonesia, membantu mengatasi taktik perpecah belahan yang digunakan oleh kekuatan kolonial. Semangat persaudaraan ini terus menjadi landasan masyarakat Indonesia, yang mendorong keharmonisan dan kerja sama di antara penduduknya yang beragam.
Tak dapat dielak, perayaan Hari Kemerdekaan di Indonesia, salah satunya, dijiwai dengan nilai-nilai Islam, yang mencerminkan hubungan yang mendalam antara agama dan identitas nasional. Salah satu ciri paling menonjol dari perayaan ini adalah tasyakuran, sebuah tindak bersyukur bersama, yang biasanya dirayakan di malam hari sebelum hari kemerdekaan.
Tradisi ini berakar kuat dalam ajaran Islam, di mana rasa syukur dianggap sebagai aspek mendasar dari keimanan. Tasyakuran dirayakan dengan doa, makan bersama, dan kegiatan amal, yang semuanya mengekspresikan rasa syukur atas berkah kemerdekaan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya.
Semangat gotong royong, atau kerja sama komunal, adalah aspek penting lain dari perayaan Hari Kemerdekaan yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Gotong royong mencerminkan prinsip Islam ta’awun (saling membantu), di mana anggota masyarakat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Selama Hari Kemerdekaan, semangat ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan komunal, seperti membersihkan dan mendekorasi lingkungan, menyelenggarakan pawai, dan berpartisipasi dalam permainan tradisional yang dibingkai sebagai lomba, yang kerap kali diramaikan oleh anak-anak dan orang dewasa.
Selain kegiatan bersama tersebut, Hari Kemerdekaan juga menjadi waktu untuk merenungkan tanggung jawab etis dan moral sebagai warga negara. Ajaran Islam menekankan pentingnya keadilan, akuntabilitas, dan pengelolaan yang jujur, prinsip-prinsip yang penting bagi pembangunan berkelanjutan suatu bangsa.
Peringatan Hari Kemerdekaan mendorong masyarakat Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan pribadi dan kolektif, menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan masa depannya.
Di Indonesia era modern, nilai-nilai Islam terus memainkan peran kunci dalam membentuk identitas bangsa dan proses di dalamnya. Prinsip-prinsip keadilan (‘adl), persaudaraan (ukhuwah), dan kerja sama komunal (gotong royong) tetap menjadi poros moral politik dan sosial negara ini. Nilai-nilai ini tidak hanya memahat kohesi dan stabilitas masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi kompas moral untuk menghadapi tantangan kiwari.
Saat Indonesia mengarungi kompleksitas dunia modern, semangat Hari Kemerdekaan, yang diperkaya oleh nilai-nilai Islam, berfungsi sebagai pengingat akan prinsip-prinsip yang telah membimbing bangsa ini melewati masa-masa yang paling menantang.
Perayaan ini bukan sekadar peringatan masa lalu, tetapi penegasan kembali cita-cita yang terus menginspirasi dan mempersatukan rakyat Indonesia. Dengan cara ini, Hari Kemerdekaan adalah degup tradisi yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, memastikan bahwa warisan perjuangan kemerdekaan tetap menjadi cahaya penuntun bagi generasi mendatang.