Kisah Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar sebagai Ahli Pengobatan

kisah-sayyidah-aisyah-binti-abu-bakar-sebagai-ahli-pengobatan

Sayyidah Aisyah sering kali disebut sebagai sang perempuan yang paling utama dalam bidang keilmuan. Prestasi intelektual Aisyah tidak hanya unggul di antara para wanita.

Bahkan, tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa kecerdasan, pemahaman, dan kekuatan pikirannya melampaui banyak orang pada zamannya, baik pria maupun wanita, dengan pengecualian beberapa sahabat senior.

Pengetahuan Aisyah tidak terbatas pada kemampuan memahami kalimat dan konsep yang rumit. Abu Musa Al-Asy’ari pernah berkata, “Ketika kami, para sahabat, mengalami kesulitan dalam memahami sebuah hadits, kami sering bertanya kepada Aisyah, dan dia selalu mampu menjelaskannya” (HR Tirmidzi).

Atha’ bin Rabah juga diketahui pernah belajar dari beberapa sahabat terkemuka. Namun, ia mengatakan, “Aisyah adalah orang yang paling mendalam pemahamannya, paling luas pengetahuannya, serta paling baik pendapatnya di antara semua orang” (HR Hakim).

Pengetahuan Sayyidah Aisyah yang begitu luas tidak terbatas pada beberapa ilmu tertentu. Ia banyak menguasai berbagai bidang keilmuan, mulai dari Al-Qur’an, hadis, fikih, qiyas, tauhid, akidah, syariat, sejarah, orasi, sastra, hingga bahkan ilmu kedokteran.

Dalam Kitab Sir A’lamun Nubala’ terdapat sebuah hadis yang berbunyi sebagai berikut:

نبأنا ابن قدامة ، وابن علان ، قالا : أخبرنا حنبل : أخبرنا ابن الحصين : أخبرنا ابن المذهب : أخبرنا أحمد بن جعفر : حدثنا عبد الله بن أحمد  : حدثني أبي : حدثنا أبو معاوية عبد الله بن معاوية الزبيري ، قدم علينا مكة ، قال: حدثنا هشام بن عروة ، قال : كان عروة يقول لعائشة : يا أمتاه ، لا أعجب من فقهك ؛ أقول : زوجة نبي الله ، وابنة أبي بكر . ولا أعجب من علمك بالشعر وأيام الناس ؛ أقول : ابنة أبي بكر ، وكان أعلم الناس . ولكن أعجب من علمك بالطب كيف هو ومن أين هو ، أو ما هو ! قال : فضربت على منكبه ، وقالت : أي عرية ، إن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يسقم عند آخر عمره – أو في آخر عمره – وكانت تقدم عليه وفود العرب من كل وجه ، فتنعت له الأنعات ، وكنت أعالجها له ، فمن ثم .

“Ibnu Qudamah dan Ibnu Allan menceritakan kepada kami, mereka berkata: Hanbal menceritakan kepada kami: Ibn al-Husain menceritakan kepada kami: Ibnu al-Madhab menceritakan kepada kami: Ahmad bin Ja’far menceritakan kepada kami: Abdullah bin Ahmad menceritakan kepada kami: Ayah saya menceritakan kepada kami: Abu Muawiyah Abdullah bin Muawiyah al-Zubayri menceritakan kepada kami, dia mendatangi kami di Mekkah, dia berkata: Ceritakan pada kami Hisyam bin Urwah. Ia berkata: Urwah berkata kepada Aisyah: Wahai ibu, aku tidak terkesan dengan fikihmu. Istri Nabi Allah, dan putri Abu Bakar. Saya tidak terkejut dengan pengetahuan Anda tentang puisi dan sejarah bangsa Arab karena Anda adalah Putri Abu Bakar, orang yang paling berilmu tentang hal tersebut. Tapi saya kagum dengan pengetahuan Anda tentang obat, bagaimana dan dari mana anda mempelajarinya?

Lalu Aisyah memukul bahu Urwah dan berkata: Wahai Urwah, sesungguhnya Rasulullah SAW jatuh sakit di akhir usianya, dan terdapat utusan Arab yang mendatanginya dari berbagai daerah, maka saya menceritakan itu kepada beliau, dan saya merawat beliau, maka dari situlah.”

Selain kisah dari Urwah, kisah Sayyidah Aisyah sebagai ahli pengobatan juga bisa dilihat dari bagaimana ia memainkan peran penting dalam merawat dan mengobati orang-orang yang sakit atau terluka, terutama selama masa-masa perang. Salah satu contoh yang menunjukkan keterampilan Aisyah dalam kedokteran, termasuk bedah, adalah perannya dalam Perang Uhud.

Dalam perang ini, banyak sahabat Nabi yang terluka parah, dan Aisyah bersama beberapa wanita lainnya berperan aktif dalam memberikan perawatan medis.

Mereka merawat luka-luka, menghentikan pendarahan, dan memberikan minuman kepada para pejuang yang kehausan. Aisyah juga menggunakan berbagai ramuan obat untuk mengobati luka-luka mereka.

Aisyah belajar tentang pengobatan dan bedah dari berbagai sumber, termasuk para tabib terkenal pada masanya seperti Harits bin Kaladah. Pengetahuan yang luas ini memungkinkan Aisyah untuk memberikan perawatan yang efektif selama situasi-situasi kritis.

Meskipun tidak ada catatan spesifik yang menyebutkan Aisyah melakukan operasi bedah besar, keterlibatannya dalam merawat luka-luka perang menunjukkan bahwa dia memiliki keterampilan yang sangat berharga dalam bidang kedokteran pada masa itu.

Peran Aisyah dalam merawat para pejuang yang terluka selama perang tidak hanya menunjukkan kepeduliannya, tetapi juga keahliannya dalam pengobatan.

Ini membuatnya dikenal sebagai salah satu wanita yang sangat berpengaruh dan dihormati dalam sejarah Islam, tidak hanya karena pengetahuannya dalam agama, tetapi juga kontribusinya dalam bidang kedokteran dan perawatan kesehatan. [AR]

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Kisah Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar sebagai Ahli Pengobatan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us