Makna Hijrah: Pesan Untuk Memanusiakan Perempuan

makna-hijrah:-pesan-untuk-memanusiakan-perempuan

Mubadalah.id – Hijrah yang dialami Rasulullah beserta para sahabat dahulu bukan hanya bernilai historis belaka, sebagaimana asal kata hijrah sendiri dalam bahasa Arab artinya meninggalkan/menjauhkan diri, dan secara maknawi yaitu perubahan dari satu kondiai kepada kondisi yang lebih baik. Sehingga bulan Muharam yang identik dengan momen peringatan hijrah Nabi Muhammad dapat menjadi momentum untuk memaknai hijrah kaitannya dalam kemanusiaan, terutama kesadaran untuk memanusiakan perempuan.

Pada masa itu, tidak mudah bagi Rasulullah untuk pergi meninggalkan tanah kelahirannya. Namun karena perintah Allah, Nabi meninggalkan Kota Makkah bukan karena bentuk keputus-asaan dari perlakuan dzalim kaum kafir Quraisy. Tetapi, hal itu sebagai bentuk ketakwaan dan ketaatan kepada Allah. Ternyata dengan hijrah, dakwah Nabi mendapat keberhasilan, yakni Islam mengalami kemajuan dan kejayaan.

Makna hijrah Nabi bukan sekadar hanya berpindah tempat. Rasulullah menjelaskan bahwa hijrah sejati adalah ketika seseorang berproses menjadi muslim dan muslimah yang kaffah. Standarnya telah banyak disabdakan Nabi dalam haditsnya. Yaitu menjadi versi diri yang terbaik sesuai dengan kemampuan, situasi, dan kondisi masing-masing.

Yaitu bagaimana kita sebagai umat Islam dapat bermanfaat secara optimal dengan kadar masing-masing. Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan kemaslahatan. Tidak seorangpun menjadi standar tunggal hijrahnya orang lain.

Konstruksi Gender

Namun faktanya, dalam kehidupan relasi antara perempuan dan laki-laki. Perempuan seringkali mendapat stigmatisasi, subordinasi, marginalisasi, dan kekerasan disebabkan karena kontruksi gender di masyarakat.

Bahkan sejarah pun mencatat bagaimana perempuan diperlakukan tak selayaknya manusia. Ini merupakan bentuk kezaliman yang terus mengakar. Karena yang disebut keadilan, maslahat, ataupun manusiawi ialah sejatinya tidak boleh menyebabkan kerentanan sosial perempuan untuk mendapatkan perbuatan aniaya, hanya karena menjadi perempuan.

Agama Islam yang diturunkan kepada Rasulullah adalah untuk mengatur setiap aspek kehidupan. Termasuk derajat perempuan diposisikan sesuai dengan fitrahnya. Kedudukan perempuan yang sebelumnya berada dibawah kezaliman masa pra-Islam seperti boleh diwariskan, dikungkung paksa dan diperjual-belikan, berubah menjadi mulia dan terhormat.

Alquran juga menerangkan bahwa tidak ada bedanya kedudukan antara laki-laki dan perempuan, keduanya mendapat perlakuan yang sama sebagai manusia dalam mendapatkan hak maupun dalam menunaikan kewajiban.

Namun kenyataannya perjuangan panjang dalam menaikkan derajat perempuan juga tak pernah usai. Hal ini dapat diamati dari masih banyaknya kasus kekerasan berbasis gender di Indonesia. Sosok perempuan masih rentan mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dalam hubungan relasi dengan laki-laki baik pada ruang publik ataupun dalam lingkup rumah tangga tanpa kita sadari ataupun kita sadari.

Makna Hijrah

Nur Rofiah, seorang akademisi dan feminis muslimah mengatakan bahwa makna hijrah dalam kesetaraan gender ialah ikhtiar untuk terus menerus dalam meninggalkan situasi mafsadat. Lalu bergerak menuju kesadaran sistem yang adil dan menjajikan kemaslahatan yang dilandasi iman kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Yakni dengan artian anti menuhankan dan taat mutlak kepada siapapun termasuk diri sendiri.

Rofiah memberikan contoh, makna hijrah dalam memanusiakan perempuan yang dimaksudkan adalah pemahaman melihat perempuan sebagai sekadar alat seksual atau mesin reproduksi bagi laki-laki berubah menuju kesadaran bahwa laki dan perempuan sama-sama manusia seutuhnya (fisik, intelektual, dan spiritual) dan sebagai hamba Alllah.

Pada saat yang sama keduanya adalah wakil Allah di muka bumi (Khalifah fil-Ardh) untuk menciptakan kemaslahatan dalam rumah tangga demikian juga di ruang publik; yang pada prinsipnya merupakan kewajiban bersama untuk mewujudkan dan menikmatinya bersama.

Tahun baru hijriyah seharusnya menjadi momentum hijrah untuk menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan kemampuan, tantangan dan kondisi kita masing-masing. Baik laki-laki dan perempuan keduanya harus bekerjasama untuk menciptakan kemaslahatan bersama. Jika esensi risalah Islam dan Rasulullah saja mengajarkan untuk memanusiakan yang lain, maka alasan apalagi yang membuat kita merendahkan orang lain? Wallahu a’lam. []

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Makna Hijrah: Pesan Untuk Memanusiakan Perempuan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us