Paket Wisata Jogja – Yogyakarta, kota yang tak hanya terkenal dengan keindahan alam dan kebudayaannya, tetapi juga menyimpan banyak keajaiban arsitektur bersejarah. Di balik kemegahan Candi Prambanan, terdapat keindahan tersembunyi dari candi-candi misterius yang menanti untuk dijelajahi. Ayo petualangan seru menanti dengan mengunjungi lima destinasi wisata candi hidden gem! Kamu wajib datang untuk merasakan langsung pesona magis dan akulturasi budaya di Yogyakarta!
Candi Barong
Di atas bukit karst yang penuh cadas, berdiri di Dusun Candisari, Sambirejo, Prambanan, terhampar dua candi “kembar” yang menjulang megah di atas pelataran tiga tingkat yang luas. Candi Barong merupakan tempat pemujaan bagi Dewa Wisnu dan Dewi Sri, yang dipercaya sebagai lambang kesuburan yang melimpah. Dengan hiasan-hiasan khas berupa kala berbentuk barong yang menawan, candi ini memancarkan pesona mistis yang memikat hati para pengunjungnya.
Prasasti Ratu Baka mencatat Candi Sari Sorogedug sebagai candi yang dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi. Namun, masyarakat sekitar lebih akrab dengan julukan “Candi Barong.” Kala-kala barong di candi ini dalam mitologi Hindu dipercaya menjaga kesucian. Uniknya, barong di sini tidak menyeramkan karena terlihat memberikan senyuman.
Meski struktur bangunannya sederhana dan tidak memiliki bilik di dalamnya, Candi Barong dapat memberikan ketenangan dan keheningan yang menyejukkan. Disini kita dapat mengagumi keindahan arsitektur serta menyimak jejak sejarah yang terukir dalam batu-batu candi yang kokoh.
Candi Ijo
Menghadirkan pesona mistis dan keindahan alam yang menakjubkan, Candi Ijo menjulang megah di puncak Bukit Hijau atau Gumuk Ijo, dengan ketinggian mencapai 410 meter di atas permukaan laut. Candi ini tidak hanya menyuguhkan bangunan candi yang memukau, melainkan juga panorama alam di bawahnya juga menciptakan pemandangan alam yang indah untuk dinikmati.
Sekitar abad ke-9, para pembangun mendirikan kompleks candi ini dengan 17 struktur bangunan yang tersebar di dalam 11 teras berundak. Setiap sudut memancarkan keindahan seni rupa. Mereka menghiasi pintu masuk dengan kala makara, dan motif kepala ganda beserta atributnya mencerminkan akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha.
Candi Sari
Candi Sari merupakan salah satu bukti gemilang dari keberagaman spiritual yang harmonis di masyarakat Hindu-Budha pada masa lalu. Rakai Panangkaran membangun candi ini pada abad ke-8. Mereka mendesain bangunan megah ini sebagai biara Buddha dengan cermat dan penuh detail.
Sejarah Candi Sari tercatat dalam prasasti Kalasan. Prasasti tersebut mengungkapkan perintah dari para penasehat keagamaan kepada raja untuk mendirikan tempat pemujaan bagi Dewi Tara. Selain itu, candi ini juga dibangun untuk menyediakan biara bagi para biksu yang melayani di sana.
Sejak tahun 778 Masehi, Candi Sari bersama Candi Kalasan menjadi saksi bisu kemegahan agama Buddha di Yogyakarta. Pendirian candi ini oleh Raja Mataram Kuno II yang beragama Hindu untuk rakyatnya yang beragama Buddha menegaskan semangat toleransi dan kerjasama lintas agama yang kuat di masa itu.
Candi Sambisari
Candi Sambisari terletak di Dusun Sambisari, Kalasan, Sleman, sekitar 10 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi ini, kamu hanya perlu mengikuti jalan Yogya-Solo hingga menemukan papan penunjuk arah menuju candi. Setelah menemukan papan tersebut, belok ke kiri dan ikuti jalan menuju kompleks candi.
Candi Sambisari diperkirakan dibangun antara tahun 812 hingga 838 Masehi pada masa pemerintahan Rakai Garung. Kompleks ini terdiri dari satu candi utama dan tiga candi pendamping. Dua pagar mengelilingi candi; salah satunya telah dipugar secara sempurna, sementara yang lainnya hanya terlihat sedikit di sisi timur. Selain itu, delapan lingga patok menandai arah di setiap sudut mata angin.
Setelah menikmati keindahan candi, kunjungi ruang informasi. Di ruangan ini, kamu akan melihat foto-foto kondisi sawah sebelum penggalian dimulai. Kamu juga bisa menyaksikan potret awal candi saat pertama kali ditemukan. Ruangan ini memajang dokumentasi proses penggalian dan rekonstruksi candi yang berlangsung selama 21 tahun.
Tak hanya itu, kamu juga dapat menikmati koleksi foto benda-benda bersejarah lainnya yang ditemukan di area tersebut. Ruang informasi ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah dan proses restorasi Candi Sambisari.
Candi Kalasan
Rakai Panangkaran, raja dari dinasti Syailendra, membangun Candi Kalasan sebagai persembahan suci untuk Dewi Tara. Candi ini berdiri di Kalibening, Kalasan, dan selesai dibangun pada tahun 778 Masehi. Rakai Panangkaran juga menjadi konseptor dari kemegahan Borobudur. Candi ini memiliki bentuk dasar berupa bujur sangkar dengan dimensi yang mengesankan. Setiap sisinya berukuran 45 meter, dan tinggi bangunan mencapai 34 meter. Candi Kalasan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, tubuh, dan atap.
Lebih dari sekadar bangunan bersejarah, Candi Kalasan juga menjadi bukti nyata semangat kerukunan antar-pemeluk agama pada masa lalu. Meskipun Rakai Panangkaran adalah seorang penganut Hindu, ia dengan tulus memenuhi usulan para pendeta Buddha. Candi ini didirikan sebagai penghormatan kepada Dewi Tara. Selain itu, pendirian candi ini juga merupakan penghargaan atas pernikahan Pancapana dan Dyah Pramudya Wardhani.