Mubadalah.id – Salah satu anak saya, Roya Kafabillah atau yang biasa disapa Kupi merenggek meminta dihantarkan segera berangkat ke sekolah. Karena waktu itu, ada agenda tahunan yang harus dilaksanakan tepat waktu, yaitu upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-79.
Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-79 ini, menjadi pengalaman pertama bagi Kupi. Maka tidak heran, ia sangat menyambut perayaan kemerdekaan dengan penuh semangat dan suka cita.
Sepulang menghantarkan upacara Kupi, semua orang di kampung sedang mempersiapkan berbagai atribut-atribut perlombaan. Karena bagi saya momen HUT kemerdekaan RI ini menjadi hari perlombaan nasional.
Kenapa menjadi menjadi hari perlombaan nasional? Iya karena tepat di hari ini, tanggal 17 Agustus, semua orang di seluruh penjuru Indonesia sedang mengadakan berbagai perlombaan 17 agustusan.
Bagi saya, hal ini tujuannya adalah untuk memupuk cinta tanah air, mengenang sejarah, menguatkan identitas kebangsaan, meningkatkan kreativitas dan kompetisi yang positif.
Terlebih dari itu, tujuan terpenting dari setiap lomba agustusan adalah untuk menjalin silaturahmi antar tetangga. Sehingga bisa membuat semakin guyub dan saling kenal mengenal antar sesama warga.
Blokade Jalan
Namun, ada yang aneh dalam memperingati HUT ini. Salah satu desa di tempat saya tinggal, ada sebagian masyarakat sekitarnya sampai memblokade jalanan umum. Hati saya sedih, menggerutu:
“Kok bisa ya memperingati hari yang istimewa ini harus mengorbankan banyak pengguna jalan. Bagaimana kalau ada orang yang mau melahirkan harus dibawa ke RS ? Bagaimana jika ada orang yang sakit ? Ini sangat menganggu pengguna jalan untuk melintasinya yang seharusnya pengguna jalan dengan senang hati melintasi tanpa harus mencari jalan lain.”
Padahal, soal penutupan jalan ini, saya jadi teringat tulisan M. Faizi, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nuqayah, Madura. Beliau menjelaskan bahwa tindakan penutupan jalan adalah melanggar hak-hak perlintasan orang lain (al-Huquq al-Murur).
Sejalan dengan pendapat M. Faizi, bagi saya, meski memperingati HUT RI ke-79 adalah momen penting, namun dengan memblokade jalan yang mengganggu aktivitas masyarakat seharusnya dipertimbangkan dengan lebih bijak. Karena menutup akses utama tanpa alternatif yang memadai dapat menimbulkan kesulitan bagi banyak orang.
Dengan begitu, sebaiknya mereka perlu mencari solusi dengan baik, mungkin bisa menggunakan lapangan atau halaman masjid. Sehingga tindakan memblokade ini tidak merugikan banyak pihak.
Mari bergembiralah menyambut perayaan HUT Kemerdekaan RI Ke-79 dengan cara apapun, tanpa harus menganggu pengguna jalan. Merdeka..!!!