Mubadalah.id – Hallo salingers, kalian belum terkontaminasi virus “Gak mau nikah” kan? Gara-gara berita isinya gak jauh-jauh dari perceraian, perselingkuhan, sampai ada kekerasan dalam rumah tangga, yang mengakibatkan hilangnya nyawa, geri lah pokoknya.
Tapi nih, yang paling membuat kita gregetan setengah mati, dari semua kasus rumah tangga adalah masalah perselingkuhan, ya gak sih? Kayak kita, ikutan nyesek loh, melihat ada pasangan yang diselingkuhin.
Sadar atau tidak, perselingkuhan ini adalah kunci dari hancurnya rumah tangga, yang berimbas pada percerian juga pembunuhan. Lalu sebenarnya apa sih penyebab dari terjadinya perselingkuhan? Apakah karena masalah finansial?
Mari kita bahas dalam artikel berikut ini, agar kita sedikit paham bahwa Penyebab Perselingkuhan dalam Rumah Tangga Itu Bukan Hanya Karena Masalah Finansial Semata Loh!
Mengapa Perselingkuhan Terjadi?
Melansir penjelasan Ustaz Yoki Az-Zukhruf beliau menyampaikan, setidaknya ada tiga penyebab utama terjadinya perselingkuhan.
PERTAMA, hal yang perlu kita ketahui bahwa rumah tangga adalah keadaannya tidak akan selalu mengalami stagnasi, pasti mengalami perubahan-perubahan. Pasti akan muncul keadaan pasangan yang berubah tidak sehangat dulu, karena faktor lelah atau faktor lainnya.
Perasaan terabaikan bisa saja muncul dari salah satu pihak, dari perasaan inilah kemudian muncul keberanian untuk mencari kehangatan di luar rumah. Hal inilah yang mendorong pentingnya belajar parenting sebelum pernikahan, agar bisa mengatasi permasalahan terkait bagaimana cara membangun keimanan dan kesabaran pasca pernikahan.
Jadi tidak muncul prasangka-prasangka yang menyebabkan terbukanya pintu perselingkuhan dalam rumah tangga tersebut.
KEDUA, yang perlu kita ketahui bahwa pernikahan itu adalah ibadah terpanjang, saking panjangnya ibadah dalam rumah tangga maka setan pun tidak akan tinggal diam membiarkan begitu saja. Setan akan menggoda dan mewarnai sesuatu yang buruk menjadi baik dalam rumah tangga, contoh tiba-tiba seorang isteri merasa cinta kepada suami orang lain atau sebaliknya seorang suami mendadak suka kpd istri orang lain.
Itulah cara setan mewarnai perbuatan buruk terasa indah di pandang mata, sebagaimana Al-Qur’an telah menginformasikan terkait perbuatan iblis :
لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ
“Aku pasti akan jadikan (keburukan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Al-Hijr Ayat 39).
Maka bukan rahasia umum lagi, banyak istri yang punya suami mapan, kaya juga baik tapi malah sibuk ngasih makan brondong, begitu juga sebaliknya.
Jangan Sampai Iblis Menang Merayumu untuk Selingkuh
Faktor ketiga dari penyebab terjadinya perselingkuhan adalah, faktor yang memerlukan keimanan yang ekstra bahwa bala tentara iblis akan datang kepada setiap rumah tangga dengan tujuan memisahkan antara sepasang suami istri, sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
إنَّ إبليسَ يضعُ عرْشَه على الماء، ثم يَبْعَث سَراياه، فأدْناهم منه منزِلةً أعظمُهم فتنةً، يجيء أحدهم فيقول: فعلتُ كذا وكذا، فيقول: ما صنعتَ شيئًا. قال: ثم يجيء أحدهم فيقول: ما تركتُه حتى فَرَّقتُ بينه وبين امرأتِه
Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian mengutus pasukannya. Prajurit yang kedudukannya paling dekat dengannya adalah prajurit yang paling besar kejahatannya. Seorang prajuritnya datang lalu berkata, “Aku sudah melakukan ini dan itu.”
Iblis berkata, “Engkau belum melakukan apa-apa.” Nabi bersabda, “Lantas prajurit yang lain datang lalu berkata, “Aku tidak meninggalkan (manusia) sampai aku memisahkan antara dia dengan istrinya.” (HR. Musim)
Bagaimana seharusnya Bersikap?
Menilik dari penyebab perselingkuhan di atas, ternyata yang kita butuhkan sebelum menikah, bukan hanya merdeka secara finansial. Namun, kita juga butuh paham ilmu agama, paham tahu cara merefresh cinta, agar tidak tertarik dengan rumput tetangga.
Pondasi iman yang kuat inilah, yang kemudian akan mengantarkan kita pada keharmonisan yang penuh keberkahan. Semoga kita semua tergolong dalam orang-orang yang mampu mencintai satu pasangan seumur hidup, tanpa melirik sana-sini. Karena sesungguhnya, apa yang ada dalam orang lain itu juga ada dalam diri pasangan kita, maka tugas kita adalah bersyukur atas kelebihannya dan bersabar atas kekurangannya. []