Telisik

Pohon Ingul dan Kearifan Budaya Masyarakat Batak Toba

Pohon i ngul atau dikenal dengan nama suren, merupakan jenis pohon yang menjadi bagian kehidupan masyarakat Batak Toba. Kayu ini dijadikan s olu , yaitu p erahu tradisional yang digunakan sebagai alat transportasi untuk menangkap ikan di Danau Toba. K ayu dan daun ingul juga digunakan sebagai pestisida alami oleh masyarakat etnis Toba. Sementara, masyarakat

  • Pohon ingul atau dikenal dengan nama suren, merupakan jenis pohon yang menjadi bagian kehidupan masyarakat Batak Toba.
  • Kayu ini dijadikan solu, yaitu perahu tradisional yang digunakan sebagai alat transportasi untuk menangkap ikan di Danau Toba.
  • Kayu dan daun ingul juga digunakan sebagai pestisida alami oleh masyarakat etnis Toba. Sementara, masyarakat etnis Karo memanfaatkan ingul dengan berbagai seperti sebagai bahan pembuatan meubel dan alat musik.
  • Pohon ingul tumbuh di hampir setiap kebun masyarakat di pinggiran Danau Toba, di antara pohon kemiri, cokelat, dan mangga. Pohon juga ini dimanfaatkan sebagai pelindung tanaman kopi.

Ingul atau dikenal juga dengan nama suren, merupakan jenis pohon yang menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat etnis Batak Toba.

Kayu ini dikenal akan ketahanannya terhadap air dan serangga. Untuk itu, sangat ideal dijadikan solu, yaitu perahu tradisional yang digunakan sebagai alat transportasi menangkap ikan di Danau Toba.

‘Kayu ini saya pesan dari Desa Holbung, Samosir. Di sini sudah jarang, pohon-pohonnya masih kecil, belum bisa digunakan untuk membuat solu,” jelas Op. Adrian, Ketua Komunitas Adat Huta Lottung, Muara, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, di kediamannya, Jumat [5/4/2024].

Pohon ingul yang menjadi bagian kehidupan masyarakat Batak Toba. Foto: Barita News Lumbanbatu/Mongabay Indonesia

Untuk membuat solu diperlukan seni dan keahlian. Dari keterampilannya itu, Op. Adrian bisa mendapatkan upah antara Rp1-1,5 juta untuk membuat satu solu. Sementara, harga kayu ingul bisa mencapai Rp4-6 juta per meter kubik, dengan diameter 30-40 cm.

Namun, menurunnya populasi ikan di Danau Toba, ditambah pencemaran dan invasi spesies predator seperti ikan lohan, membuat minat masyarakat lokal untuk menjadi nelayan atau parsolu, berkurang.

‘Bukan masalah upah, tapi orang malas mancing. Mereka lebih memilih berbisnis keramba,’ ungkapnya.

Op. Adrian Rajagukguk tengah membuat Solu yaitu sampan tradisional etnis Batak Toba yang digunakan untuk menangkap Ikan di Danau Toba. Foto: Barita News Lumbanbatu/Mongabay Indonesia

Nilai ekologi dan kultural

Ingul [Toona sureni] adalah jenis kayu yang masuk keluarga Meliaceae, dengan pertumbuhan mudah yang tidak memerlukan perhatian khusus. Tinggi pohonnya bisa mencapai 30-50 meter, dengan diameter sekitar 1 meter.

Ingul tumbuh di hampir setiap kebun masyarakat di pinggiran Danau Toba, di antara pohon kemiri, cokelat, dan mangga. Pohon ini dimanfaatkan sebagai pelindung tanaman kopi dan biasanya tumbuh pada ketinggian 600-1.200 meter di atas permukaan laut, dengan temperatur rata-rata 22 derajat Celcius.

Berdasarkan laporan prosiding seminar nasional masyarakat Biodiversitas Indonesia oleh Liberina Kristina Ibo dan Septiani Dian Arimukti [BRIN, 2019], berjudul “Studi Etnobotani Pada Masyarakat Sub-Etnis Batak Toba di Desa Martoba, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara”, kayu dan daun ingul digunakan sebagai pestisida alami oleh masyarakat etnis Toba.

Hau [kayu] ingul dipakai juga sebagai dasar rumah adat etnis Batak Toba, atau warga lokal menyebutnya Ruma Bolon. Sedangkan masyarakat etnis Karo memanfaatkan ingul sebagai bahan pembuatan meubel dan alat musik.

Solu Bolon adalah perahu tradisional yang digunakan untuk menangkap ikan di Danau Toba. Barita News Lumbanbatu/Mongabay Indonesia

Nasib pohon ingul

Perkembangan teknologi konstruksi telah mengurangi kebutuhan kayu ingul dalam pembuatan perahu. Juga, pembangunan rumah tradisional, yang kini lebih sering menggunakan material moderen.

“Rumah-rumah sekarang lebih mudah dibangun dengan semen dan batu,” kata Op. Adrian.

Rumah Bolon adalah rumah adat etnis Batak Toba yang terbuat dari pohon Ingul. Barita News Lumbanbatu/Mongabay Indonesia

Edward Siregar, Ketua PD AMAN [Aliansi Masyarakat Adat Nusantara] Tapanuli Utara mengatakan, pohon ingul masih ditemukan di kawasan hutan Muara. Tapi, terancam kehilangan nilai ekonominya karena wilayah tersebut sudah diklaim sebagai kawasan hutan negara.

“Ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya pendapatan masyarakat dan memudarnya kearifan lokal terhadap pemanfaatan kayu ingul,” jelasnya, awal April 20204.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Edward mendirikan Sekolah Adat di Komunitas Adat Huta Lottung.

“Tujuannya, agar kearifan lokal terutama pembuatan solu dan tradisi lainnya di pinggiran Danau Toba dapat diteruskan generasi mendatang,” ujarnya.

Pulau Sibandang, Surga Tersembunyi di Tengah Danau Toba

Pengepul kebahagiaan dari temuan abad modern, berupa listrik, internet dan komputer. Hidup harmonis bersama barisan code dan segelas kopi kenangan.

Sign up for a newsletter today!

Want the best of KWFeeds Posts in your inbox?

You can unsubscribe at any time

What's your reaction?


    Warning: Undefined array key "nonce" in /home/kabarwar/public_html/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 226
    Awesome
    Awesome

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /home/kabarwar/public_html/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 15
    EW
    Ew!

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /home/kabarwar/public_html/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 12
    FUNNY
    Funny

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /home/kabarwar/public_html/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 9
    LOL
    Lol

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /home/kabarwar/public_html/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 98
    Loved
    Loved

  • Warning: Undefined array key "nonce" in /home/kabarwar/public_html/wp-content/plugins/newsy-reaction/class.newsy-reaction.php on line 342
  • 53
    OMG
    Omg!
Leave Comment

Related Posts

Load More Posts Loading...No More Posts.
Celebrity Philantrophy Amazing Stories About Stories