Jakarta (ANTARA) –
Petani merupakan individu yang mengelola dan mengusahakan lahan pertanian untuk memproduksi bahan pangan, serat, dan produk-produk lainnya yang dibutuhkan masyarakat. Dalam praktiknya, pekerjaan petani meliputi berbagai aktivitas mulai dari persiapan lahan, penanaman, perawatan tanaman, hingga panen dan pasca-panen.
Profesi yang menangani sektor pertanian ini, bertugas mengelola lahan dengan menanam berbagai komoditas seperti padi, buah, sayuran, dan bunga. Hasil panen dapat digunakan untuk kebutuhan pribadi atau dijual kepada orang lain. Seorang petani profesional terus berupaya mengembangkan teknik pertanian guna meningkatkan produktivitas.
Petani: Penyangga Tatanan Negara Indonesia
Tahukah kamu bahwa “Petani” merupakan singkatan? Presiden Soekarno pada tahun 1952 memberikan makna “Penyangga Tatanan Negara Indonesia” sebagai akronim dari petani.
Namun, Soekarno bukan pencipta kata tersebut, karena kata “petani” telah lama digunakan sebelum itu. Singkatan ini dirumuskan sebagai bagian dari retorika untuk menarik simpati petani, meski relevan dengan peran penting petani dalam tata negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), petani berasal dari kata “tani” yang berarti bercocok tanam atau mengusahakan tanah. Pertanian mengacu pada aktivitas bertani dan segala hal terkait pengelolaan tanah. Petani adalah orang yang bekerja dalam bidang ini.
Terdapat beberapa jenis petani, seperti petani berdasi (pemilik lahan yang tidak menggarap sendiri), petani gurem (petani kecil dengan lahan kurang dari 0,25 hektar), petani monokultur (menanam satu jenis tanaman), dan petani penggarap (menggarap lahan orang lain dengan sistem bagi hasil).
Terdapat beberapa jenis pertanian, di antaranya pertanian ekstraktif yang mengambil hasil alam tanpa usaha menyuburkan kembali tanah, dan pertanian generatif yang melibatkan pembibitan dan pemeliharaan tanaman atau hewan. Pertanian huma adalah usaha ladang primitif dengan menebang pohon untuk membakar lahan.
Pertanian kering berlangsung di wilayah dengan curah hujan terbatas tanpa irigasi. Pertanian komersial bertujuan untuk perdagangan, sedangkan pertanian menetap menggarap lahan yang sama setiap tahun. Pertanian monokultur hanya menanam satu jenis tanaman di satu lahan.
Pekerjaan Petani
Seorang petani setiap hari merawat tanamannya tanpa terlibat dalam persaingan. Tanaman tidak bisa dipaksa tumbuh lebih cepat, karena setiap jenis memiliki masa panen yang tetap. Misalnya, padi membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk siap dipanen, dan waktu tersebut tidak dapat dipercepat atau ditunda.
Pekerjaan petani meliputi menanam, menyiangi pada waktunya, dan menunggu panen. Hal ini membuat mereka terbiasa menunggu, seperti menunggu musim tanam, pemupukan, penyiangan, datangnya hama, hingga musim panen. Kehidupan mereka sangat bergantung pada kondisi alam, iklim, dan cuaca.
Saat musim hujan tiba, petani harus segera menanam tanaman yang sesuai, begitu pula saat musim kemarau. Meskipun ada petani yang kreatif dan proaktif dalam mencari cara meningkatkan hasil panen, jumlah petani seperti ini masih sedikit.
Sebagai penopang sektor pertanian, petani berperan penting dalam menjaga ketersediaan pangan. Tugas mereka tidak hanya menanam dan memanen, tetapi juga mengelola sumber daya alam seperti air dan tanah, serta menerapkan teknologi untuk meningkatkan hasil dan efisiensi.
Pekerjaan petani bervariasi tergantung jenis tanaman dan kondisi lingkungan, dengan tantangan seperti perubahan cuaca, hama, dan fluktuasi harga pasar. Meski demikian, peran petani tetap penting dalam menjaga ketahanan pangan dan mendukung perekonomian lokal dan nasional.
Dengan berkembangnya teknologi, banyak petani kini juga memanfaatkan teknik pertanian modern, seperti penggunaan mesin dan metode pertanian ramah lingkungan untuk menjaga keberlanjutan lahan pertanian.
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024