Penulis: Uniek Kaswarganti
Pulang memiliki banyak arti bagi sebagian orang. Bisa berarti rindu kampung halaman, menyerahkan lelah pada pelukan hangat, hingga punya arti yang lebih dalam : menikmati kenangan. Tak hanya pada seseorang, kenangan bisa juga terpatri pada sudut-sudut kota maupun kulinernya.
Tak terkecuali Kota Semarang yang menjadi tujuan pulang bagi banyak perantau. Kota dengan ragam etnis dan budaya yang menyatu sejak jaman dahulu. Sejak dibangunnya pelabuhan dalam rentang sejarah, Semarang memperoleh kekayaan budaya yang luar biasa. Pengaruh budaya Belanda, Tiongkok dan Arab hingga kini masih terasa.
Rindu Roti Pisang dan Bakpao a la Imperial Bakery
Tidak sedikit toko roti yang bermunculan akhir-akhir ini. Beraneka kreasi roti pun terus mengalir, memenuhi permintaan para pelanggannya. Mulai dari roti jadul hingga roti kekinian, seakan tak mau kalah. Saling berlomba untuk mendapatkan tempat di hati konsumennya.
Dari sekian banyak toko roti lawas yang masih bertahan hingga kini, Imperial Bakery masih menjadi tempat melepas rindu bagi para perantau yang pulang ke Semarang. Mereka yang waktu kecilnya dulu pernah diajak ke toko roti ini, teringat selalu akan nikmatnya roti pisang dan bakpao yang dibelikan oleh orangtua ataupun kakek neneknya.
Sejak berdiri pada tahun 1976, Imperial Bakery punya andalan roti pisang, bakpao ayam panggang dan risoles. Mungkin terasa biasa bagi kita yang saat ini punya banyak pilihan roti-roti kekinian. Namun melekatnya cita rasa turun temurun yang dimiliki oleh Imperial sebagai Bakery Legendaris masih mendapatkan posisi yang cukup berarti di hati banyak orang.
Yang istimewa dari snack a la Imperial Bakery ini bisa terlihat dari cara penyajiannya. Risoles buatan Imperial Bakery tak hanya dinikmati bersama dengan cabe rawit saja. Ada acar mayo yang tersaji untuk dijadikan cocolan. Konon cara makan seperti ini merupakan adaptasi dari kebiasaan orang Belanda saat menyantap risoles.
Selain pengaruh Belanda pada sajian snack legendaris ini, ada juga bakpao yang dalam sejarahnya disebutkan berasal dari Tiongkok. Berbentuk bulat putih dengan tekstur sangat empuk, bakpao khas Imperial Bakery dengan isian ayam panggang merupakan salah satu signature-nya.
Bakpao, roti pisang dan risoles buatan Imperial Bakery ini masih menjadi best seller hingga kini. Bisa dibilang bakery legendaris dengan cita rasa turun temurun ini selalu menjaga kekhasan produk-produknya. Ketiga makanan andalan dari Imperial Bakery tersebut masih sama persis rasanya dengan jaman dulu.
Hal ini terbukti dengan banyaknya pelanggan lama yang tetap memburu bakpao, roti pisang dan risoles ketika berkunjung ke toko. Bahkan ada yang bernostalgia dengan karyawan di toko roti ini yang masih setia bekerja sejak dahulu.
Transformasi Imperial Bakery Menjadi Posin Café
Persaingan bisnis membuat Imperial Bakery terus bertumbuh dan memperluas jangkauan pasarnya. Toko rotinya pun berkembang, tak sekadar berisi rak-rak kaca yang menampilkan aneka roti andalannya. Para pelanggan sudah mulai bisa menikmati langsung di tempat.
Pada tahun 2007, bakery legendaris ini melengkapi kehadirannya dengan Indische Café. Orang tak lagi sekadar membeli roti, bungkus, lalu pulang. Menikmati penganan sembari bercengkerama dengan keluarga dan relasi pun sudah bisa dilakukan di café tersebut.
Dari semula hanya bangunan kecil, Imperial Bakery menjelma menjadi bakery sekaligus café yang selalu diminati oleh pengunjung.
Selain roti-roti jadul, Imperial Bakery & Indische Café menghadirkan menu western yang kala itu belum terlalu banyak pesaingnya. Terasa sekali prestise-nya saat bersantap di café tersebut.
Tanpa meninggalkan ciri khasnya, Imperial Bakery semakin mengepakkan sayap untuk mempertahankan keberadaannya sebagai penghasil kuliner legendaris sekaligus tempat makan yang berkelas.
Bangunan bakery dan café yang sempat berpindah ke seberang jalan, kembali lagi ke tempat semula di Jl. Menteri Supeno no. 6 Semarang. Meski dihantam badai pandemi tahun 2019 hingga 2 tahun kemudian, pembangunan gedung utama bakery dan café ini terus berjalan.
Pada tahun 2021, Imperial Bakery & Indische Café secara resmi bertransformasi menjadi Posin Café by Imperial. Beraneka hidangan western dan lokal yang berkelas bisa dipilih ketika berkunjung ke sini.
Hidangan yang menjadi andalan dan best seller di Posin Café adalah Iga Bakar dan Salmon Steak.
Bagi penyuka cita rasa ikan, Posin Café memiliki Norwegian Salmon Steak. Irisan padat ikan salmon, berpadu dengan kentang tumbuk dan salad segar, ditambah saus creamy khas, selalu mendapatkan apresiasi yang baik dari para pemesannya.
Lengkap sudah keistimewaan yang dipersembahkan oleh Posin Café bagi para penikmat kuliner yang ada di Semarang. Pun bagi pengunjung dari luar kota, serta mereka yang merantau dan sedang rindu pada cita rasa yang dimiliki bakery legendaris ini.
Posin Café menjadi pelepas rindu yang sempurna bagi mereka yang kangen pada roti pisang, bakpao ayam panggang dan risoles a la Imperial Bakery yang hinggi kini masih terus diproduksi. Adapun bagi mereka generasi masa kini, yang gemar menikmati sajian-sajian berkelas, juga bisa menemukan variasi kuliner yang bakalan memuaskan seleranya.
Posin Café memiliki beberapa ruang meeting yang bisa digunakan untuk pertemuan khusus. Mau yang berkapasitas kecil 8 orang, hingga yang belasan hingga dua puluhan orang lebih, bisa langsung dipesan. Coffe break hingga makanan besar bisa langsung dipesan di sana, tak perlu lagi pusing harus memesannya dari tempat yang berbeda. One stop service lah istilahnya.
Bagi pembaca yang penasaran dengan roti-roti legendaris Semarang, silakan bisa langsung ke Posin Café by Imperial yang berlokasi di Jl. Menteri Supeno no. 6, Mugassari, Semarang. Nikmati cita rasa khas dari bakery legendaris ini sekaligus berwisata kuliner dengan sajian berkelas lainnya yang disediakan oleh Posin Café.