Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan

pendidikan-pengkaderan-ulama-perempuan

Mubadalah.id – Seruan KUPI agar pemerintah mendirikan Ma`had Aly khusus untuk pengkaderan ulama perempuan menyiratkan kebutuhan umat akan kehadiran ulama perempuan yang diharapkan mampu menjadi pemimpin dan pejuang keadilan dan kesetaraan.

Perempuan yang membentuk setengah populasi perlu direpresentasikan kehadirannya dalam berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya melalui keterwakilan dan kepemimpinan perempuan.

Kepentingan-kepentingan perempuan sering tidak dapat diperjuangkan oleh para pemimpin (laki-laki) karena mereka tidak mampu menyuarakan kebutuhan dan pengalaman khusus perempuan.

Pendidikan (tinggi) bagi perempuan telah menjadi sebuah keharusan. Islam sendiri menjadikan perintah iqra (membaca) yang menyimbolkan perintah menuntut ilmu sebagai wahyu pertama kepada Nabi Muhammad.

Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa menutut ilmu merupakan kewajiban setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan.

Tradisi intelektual Islam masa Nabi dan Sahabat pun sebagian dikonstruksi oleh tokoh-tokoh perempuan yang secara aktif membetuk khazanah keilmuan Islam masa awal dengan figur utama istri Nabi sendiri, Siti `Aisyah.

Mereka secara aktif bertanya, mentransmisi, dan bahkan mengajukan keberatan-keberatan terhadap praktik-pratik Islam masa awal yang belum merepresentasikan keadilan dan kesetaraan.

Menegakkan Keadilan dan Kesetaraan

Merekalah yang berkontribusi menegakan keadilan dan kesetaraan sebagai prinsip nilai-nilai Islam di tengah ketegangan Islam berhadapan dengan budaya Arab yang patriarkal pada masa awal pembentukan Islam.

Kehadiran mereka inilah yang berkontribusi terhadap khazanah tradisi Islam yang plural yang memungkinkan perempuan Muslim masa kini memperjuangan keadilan dan kesetaraan dengan bersandar pada nilai-nilai Islam di tengah kontestasi nilai-nilai Islam kontemporer yang sering mempolarisasi umat menjadi kelompok konservatif dan liberal progressive.

Sayangnya dalam sejarah abad pertengahan Islam kekuatan Islam progressive banyak terpinggirkan oleh elit politik sehingga suara-suara tersebut tidak banyak terdengar. Sejarah kelam ini semakin parah oleh kolonialisme Barat di banyak Negara-negara Muslim termasuk Indonesia.

Kebangkitan Islam pada awal abad ke-20 dengan seruan membuka kembali pintu ijtihad telah mengawali era baru dalam sejarah Islam. Di mana teks-teks Islam kembali kita tafsir ulang dengan memperhatikan konteks historis dan budaya masyarakat Muslim kontemporer.

Semangat penfasiran ulang teks-teks keagamaan inilah yang juga pada gilirannya berkontribusi memunculkan kembali perspektif perempuan dalam penafisran teks-teks Islam. Namun tentunya penafsiran semacam ini hanya bisa melalui upaya pendidikan umat.

Semangat Para Ulama Perempuan

Semangat para ulama untuk menanamkan kesadaran tentang urgensinya memberikan kesempatan pendidikan tidak hanya laki-laki. Tetapi juga kaum perempuan telah mampu melahirkan para ulama perempuan yang mampu menyuarakan aspirasi dan kebutuhan.

Serta pengalaman perempuan yang berbeda dengan aspirasi, kebutuhan dan pengalaman laki-laki yang pada masa pertengahan Islam telah menjadi ‘hegemoni normative’ yang tidak dapat kita gugat.

Pendidikan tinggi kaum perempuan sejak awal abad ke-20 inilah telah melahirkan feminisme Islam, wacana dan aksi. Hal tersebut menjadi cara untuk mengubah berbagai subordinasi kepada perempuan dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islam.

Berbeda dengan feminisme sekuler yang lebih eksklusif memperjuangkan hak-hak perempuan dan laki-laki. Feminisme Islam berangkat dari spirit dan nilai-nilai universal Islam mengenai keadilan, persamaan dan kemanusiaan.

Kehadiran para ulama perempuan seperti Fatima Mernissi, Amina Wadud, Asma Barlas dan Ziba Mir-Hosseini, membuka jalan baru kepada para perempuan Muslim untuk bisa terus memperjuangkan hak-hak mereka dalam sinaran nilai-nilai Islam. Tanpa perlu takut terhadap stigma dan label melanggar hukum-hukum fiqh Islam klasik yang notabene masih banyak berbias gender. []

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Pendidikan Pengkaderan Ulama Perempuan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us