Sebagai cabang ilmu ilmu bahasa, sosiolinguistik telah berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu bahasa.
Saat cabang ilmu ini mulai dirintis pada tahun 1960-an, sosiolinguistik memberi perspektif baru dan segar dalam pengkajian bahasa. Sebuah perspektif yang tidak dimiliki oleh cabang ilmu bahasa yang ada saat itu.
Sosiolinguistik menawarkan sudut pandang baru dengan menjelaskan hubungan variabel sosial terhadap performa kebahasaan seseorang atau masyarakat. Variabel sosial itu bisa berupa gender, usia, kelas sosial, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Penjelasan itu luput dari perhatian linguistik struktural yang terlampau asyik mengkaji bahasa dari internal kebahasaan itu sendiri.
Nah, tapi, sosiolinguistik ternyata juga punya sejumlah kelemahan lho. Oleh para linguis aliran kritis, yang merintis Analisis Wacana Kritis pada tahun 1990-an, sosiolinguistik mendapat sejumlah kritik.
Kritik itu bisa kita temukan dalam buku Language and Power karya Norman Fairclaugh dan Society and Discourse karya Teuun van Dijk.
Kalau dirangkum, ada tiga kritik utama yang disampaikan para perintis analisis wacana kritis itu. Simak video untuk informasi selengkapnya.