SURABAYA — Melihat sinergi antara ajaran agama dan lingkungan, Green Leadership Indonesia (GLI) Surabaya menggelar Kelas Ekoteologi: Agama & Lingkungan bersama GUSDURian Surabaya, Gereja Kristen Indonesia (GKI), dan Persekutuan Gereja-Gereja Inonesia Wilayah (PGIW) Jawa Timur.
Kelas tersebut digelar pada Minggu, 4 Februari 2024, bertempat di GKI Jemursari, Jl. Jemur Sari Selatan VII No. 6-10, Surabaya, 60237. Peserta yang hadir mayoritas merupakan pengurus GKI Jemursari dan anggota komunitas GUSDURian Surabaya.
Siti Sumriyah, ketua panitia GLI Surabaya menyampaikan dalam sambutannya bahwa betapa pentingnya peran pemuka agama dalam turut serta mengedukasi masyarakat perihal lingkungan.
Dia mencotohkan kasus Covid-19 ketika masyarakat lebih mengindahkan seruan memakai masker yang disampaikan langsung oleh para kiai daripada tenaga kesehatan. “Begitu pun dalam menjaga lingkungan. Ketika hal ini disampaikan langsung oleh bapak pendeta, pasti memiliki power tersendiri,” ujarnya.
Kelas Ekoteologi ini diisi oleh tiga narasumber, yaitu Pendeta Ariel Aditya Susanto dari GKI Jemursari yang menyampaikan materi menjaga lingkungan dari perspektif agama, Faturrahman Makarim Subiyakto dari GUSDURian Surabaya yang menyampaikan tentang Surabaya dan segala permasalahan lingkungannya, dan terakhir Dea Ayu Puspita dari Green Leadership Indonesia yang menjelaskan strategi memilah sampah.
Kelas ini berjalan seru dan lancar. Interaksi antara pemateri dan peserta membuat suasana kelas menjadi cair dan hangat. Para peserta pun tidak sungkan untuk bertanya dan berdiskusi lebih dalam dengan para pemateri.
Kelas Ekoteologi ini akan tetap berlanjut di tempat ibadah lainnya. Green Leadership Indonesia bersama GUSDURian Surabaya berkomitmen untuk menyuarakan penjagaan lingkungan dari tempat ibadah berbagai agama lainnya di Surabaya. [AR]