Gadgetren – Di tahun 2024 Samsung Innovation Campus (SIC) kembali digelar. Para peserta SIC pada Batch 5 2023/2024 ini terdiri dari dua kategori yang terdiri dari tingkat menengah atas dan mahasiswa.
Adapun untuk tingkat menengah atas yaitu SMA, SMK, dan MA. Sedangkan untuk kategori mahasiswa mencakup D3, D4, dan S1. Proses pembelajaran SIC tahun ini akan berlangsung hingga tanggal 27 Juli 2024.
Pada SIC Batch 5 2023/2024 ini mengangkat tema keterampilan AI, Coding, Programming, dan IoT. Ada sebanyak 126 tim yang berisi 504 peserta yang merupakan hasil seleksi dari 1.000 peserta.
Peserta yang sudah terseleksi tersebut akan melanjutkan ke babak ketiga melalui program AI Product Development Bootcamp. Selain mendapatkan pengetahuan AI, para peserta juga akan diberikan Career Development Program yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta dalam menghadapi dunia kerja.
Selama babak ketiga berlangsung, para peserta akan mendapatkan total waktu pembelajaran 140 jam yang berisi pelatihan AI dengan materi AI Amplification (Machine Learning dan Deep Learning).
Untuk metode pembelajaran yang digunakan pada SIC tahun ini menggunakan gabungan yaitu tatap muka secara online setiap Sabtu selama empat jam dan self-learning melalui fasilitas LMS (Learning Management System).
Lebih jauh, para peserta pada program AI Product Development Bootcamp akan dilibatkan langsung merakit prototype ciptaannya berdasarkan kurikulum Hands-on Prototype Samsung.
Untuk merakit prototype, mereka akan dibekali dengan hardware berupa IoT kit yang terdiri dari micro controller ESP32, breadboard, sensor udara, tactile switches, resistor, dan seamlessly integrating AI models with IoT devices.
Selain merakit prototype IoT, peserta juga akan dilatih untuk melakukan pengujian atas prototype ciptaannya dengan melibatkan masyarakat melalui product sample yang dicoba langsung oleh beberapa masyarakat yang ikut terlibat sejak awal dilakukan wawancara proyek.
Kemudian para peserta diwajibkan untuk mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan untuk penilaian akhir. Setelah itu para mentor akan memilih 40 tim dari masing-masing kategori untuk melaju ke babak semi-final.
Proses seleksi semi-final ini akan dilakukan pada tanggal 29 Juli – 31 Juli 2024. Sementara pengumuman tim yang masuk ke babak semi-final akan diumumkan pada tanggal 1 Agustus 2024.
Selanjutnya memasuki babak final akan diambil 10 tim dari masing-masing kategori yang akan masuk ke babak final. Untuk penjurian babak final ini, akan dilakukan oleh Samsung, Kemendikbud, Kemenag, dan mitra industri dari Samsung.
Para juri akan memilih juara pertama, kedua, dan ketiga serta pemenang kategori People Choice Award untuk masing-masing kategori peserta SMA setara dan universitas.
Sebagai tambahan informasi, Samsung juga mengadakan galeri virtual untuk menampilkan proyek-proyek dari para lulusan program SIC melalui digital portofolio untuk dipamerkan kepada pihak industri yang membutuhkan talenta digital.
Ennita Pramono selaku Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia menyampaikan bahwa pemanfaatan AI dalam IoT product development akan membantu para peserta untuk dapat menciptakan produk yang inovatif, dimana berbagai perangkat yang terhubung dengan internet dapat menganalisa data dan membuat keputusan-keputusan, serta bertindak berdasarkan data, tanpa campur tangan manusia.
“Melalui bootcamp ini, para peserta SIC akan mendapatkan pelatihan untuk mengembangan prototype dari proyek IoT mereka dengan berbasis AI terkini. Kami harapkan para peserta dapat meningkatkan keterampilan teknologinya dalam menghadirkan solusi cerdas yang dibutuhkan dalam memecahkan berbagai masalah sehari-hari di sekitar kita,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Joshua Phartogi selaku Lead Mentor of Samsung Innovation Campus Batch 5 mengungkapkan bahwa para mentor di SIC memiliki segudang pengalaman.
“Ilmu dan sertifikasi tidaklah cukup, tambahan pengalaman juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan. Salah satu contoh dari inovasi yang saya ciptakan adalah Automated Docking for Service Robots yang memanfaatkan kamera dan AI via QR Code atau Marker untuk memperkirakan lokasi charging station terhadap posisi real-time dan actual robot agar dapat masuk ke stasiun pengisian daya secara otomatis ketika baterainya hampir habis,” paparnya.
Tentang penulis
Ageng Wuri
Reporter Gadgetren yang aktif menulis seputar berita terbaru di dunia smartphone, tablet, IoT, laptop, hingga peralatan elektronik rumahan.