Rusak Alam Hilang Peradaban

rusak-alam-hilang-peradaban

Rusak alam, hilang peradaban. Mungkin kalimat itulah yang tepat menggambarkan kekhawatiran warga Desa Bangsal tatkala kabut asap melanda. Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut menyisakan cerita pahit bagi warga di Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan ini.

Selain berdampak pada kesehatan dan perekonomian warga, kabut asap juga mengancam warisan budaya yang ada di Desa Bangsal: gulo puan, kudapan khas peninggalan era Kesultanan Palembang.

Gulo puan diproduksi dari susu kerbau rawa–kerbau unik yang bisa berenang dan menyelam untuk mencari makan. Kerbau rawa juga dinilai punya peran penting menjaga ekosistem gambut. 

Buffalo barn in Bangsal village, South Sumatra.
A villager milks a swamp buffalo in the morning in Bangsal village, South Sumatra.
© Abriansyah Liberto / Greenpeace

Namun kesehatan, populasi, dan produksi susu kerbau rawa sangatlah terganggu oleh karhutla dan kabut asap. 

Gunadi, peternak kerbau rawa di Desa Bangsal bercerita, kebakaran hutan dan lahan pada 2015 merusak rawa gambut yang menjadi tempat tumbuhnya pakan kerbau rawa. Walhasil, kerbau ternak warga harus menempuh jarak lebih jauh untuk mencari makan, yakni hingga 7-10 kilometer dari kandang.

“Kami para peternak juga harus mencari pakan tambahan ke tempat yang lebih jauh. Artinya, ada ongkos lebih yang harus kami keluarkan,” kata Gunadi. Saat terjadi kabut asap, ternak juga tak aman karena rawan pencurian. Pada 2015, Gunadi kehilangan 3 ekor kerbaunya–yang ia duga dicuri orang. 

Buffaloes out to graze in the morning in Bangsal village, South Sumatra.
Aerial view of Bangsal village in South Sumatra. The village has been affected by smoke haze from forest and peatland fires for several years.
© Abriansyah Liberto / Greenpeace

Dampak berikutnya dirasakan para perempuan yang banyak mengolah susu kerbau rawa menjadi gulo puan. Ini dikisahkan Marda Ellius alias Yeyen, seorang guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Bangsal, yang juga menjadi penjual gulo puan. Selain menjadi guru dan menjual gulo puan, Yeyen juga menyadap karet dan mencari ikan untuk membantu ekonomi rumah tangganya.

“Musim kabut asap sangat mengganggu kesehatan, aktivitas, dan perekonomian warga. Jika kabut asap tebal di pagi hari, jarak pandang menjadi sangat terbatas. Warga harus menunggu agak siang untuk mulai beraktivitas, termasuk untuk memerah susu kerbau,” ujar Yeyen.

Gunadi dan Yeyen khawatir dengan kabut asap akibat karhutla yang acap menimpa mereka selama bertahun-tahun. Bersama Rohman, seorang warga Bangsal dan sembilan orang lainnya dari daerah lain di Sumatera Selatan, mereka menggugat tiga perusahaan penyebab kabut asap ke Pengadilan Negeri Palembang. Lewat gugatan ini, mereka menuntut penggantian kerugian atas kabut asap akibat karhutla di konsesi tiga perusahaan tersebut.

Marda Ellius or Yeyen (left) and a Bangsal woman cook ‘gulo puan’, a traditional snack made from swamp buffalo milk.
© Abriansyah Liberto / Greenpeace
Gulo puan, a confectionary said to have been created for the ancient Sultans of Palembang.
© Abriansyah Liberto / Greenpeace

Kabut asap akibat karhutla yang terjadi Sumatera Selatan sebenarnya tak terlepas dari persoalan besar kerusakan lanskap gambut akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan. Gunadi pun menaruh harapan kepada pemerintah untuk lebih peduli akan kelestarian lingkungan. Ia ingin tak ada lagi kabut asap karhutla yang muncul hampir setiap tahun  dan mengganggu kesehatan serta perekonomian. Ia ingin lingkungan tempat tinggalnya bebas dari polusi kabut asap.

“Saya juga meminta agar pemerintah lebih peduli dengan lingkungan, terutama di desa-desa wilayah Pampangan. Kalau lahan dialihfungsikan menjadi perkebunan, tidak mustahil gulo puan yang sudah didaftarkan menjadi warisan budaya tak benda pada 2020 akan punah,” tutup Gunadi.***

Foto cerita tentang keunikan dan warisan budaya Desa Bangsal yang terdampak oleh kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut.

Foto: Abriansyah Liberto

Teks: Abriansyah Liberto, Budiarti Putri, Haris Prabowo

0
joy
Joy
0
cong_
Cong.
0
loved
Loved
0
surprised
Surprised
0
unliked
Unliked
0
mad
Mad
Rusak Alam Hilang Peradaban

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Install App

By installing our application, you can access our content faster and easier.

Login

To enjoy Kabarwarga privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Follow Us